Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 1063
Bab 1063 Bertemu “Pesaing Cinta” Lagi
Pangeran mencuri pandangan: “Bidadari yang jatuh,terutama ditempat bar seperti ini, selama kita mau, semuanya mudah didapatkan.”
“Sepanjang hari di dalam otak kotormu lagi mikirin apa?” Jane menepuk kepala pangeran melihat kearah pandangan mereka, yang menakjubkan, wanita itu hanya melihat ke dirinya, dan mata kedua pria itu melayang di udara.
Bagaimanapun, mereka telah saling bertemu, dan terakhir kali mereka mengobrol baik, Jane dengan sopan tersenyum kepadanya.
Siapa tahu dia tidak membalas senyumnya, tetapi dia memberinya tatapan ganas, seolah memperingatkannya untuk tidak terlalu sombong.
“Bos, buruan lihat, wanita itu sedang mengedipkan matanya padaku, dia mengundangku untuk minum bersamanya.” pangeran begitu bersemangat.
“Pangeran, mata kamu dipantat ya?” Jane lagi-lagi memukul pangeran.
Raut wajah wanita itu seperti ingin memakan orang, pangeran yang matanya buta ini bisa kelihatan bahwa dia mencoba mengedipkan mata padanya. benar saja, ketika seorang pria melihat seorang wanita, hanya memikirkan bagian bawahnya saja.
Pangeran terkikik dan berkata: “Bos, dia benar-benar menatapku. Kamu jangan tampar aku lagi, aku tidak ingin dia salah paham.”
Jane membenci gadis yang tidak menjanjikan ini, dia langsung berani ketika melihat permpuan, dia tidak bisa apa-apa, dan dia cemas untuknya,
Pangeran tidak bertindak, dia sebagia Bos membantunya, dia memberi isyarat: “Kiara, tolong kirim secangkir merah muda Iloveyou 3000 ke wanita cantik di sana. Katakan padanya bahwa pangeran yang mentraktirnya.”
Pangeran tersentuh sampai menangis: “bos,aku tahu, bahwa masih kamulah yang terbaik.”
“Kalian bertiga.” Kiara memandang ketiga orang ini, dengan sangat tidak berdaya, dia mengirim segelas bir ke wanita cantik yang ada di sana. “Nona cantik,pria disana mengundang kamu untuk minum bir ini.”
Pandangan wanita itu yang tertuju pada Jane pindah ke pangeran, dan tatapannya bertambah garang.
Apakah gertakan Jane masih tidak cukup untuk menggertaknya? Bahkan membuat bocah yang menyusui menghinanya.
Benar-benar tidak bisa ditoleransi, dia harus menghancurkan wanita sombong itu hari ini.
Dia mengambil gelas itu dengan marah, dengan membawa bir dia menghampiri Jane dan temannya.
Wanita itu datang kepadanya dengan membawa bir, dia pasti datang untuk berterima kasih pada mereka, Pangeran begitu bersemangat sehingga dia hampir berteriak: “Dia kemari, Dia kemari, dia mendatangi aku…………Bos, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan?”
Pria yang tidak menjanjikan ini, tidak melihat kalau disampingnya ada wanita cantik, tapi barang seperti itu bisa membuat dia terpesona.
Jane mencubit dia dengan keras: “Iya dia kemar, kenapa kamu begitu semangat, tenang!”
Pangeran begitu bersemangat sehingga botol bir yang ada ditangannya gemetar: “bos, aku tidak bisa tenang. Wanita itu, tubuhnya panas, yang kecil harus kecil, yang besar harus besar, dibandingkan dengan putri Taiping di sekolah kami, dia benar-benar seperti peri.”
Jane sangat marah sehingga dia memalingkan matanya: “Pepatah apa yang kamu gunakan?”
Di bawah tatapan mereka, wanita itu semakin dekat, dan akhirnya datang ke meja mereka.
Ketika pangeran hendak menyapanya, siapa yang tahu segelas bir tumpah di wajahnya.
Wanita itu bahkan tidak memandangnya, dia berkata kepada Jane : “Apakah masalah kita mau diselesaikan disini, atau diselesaikan diluar?”
“Masalah kita? Memangnya masalah kita apa?” wajah Pangeran diguyur air, melihat dia tersipu malu, Jane tertawa hingga sakit perut, butuh banyak upaya untuk berbicara dengan wanita itu.
