Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 78
Bab 78 Waktu Yang Hangat Dan Romantis
Sekarang Ariella akhirnya mengerti, mengapa Carlson ketika bekerja berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris, karena dia awalnya berasal dari Grup Aces.
Bisa memungkinkan Grup Aces menunjuk sebagai Direktur inovasi dan teknologi, kemampuannya juga harusnya sudah diakui, dan dari penampilan Carlson beberapa saat ini, kemampuan dia memang luar biasa.
Melihat dan memikirkannya, mata Ariella tidak berpindah terus tertuju keatas wajah Carlson.
Dia selalu mengenakan kacamata berbingkai emas, kecuali saat tidur, sangat jarang melihatnya melepasnya.
Mengenakan kacamata itu dia terlihat dewasa dan terkendali, dia yang tidak mengenakan kacamata, terlihat lebih lembut sedikit.
Namun, tidak peduli apakah memakai kacamata atau tidak, dia tidak bisa menutupi temperamennya yang elegan dan anggun dan tidak bisa menutupi wajahnya yang sangat tampan itu.
Tiba-tiba, Ariella teringat pada sebuah quotes yang populer di Internet, pria yang mengenakan kacamata itu akan terlihat sopan, menggunakan penampilan itu untuk menggait hati orang, faktanya adalah “binatang berjubah.”
Dalam benak Ariella teringat tentang apa yang terjadi pada hari makan malam amal, hari itu Carlson membuatnya takut, benar-benar sedikit “binatang berjubah”.
Tidak, Ariella langsung menggelengkan kepala, dan menepuk-nepuk wajahnya, mengapa dia bisa memikirkannya seperti itu?
Kalau memang dia memilih untuk melupakan apa yang terjadi hari itu, dia seharusnya tidak memikirkannya lagi.
Ariella memikirkannya sampai hilang fokus, sama sekali tidak menyadari tatapan mata lembut yang telah dilemparkan Carlson kearahnya.
Dia sebentar menggelengkan kepalanya, sebentar menepuk-nepuk wajahnya, sebentar mengerutkan kening, sebentar meratakan mulutnya, mimik diatas wajahnya kaya dan beragam, jelas terbenam ke dalam dunianya sendiri.
Carlson menatapnya dan tidak bisa tidak bertanya-tanya.
Sebenarnya seperti apa dunia didalam batinnya?
Bisakah dia membiarkannya masuk untuk melihat-lihat?
Mungkin tatapan mata Carlson terlalu membara, Ariella akhirnya kembali fokus, ketika dia menoleh ke atas, tatapannya bertabrakan dengan tatapan Carlson.
Dia dengan cepat berbalik dan secara naluriah ingin lepas dari tatapannya.
“Apa yang sedang kamu pikirkan?”
“Tidak, aku tidak memikirkan apa-apa.”
Mendengarkan dia berkata tidak apa-apa, Carlson tidak terus bertanya, sekali lagi kembali fokus pada pekerjaannya.
Carlson sedang sibuk bekerja, Ariella juga tidak enak untuk menganggunya, dan duduk diam.
Namun, tidak lama kemudian Daiva mengirim sekotak makanan cemilan dan susu, memandang Ariella tersenyum berkata: “Nyonya Carlson, ini yang diminta Tuan Carlson di persiapkan untukmu.”
Setelah berterima kasih pada Daiva, Ariella datang ke samping meja Carlson dengan membawa camilan, tersenyum bertanya kepadanya: “Apakah kamu ingin makan sedikit?”
“Ya.” Carlson membalas dengan singkat.
Ariella medorong piring lebih dekat kepadanya: “Ayo makan sedikit, baru bekerja lagi. Mesin saja tidak bisa berjalan 24 jam sehari, apalagi manusia.”
“Suapin aku.” kata Carlson juga tidak mengangkat kepala.
Uh …
Suapin dia?
Carlson pria ini mengatakan kata-kata yang mesra seperti itu, mengapa dia bisa selalu mengatakannya dengan begitu serius?
Membuat orang tidak mengerti apakah dia tidak mengerti seberapa mesra tindakan suapin ini, atau apakah dia hanya ingin menggodanya?
Kecepatan laju jantung Ariella berdetak semakin cepat.
Tapi lihatlah Carlson, dia sedang sibuk dengan pekerjaan, sama sekali menatapnya, tentu saja tidak punya pemikiran lain, dia hanya tangannya tidak kosong saja.
Baiklah, Ariella mengakui bahwa dirinya terlalu banyak berpikir.
Dia mengambil sepotong kue dan mengirimkannya kedepan mulut Carlson: “Aaa, buka mulutmu.”
Kedua mata Carlson melihat angka yang ada di layar komputer, masih dengan patuh membuka mulut dan membuat satu gigitan.
