Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 994
Bab 994 Mulai Lagi Dari Awal
Tiga bulan kemudian.
Semua sudah kembali pulih, bunga dimusim semi mulai bermekaran.
Kantor pusat Grup Aces di Kota Pasirbumi.
Ini sudah hari ke-88 Oriella magang di Aces.
Sebagai nona besar dari Aces, Oriella tidak memasuki jabatan tinggi di Aces, tetapi ia malah menjadi anak magang, memulainya dari dasar.
Tetapi karena Oriella sejak kecil dibesarkan oleh Carlson, selama disamping Carlson ia mendengarkan dan melihat, ditambah lagi selama tiga bulan ini ia terus berada disamping Carlson untuk belajar, dibandingkan orang lain kemampuan mengerti bisnis, ia memiliki banyak kemajuan.
Selesai masa magang, ia berhasil lolos dengan usahanya sendiri, dalam sekejap mengalahkan seluruh anak magang lainnya, berhasil masuk tim sekretaris kantor direktur dan mulai belajar di minggu kedua.
Dulu ketika Sebastian ada, ada orang yang bisa berbagi beban Aces dengan dirinya, maka ia tidak pernah mengkhawatirkan masalah Aces.
Tetapi sekarang berbeda, kakak pergi, Si Imut Jojo juga baru berusia delapan tahun, ia perlu mengasah diri agar ayah tidak terlalu lelah.
“Oriella, rapat jam dua akan segera dimulai, tapi data yang Henry minta disiapkan belum selesai aku siapkan, kamu bisa bantu aku?” Ini adalah sekretatis yang paling berpengalaman di tim sekretaris Carlson, biasanya dia selalu melakukan segala sesuatu dengan hati-hati, tetapi tidak tahu kenapa kali ini dia sudah melakukan kesalahan sepele ini hingga tiga kali,
Dua kali sebelumnya, melihat sekretaris yang panik sampai ingin menangis, Oriella langsung membantunya menyiapkan data yang diperlukan dan berhasil diselesaikan sebelum rapat.
Ketika sekretaris ini meminta tolong untuk ketiga kalinya, Oriella tersenyum dengan sopan: “Sekretaris Novi, aku bantu kamu siapkan data, tapi setelah rapat berakhir, aku harap kamu bisa mengajukan resign.”
Sekretaris Novi kaget: “Ke, kenapa?”
Oriella dengan tenang berkata: “Dalam waktu satu bulan yang singkat ini kamu sudah tiga kali nggak menyelesaikan pekerjaan yang disampaikan atasan, menurutku Direktur Carlson nggak butuh.”
Sekretaris Novi tertegun dan segera menjelaskan: “Oriella, kamu juga tahu, aku bukannya ngga bekerja dengan benar, tapi aku lupa.”
Oriella sembari menyiapkan data yang diperlukan Sekretaris Novi dan juga berkata: “Sekretaris Novi, alasan kamu ini lebih baik kamu ngomong ke asisten Tora, nggak guna kalau kamu ngomong ke aku.”
Sekretaris dengan panik berkata: “Oriella, aku tahu aku yang seenak jidat, tapi tolong percaya aku, lain kali aku ngga akan ulangin kesalahan yang sama lagi.”
Oriella menghadap belakang melihat dia: “Sekretaris Novi, pertama dan kedua kali kamu juga berbicara seperti ini, aku sudah percaya kamu. Tapi perasaan orang ngga semudah itu untuk dibohongi, ngga peduli itu di kehidupan ataupun pekerjaan.”