Wanita itu menggertakkan giginya dan berkata, “Kamu pura-pura tidak tahu ada aku bukan?”
“Tidak, aku tidak tahu.” Apakah dia dipecat, sekarang dia mencari dia membuat tagian?
Tapi masalah itu bukan dia yang melakukannya, ada apa dengan dia? Jika dia ingin mencarinya sana pergi cari Sebastian si bangsat itu.
Thalia sangat marah sehingga dia mengambil segelas bir lagi, kali ini, tujuannya adalah Jane : “Se…”
“Oh, kamu tidak perlu mengingatkanku, aku sudah ingat.” Baru mengeluarkan satu kata Se, Jane segera memotongnya dan menyeretnya keluar. “Masalah kita, secara alami hanya kita berdua yang menyelesaikannya.”
Pangeran dan Rino: “Bos, sebenarnya apa yang terjadi?”
Jane berkata: “Aku dengan wanita ini mempunyai masalah pribadi yang harus diselesaikan, kalian jangan ikut.”
Pangeran dan Rino menatapku, aku lihat kamu,akhirnya dalam waktu yang samaan mereka bertatapan, secara kebetetulan mereka berkata serentak: “Kepala Sekolah tiba-tiba menghilang bukan karena Bos memukulnya, dia berubah menjadi penyuka cewek.”
Mereka berdua mengajukan pertanyaan, mengangguk dan menggelengkan kepala pada saat bersamaan, jika itu benar, maka……… haruskah mereka dibujuk?
Meskipun orientasi seksual Bos berbeda dengan masyarakat umum, namun sekarang seperti ini sangat terbuka di masyarakat, pria dan pria, wanita dan wanita, semuanya tidak menjadi masalah.
Mereka harus berharap Bos menemukan kebahagiaannya sendiri.
Tapi mengapa wanita menyukai wanita, dan mereka para lelaki bagaimana?
Pandangan mereka, bagaimana dengan reproduksi manusia di masa yang akan datang? Ini adalah masalah sosial yang sangat serius.
……
Di luar bar.
Jane melepaskan Thalia: “Thalia, jika kamu ingin bicara sama aku, bicarakan baik-baik disini denganku.”
Thalia menatap Jane, menggertakkan giginya dengan kebencian. “Jane, aku tidak menyinggungmu, mengapa kamu ingin membunuhku?”
Jane tidak mengerti: “apa maksud perkataanmu?”
Thalia berkata dengan marah: “apa maksudnya? Apa maksudmu dengan bertanya padaku apa maksudnya? Terakhir kali aku berada di Bandara Pasirbumi, kamu mengatakan bahwa kamu tidak ada hubungannya dengan keluarga Tanjaya. Kamu sendiri yang memberikan nomor teleponnya kepadaku, membuat aku yakin dan berani mengajaknya.”
Jane mengangguk dengan jujur: “Ya. Terus ada masalah apa, aku ingat, aku tidak akan menyangkalnya. Tapi bukannya aku membatumu, mengapa kamu membuatku seperti berhutang padamu ratusan juta?”
“Haha……” Thalia mencibir marah, “Jane, aku jujur, bahwa kamu memiliki wajah yang cantik dan baik, tetapi hati itu sangat kejam sehingga tidak ada orang yang bisa menandingimu. Kalian berdua bertengkar, kamu bahkan menarikku keluar. Kamu tahu, aku tidak sabar untuk menghancurkanmu sekarang. ”
Kepikiran kalau pria keluarga Tanjaya meminta orang untuk menyeretnya keluar dari hotel malam itu, Thalia benar-benar merasa bahwa dia telah kehilangan wajahnya sepanjang hidupnya.
Bukan untuk menyingkirkannya, dan menyeretnya, Satpam yang disuruh hotel menyeretnya, mengatakan bahwa dia adalah wanita yang tidak bermoral.
Dulu banyak pria tidak bisa mengajaknya kencan. Kali ini tidak mudah untuk melihatnya.
Dia berpikir bahwa kesempatan akhirnya datang, siapa tahu bahwa kartu yang baru saja dikeluarkannya belum sampai lima menit sudah dikomplain oleh orang.
Setelah dikomplain, dia tidak mau membalasnya, awalnya ingin membalasnya, siapa tahu dia kehilangan muka saat mengantarnya.
Jane dengan tulus berkata: “Aku benar-benar tidak ada hubungannya dengan dia. Dia itu otak mesum, jangan salahkan aku atas apa yang dia lakukan padamu.”