Dia menggigit dengan gigitan yang besar, satu gigitan mengigit setengahnya.
Ketika dia selesai makan, Ariella menyuapinnya.
Juga tidak tahu apakah itu disengaja atau tidak, satu gigitannya, bahkan jari-jarinya Ariella juga digigit olehnya.
Dia tidak menggunakan tenaga, hanya mengisap sedikit seperti endot bayi, dan perasaan menarik langsung menyebar ke seluruh tubuh Ariella.
Terkejut dan dengan cepat menarik tangannya, wajahnya sekali lagi memerah.
Tatapan Carlson akhirnya meninggalkan komputer, melihat kearah Ariella, dengan berat berkata: “Apakah kamu sedang bercanda?”
Ariella : “…”
Uh ——
Apakah itu dia yang berpikir berlebihan lagi, pada kenyataannya dia sama sekali tidak memiliki maksud seperti yang dia pikirkan?
Dia mengambil sepotong kue dan menyerahkannya, “Kalau begitu kamu makan sepotong lagi.”
“Menemani aku di sini, apakah itu sangat membosankan?” Carlson tidak lagi membuka mulutnya, tetapi mengajukan satu pertanyaan padanya.
“Tidak membosankan.” Pulang ke rumah juga sendirian, berada disini masih bisa berbicara dengannya, Ariella merasa tidak ada yang salah dengan itu.
Yang paling penting adalah gaji dua kali lipat yang baru saja dia katakan.
“Ariella.”
Carlson lagi-lagi memanggil namanya, suara itu masih sangat penuh dengan magnetis dan penuh pesona, mereka telah bersamanya selama dua tiga bulan, dia masih merasa bahwa sangat enak didengar ketika dia memanggil namanya.
“Hmm?”
Kata “Hm” baru saja diekspor, Carlson merentangkan tangannya dan menyeretnya keatas pangkuannya.
Ariella terkejut untuk menyentuh dadanya, tubuhnya kaku, membuka mulut suara itu mulai bergetar: “Carlson, jangan di sini.”
“Apanya yang jangan tidak di sini?” Dia mengulurkan tangan dan membuka rambutnya yang ada di depan dahinya, matanya menatap lekat-lekat padanya, dengan serius bertanya.
Ariella : “…”
Tadi dia mengira dia ingin seperti malam itu, terkejut dia secara naluriah mengatakan perkataan seperti ini.
Tapi melihat penampilan Carlson yang sekarang, dia tidak ingin melakukan apa pun padanya, tetapi dia sendiri yang berpikir terlalu berlebihan, dia mana mungkin berani memberitahunya – apa yang jangan di sini.
Sebelumnya jika dia tidak ingin menjawab pertanyaan, ingin melarikan diri, Carlson akan selalu sangat perhatian dan tidak akan terus mengejarnya lagi.
“Hmm?” Carlson hari ini tidak berniat membiarkannya pergi, dia harus tahu dari mulutnya apa yang jangan di sini.
Tubuh itu dipeluk olehnya, dan untuk pertama kalinya dia dipegang dengan sangat erat, dan otak Ariella hampir hangus terbakar, bahkan alasan pun tidak dapat ditemukan.
Pada saat ini, dia tidak sabar untuk mencari sebuah cangkang, selama dia bersembunyi didalam cangkangnya sendiri, maka dia tidak perlu menjawab.
Mata Carlson terus mengawasinya, fokus dan serius, seperti menggunakan matanya untuk memberitahunya bahwa jika dia tidak mendapatkan jawaban, dia tidak akan pernah membiarkannya pergi.
Ariella ingin kabur, tetapi tidak bisa.
Lengannya, sepertinya dengan lembut membelai pinggangnya, tapi kekuatannya terlalu besar untuk bisa lepas.
Setelah berusaha lepas, Ariella sudah menyerah.
Juga tidak tahu apakah otaknya error, Di bawah tatapan Carlson, dia mengulurkan tangan mengaitkan leher Carlson dan mengambil inisiatif untuk menciumnya.
Tidak, dia juga bukan menciumnya, tetapi menggigitnya.
Seolah membalaskan dendam malam itu, ingin mengembalikan semua yang telah dia lakukan padanya.
Dalam hal percintaan, Carlson tidak memiliki banyak pengalaman, tetapi didalam dunia bisnis dia adalah BOSS besar.
Hanya sedikit ragu sejenak, dia mengambil inisiatif untuk meraihnya – menciumnya dengan ganas.
Tok tok ——
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu, Henry mendorong pintu: “Direktu Carlson …”
Dua orang yang sedang berciuman yang sulit untuk berpisah sejenak terpisahkan, Ariella ingin melarikan diri, tetapi ditekan oleh Carlson diatas pelukannya dan berkata dengan suara suram: “Ada apa?”
Sekarang Ariella akhirnya mengerti, mengapa Carlson ketika bekerja berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris, karena dia awalnya berasal dari Grup Aces.
Bisa memungkinkan Grup Aces menunjuk sebagai Direktur inovasi dan teknologi, kemampuannya juga harusnya sudah diakui, dan dari penampilan Carlson beberapa saat ini, kemampuan dia memang luar biasa.
Melihat dan memikirkannya, mata Ariella tidak berpindah terus tertuju keatas wajah Carlson.
Dia selalu mengenakan kacamata berbingkai emas, kecuali saat tidur, sangat jarang melihatnya melepasnya.
Mengenakan kacamata itu dia terlihat dewasa dan terkendali, dia yang tidak mengenakan kacamata, terlihat lebih lembut sedikit.
Namun, tidak peduli apakah memakai kacamata atau tidak, dia tidak bisa menutupi temperamennya yang elegan dan anggun dan tidak bisa menutupi wajahnya yang sangat tampan itu.
Tiba-tiba, Ariella teringat pada sebuah quotes yang populer di Internet, pria yang mengenakan kacamata itu akan terlihat sopan, menggunakan penampilan itu untuk menggait hati orang, faktanya adalah “binatang berjubah.”
Dalam benak Ariella teringat tentang apa yang terjadi pada hari makan malam amal, hari itu Carlson membuatnya takut, benar-benar sedikit “binatang berjubah”.
Tidak, Ariella langsung menggelengkan kepala, dan menepuk-nepuk wajahnya, mengapa dia bisa memikirkannya seperti itu?
Kalau memang dia memilih untuk melupakan apa yang terjadi hari itu, dia seharusnya tidak memikirkannya lagi.
Ariella memikirkannya sampai hilang fokus, sama sekali tidak menyadari tatapan mata lembut yang telah dilemparkan Carlson kearahnya.
Dia sebentar menggelengkan kepalanya, sebentar menepuk-nepuk wajahnya, sebentar mengerutkan kening, sebentar meratakan mulutnya, mimik diatas wajahnya kaya dan beragam, jelas terbenam ke dalam dunianya sendiri.
Carlson menatapnya dan tidak bisa tidak bertanya-tanya.
Sebenarnya seperti apa dunia didalam batinnya?
Bisakah dia membiarkannya masuk untuk melihat-lihat?
Mungkin tatapan mata Carlson terlalu membara, Ariella akhirnya kembali fokus, ketika dia menoleh ke atas, tatapannya bertabrakan dengan tatapan Carlson.
Dia dengan cepat berbalik dan secara naluriah ingin lepas dari tatapannya.
“Apa yang sedang kamu pikirkan?”
“Tidak, aku tidak memikirkan apa-apa.”
Mendengarkan dia berkata tidak apa-apa, Carlson tidak terus bertanya, sekali lagi kembali fokus pada pekerjaannya.
Carlson sedang sibuk bekerja, Ariella juga tidak enak untuk menganggunya, dan duduk diam.
Namun, tidak lama kemudian Daiva mengirim sekotak makanan cemilan dan susu, memandang Ariella tersenyum berkata: “Nyonya Carlson, ini yang diminta Tuan Carlson di persiapkan untukmu.”
Setelah berterima kasih pada Daiva, Ariella datang ke samping meja Carlson dengan membawa camilan, tersenyum bertanya kepadanya: “Apakah kamu ingin makan sedikit?”
“Ya.” Carlson membalas dengan singkat.
Ariella medorong piring lebih dekat kepadanya: “Ayo makan sedikit, baru bekerja lagi. Mesin saja tidak bisa berjalan 24 jam sehari, apalagi manusia.”
“Suapin aku.” kata Carlson juga tidak mengangkat kepala.
Uh …
Suapin dia?
Carlson pria ini mengatakan kata-kata yang mesra seperti itu, mengapa dia bisa selalu mengatakannya dengan begitu serius?
Membuat orang tidak mengerti apakah dia tidak mengerti seberapa mesra tindakan suapin ini, atau apakah dia hanya ingin menggodanya?
Kecepatan laju jantung Ariella berdetak semakin cepat.
Tapi lihatlah Carlson, dia sedang sibuk dengan pekerjaan, sama sekali menatapnya, tentu saja tidak punya pemikiran lain, dia hanya tangannya tidak kosong saja.
Baiklah, Ariella mengakui bahwa dirinya terlalu banyak berpikir.
Dia mengambil sepotong kue dan mengirimkannya kedepan mulut Carlson: “Aaa, buka mulutmu.”
Kedua mata Carlson melihat angka yang ada di layar komputer, masih dengan patuh membuka mulut dan membuat satu gigitan.