Pangeran mencuri pandangan: “Bidadari yang jatuh,terutama ditempat bar seperti ini, selama kita mau, semuanya mudah didapatkan.”
“Sepanjang hari di dalam otak kotormu lagi mikirin apa?” Jane menepuk kepala pangeran melihat kearah pandangan mereka, yang menakjubkan, wanita itu hanya melihat ke dirinya, dan mata kedua pria itu melayang di udara.
Bagaimanapun, mereka telah saling bertemu, dan terakhir kali mereka mengobrol baik, Jane dengan sopan tersenyum kepadanya.
Siapa tahu dia tidak membalas senyumnya, tetapi dia memberinya tatapan ganas, seolah memperingatkannya untuk tidak terlalu sombong.
“Bos, buruan lihat, wanita itu sedang mengedipkan matanya padaku, dia mengundangku untuk minum bersamanya.” pangeran begitu bersemangat.
“Pangeran, mata kamu dipantat ya?” Jane lagi-lagi memukul pangeran.
Raut wajah wanita itu seperti ingin memakan orang, pangeran yang matanya buta ini bisa kelihatan bahwa dia mencoba mengedipkan mata padanya. benar saja, ketika seorang pria melihat seorang wanita, hanya memikirkan bagian bawahnya saja.
Pangeran terkikik dan berkata: “Bos, dia benar-benar menatapku. Kamu jangan tampar aku lagi, aku tidak ingin dia salah paham.”
Jane membenci gadis yang tidak menjanjikan ini, dia langsung berani ketika melihat permpuan, dia tidak bisa apa-apa, dan dia cemas untuknya,
Pangeran tidak bertindak, dia sebagia Bos membantunya, dia memberi isyarat: “Kiara, tolong kirim secangkir merah muda Iloveyou 3000 ke wanita cantik di sana. Katakan padanya bahwa pangeran yang mentraktirnya.”
Pangeran tersentuh sampai menangis: “bos,aku tahu, bahwa masih kamulah yang terbaik.”
“Kalian bertiga.” Kiara memandang ketiga orang ini, dengan sangat tidak berdaya, dia mengirim segelas bir ke wanita cantik yang ada di sana. “Nona cantik,pria disana mengundang kamu untuk minum bir ini.”
Pandangan wanita itu yang tertuju pada Jane pindah ke pangeran, dan tatapannya bertambah garang.
Apakah gertakan Jane masih tidak cukup untuk menggertaknya? Bahkan membuat bocah yang menyusui menghinanya.
Benar-benar tidak bisa ditoleransi, dia harus menghancurkan wanita sombong itu hari ini.
Dia mengambil gelas itu dengan marah, dengan membawa bir dia menghampiri Jane dan temannya.
Wanita itu datang kepadanya dengan membawa bir, dia pasti datang untuk berterima kasih pada mereka, Pangeran begitu bersemangat sehingga dia hampir berteriak: “Dia kemari, Dia kemari, dia mendatangi aku…………Bos, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan?”
Pria yang tidak menjanjikan ini, tidak melihat kalau disampingnya ada wanita cantik, tapi barang seperti itu bisa membuat dia terpesona.
Jane mencubit dia dengan keras: “Iya dia kemar, kenapa kamu begitu semangat, tenang!”
Pangeran begitu bersemangat sehingga botol bir yang ada ditangannya gemetar: “bos, aku tidak bisa tenang. Wanita itu, tubuhnya panas, yang kecil harus kecil, yang besar harus besar, dibandingkan dengan putri Taiping di sekolah kami, dia benar-benar seperti peri.”
Jane sangat marah sehingga dia memalingkan matanya: “Pepatah apa yang kamu gunakan?”
Di bawah tatapan mereka, wanita itu semakin dekat, dan akhirnya datang ke meja mereka.
Ketika pangeran hendak menyapanya, siapa yang tahu segelas bir tumpah di wajahnya.
Wanita itu bahkan tidak memandangnya, dia berkata kepada Jane : “Apakah masalah kita mau diselesaikan disini, atau diselesaikan diluar?”
“Masalah kita? Memangnya masalah kita apa?” wajah Pangeran diguyur air, melihat dia tersipu malu, Jane tertawa hingga sakit perut, butuh banyak upaya untuk berbicara dengan wanita itu.
Wanita itu menggertakkan giginya dan berkata, “Kamu pura-pura tidak tahu ada aku bukan?”
“Tidak, aku tidak tahu.” Apakah dia dipecat, sekarang dia mencari dia membuat tagian?
Tapi masalah itu bukan dia yang melakukannya, ada apa dengan dia? Jika dia ingin mencarinya sana pergi cari Sebastian si bangsat itu.
Thalia sangat marah sehingga dia mengambil segelas bir lagi, kali ini, tujuannya adalah Jane : “Se…”
“Oh, kamu tidak perlu mengingatkanku, aku sudah ingat.” Baru mengeluarkan satu kata Se, Jane segera memotongnya dan menyeretnya keluar. “Masalah kita, secara alami hanya kita berdua yang menyelesaikannya.”
Pangeran dan Rino: “Bos, sebenarnya apa yang terjadi?”
Jane berkata: “Aku dengan wanita ini mempunyai masalah pribadi yang harus diselesaikan, kalian jangan ikut.”
Pangeran dan Rino menatapku, aku lihat kamu,akhirnya dalam waktu yang samaan mereka bertatapan, secara kebetetulan mereka berkata serentak: “Kepala Sekolah tiba-tiba menghilang bukan karena Bos memukulnya, dia berubah menjadi penyuka cewek.”
Mereka berdua mengajukan pertanyaan, mengangguk dan menggelengkan kepala pada saat bersamaan, jika itu benar, maka……… haruskah mereka dibujuk?
Meskipun orientasi seksual Bos berbeda dengan masyarakat umum, namun sekarang seperti ini sangat terbuka di masyarakat, pria dan pria, wanita dan wanita, semuanya tidak menjadi masalah.
Mereka harus berharap Bos menemukan kebahagiaannya sendiri.
Tapi mengapa wanita menyukai wanita, dan mereka para lelaki bagaimana?
Pandangan mereka, bagaimana dengan reproduksi manusia di masa yang akan datang? Ini adalah masalah sosial yang sangat serius.
……
Di luar bar.
Jane melepaskan Thalia: “Thalia, jika kamu ingin bicara sama aku, bicarakan baik-baik disini denganku.”
Thalia menatap Jane, menggertakkan giginya dengan kebencian. “Jane, aku tidak menyinggungmu, mengapa kamu ingin membunuhku?”
Jane tidak mengerti: “apa maksud perkataanmu?”
Thalia berkata dengan marah: “apa maksudnya? Apa maksudmu dengan bertanya padaku apa maksudnya? Terakhir kali aku berada di Bandara Pasirbumi, kamu mengatakan bahwa kamu tidak ada hubungannya dengan keluarga Tanjaya. Kamu sendiri yang memberikan nomor teleponnya kepadaku, membuat aku yakin dan berani mengajaknya.”
Jane mengangguk dengan jujur: “Ya. Terus ada masalah apa, aku ingat, aku tidak akan menyangkalnya. Tapi bukannya aku membatumu, mengapa kamu membuatku seperti berhutang padamu ratusan juta?”
“Haha……” Thalia mencibir marah, “Jane, aku jujur, bahwa kamu memiliki wajah yang cantik dan baik, tetapi hati itu sangat kejam sehingga tidak ada orang yang bisa menandingimu. Kalian berdua bertengkar, kamu bahkan menarikku keluar. Kamu tahu, aku tidak sabar untuk menghancurkanmu sekarang. ”
Kepikiran kalau pria keluarga Tanjaya meminta orang untuk menyeretnya keluar dari hotel malam itu, Thalia benar-benar merasa bahwa dia telah kehilangan wajahnya sepanjang hidupnya.
Bukan untuk menyingkirkannya, dan menyeretnya, Satpam yang disuruh hotel menyeretnya, mengatakan bahwa dia adalah wanita yang tidak bermoral.
Dulu banyak pria tidak bisa mengajaknya kencan. Kali ini tidak mudah untuk melihatnya.
Dia berpikir bahwa kesempatan akhirnya datang, siapa tahu bahwa kartu yang baru saja dikeluarkannya belum sampai lima menit sudah dikomplain oleh orang.
Setelah dikomplain, dia tidak mau membalasnya, awalnya ingin membalasnya, siapa tahu dia kehilangan muka saat mengantarnya.
Jane dengan tulus berkata: “Aku benar-benar tidak ada hubungannya dengan dia. Dia itu otak mesum, jangan salahkan aku atas apa yang dia lakukan padamu.”
Bình luận facebook