Dia menggigit dengan gigitan yang besar, satu gigitan mengigit setengahnya.
Ketika dia selesai makan, Ariella menyuapinnya.
Juga tidak tahu apakah itu disengaja atau tidak, satu gigitannya, bahkan jari-jarinya Ariella juga digigit olehnya.
Dia tidak menggunakan tenaga, hanya mengisap sedikit seperti endot bayi, dan perasaan menarik langsung menyebar ke seluruh tubuh Ariella.
Terkejut dan dengan cepat menarik tangannya, wajahnya sekali lagi memerah.
Tatapan Carlson akhirnya meninggalkan komputer, melihat kearah Ariella, dengan berat berkata: “Apakah kamu sedang bercanda?”
Ariella : “…”
Uh ——
Apakah itu dia yang berpikir berlebihan lagi, pada kenyataannya dia sama sekali tidak memiliki maksud seperti yang dia pikirkan?
Dia mengambil sepotong kue dan menyerahkannya, “Kalau begitu kamu makan sepotong lagi.”
“Menemani aku di sini, apakah itu sangat membosankan?” Carlson tidak lagi membuka mulutnya, tetapi mengajukan satu pertanyaan padanya.
“Tidak membosankan.” Pulang ke rumah juga sendirian, berada disini masih bisa berbicara dengannya, Ariella merasa tidak ada yang salah dengan itu.
Yang paling penting adalah gaji dua kali lipat yang baru saja dia katakan.
“Ariella.”
Carlson lagi-lagi memanggil namanya, suara itu masih sangat penuh dengan magnetis dan penuh pesona, mereka telah bersamanya selama dua tiga bulan, dia masih merasa bahwa sangat enak didengar ketika dia memanggil namanya.
“Hmm?”
Kata “Hm” baru saja diekspor, Carlson merentangkan tangannya dan menyeretnya keatas pangkuannya.
Ariella terkejut untuk menyentuh dadanya, tubuhnya kaku, membuka mulut suara itu mulai bergetar: “Carlson, jangan di sini.”
“Apanya yang jangan tidak di sini?” Dia mengulurkan tangan dan membuka rambutnya yang ada di depan dahinya, matanya menatap lekat-lekat padanya, dengan serius bertanya.
Ariella : “…”
Tadi dia mengira dia ingin seperti malam itu, terkejut dia secara naluriah mengatakan perkataan seperti ini.
Tapi melihat penampilan Carlson yang sekarang, dia tidak ingin melakukan apa pun padanya, tetapi dia sendiri yang berpikir terlalu berlebihan, dia mana mungkin berani memberitahunya – apa yang jangan di sini.
Sebelumnya jika dia tidak ingin menjawab pertanyaan, ingin melarikan diri, Carlson akan selalu sangat perhatian dan tidak akan terus mengejarnya lagi.
“Hmm?” Carlson hari ini tidak berniat membiarkannya pergi, dia harus tahu dari mulutnya apa yang jangan di sini.
Tubuh itu dipeluk olehnya, dan untuk pertama kalinya dia dipegang dengan sangat erat, dan otak Ariella hampir hangus terbakar, bahkan alasan pun tidak dapat ditemukan.
Pada saat ini, dia tidak sabar untuk mencari sebuah cangkang, selama dia bersembunyi didalam cangkangnya sendiri, maka dia tidak perlu menjawab.
Mata Carlson terus mengawasinya, fokus dan serius, seperti menggunakan matanya untuk memberitahunya bahwa jika dia tidak mendapatkan jawaban, dia tidak akan pernah membiarkannya pergi.
Ariella ingin kabur, tetapi tidak bisa.
Lengannya, sepertinya dengan lembut membelai pinggangnya, tapi kekuatannya terlalu besar untuk bisa lepas.
Setelah berusaha lepas, Ariella sudah menyerah.
Juga tidak tahu apakah otaknya error, Di bawah tatapan Carlson, dia mengulurkan tangan mengaitkan leher Carlson dan mengambil inisiatif untuk menciumnya.
Tidak, dia juga bukan menciumnya, tetapi menggigitnya.
Seolah membalaskan dendam malam itu, ingin mengembalikan semua yang telah dia lakukan padanya.
Dalam hal percintaan, Carlson tidak memiliki banyak pengalaman, tetapi didalam dunia bisnis dia adalah BOSS besar.
Hanya sedikit ragu sejenak, dia mengambil inisiatif untuk meraihnya – menciumnya dengan ganas.
Tok tok ——
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu, Henry mendorong pintu: “Direktu Carlson …”
Dua orang yang sedang berciuman yang sulit untuk berpisah sejenak terpisahkan, Ariella ingin melarikan diri, tetapi ditekan oleh Carlson diatas pelukannya dan berkata dengan suara suram: “Ada apa?”