Oriella masih tetap pada pendiriannya, Sekretaris Novi terlihat sangat panik, mengulurkan tangan memegang tangan Oriella dan memohon, “Oriella, kamu kasihani aku masih perlu mengurusi orang tua dan anak, bantu aku sekali lagi, aku janji……”
Oriella memotong perkataan Sekretaris Novi dan berkata dengan serius: “Sekretaris Novi, banyak karyawan Aces memiliki orang tua dan anak. Apakah kamu tahu hanya karena kesalahan kecil seseorang, kontrak perjanjian kita bisa jadi ngga dilanjutkan, yang bisa membuat banyak karyawan yang perlu mengurusi orang tua dan anak jadi kehilangan pekerjaan. Kalau kita sudah memilih pekerjaan ini maka kita harus melakukannya dengan baik, bukannya malah terus-terusan mencari alasan.”
Sekretaris Novi: “……”
Sekretaris Novi menundukkan kepalanya, tak lagi mencari alasan dan luluh pada perkataan terakhir Oriella.
……
“Direktur Carlson, apakah kamu puas dengan kinerja Riella beberapa akhir ini?” Ariella tahu ia tidak perlu menanyakan hal ini, puas atau tidak puas, raut wajah Tuan Carlson terlihat sangat jelas.
Jelas-jelas tahu Tuan Carlson puas terhadap kinerja Oriella, tetapi Ariella masih bertanya, itu karena ia ingin mendengar langsung Tuan Carlson memuji putrinya sendiri.
“En.” Siapa tahu, Carlson hanya memberikan tanggapan dengan anggukan pelan dan tak lagi berbicara banyak hal untuk memuji Riella.
“Kamu cuma en aja?” Ariella menarik nafas panjang, dan menarik lagi nafas panjang, agar ia tetap bisa berbicara baik dan tenang dengannya.
“Dia adalah putriku, selalu melakukan sesuatu dengan baik dan tidak pernah membawa perasaan ketika bekerja, aku bisa ngomong apa lagi?” Carlson menekan tombol jendela untuk menghalangi pandangan dari luar ruangan kantor.
“Setidaknya kamu bisa berbicara dengan baik dan benar.” Akhirnya mendengar Carlson memuji Oriella, Ariella tertawa tipis, “Kamu tuh ya, seumur hidupmu ngga pernah pintar ngomong. Kamu harus tahu kalau kamu banyak ngomong hal yang enak didengar, orang yang ada disekitarmu juga senang, kamu juga bisa buat orang lain jadi ada kesan baik padamu.”
“Aku tidak perlu.” Punya kesan baik dari Ariella saja cukup, mengenai orang lain bagi Carlson semua tidak penting.
“Kamu selalu begitu.” Sifat Carlson yang seperti ini, Ariella benar-benar tidak bisa berbuat apapun, speechless hingga menggelengkan kepala, “Terkadang, aku selalu mikir, kalau sifat kamu sejak dulu ngga seperti ini, apakah sebelum kenal aku kamu sudah menjadi milik orang lain.”
“Ngga mungkin!” Kali ini Carlson menjawab dengan cepat dan pasti.
Dia bukan sayur yang dijual dipasar, yang kalau bagus bisa dipilih orang.
Dia adalah seorang pemimpin Aces, pilihan dia mana yang ingin dia pilih mana yang tidak.
Wanita seperti Ariella adalah satu-satunya wanita yang dia inginkan dalam hidupnya.
Melihat tatapan matanya, Ariella tiba-tiba merasa malu: “Yasudah, kamu rapat dulu saja, aku tunggu dikantormu. Malam mau makan apa, nanti aku pulang masakin kamu.”
“Kamu.” Carlson kembali menjawab dengan satu kata yang simple tapi mengandung makna.
“Carlson, kamu……” Pria ini semakin tua semakin tidak masuk akal, apa maksudnya makan dia, orang lain yang mendengar akan salah paham.
Ketika Ariella sedang menahan rasa malu, Carlson kembali berkata dengan serius: “Tunggu lewat beberapa waktu, aku akan menemani kamu keluar untuk jalan-jalan.”
“Ngga perlu sengaja mencari waktu untuk menemani aku keluar, ngga peduli dimanapun itu, selama kamu ada disamping aku, aku sudah sangat bahagia.” Ariella merapikan dasi yang dikenakan dia, “Pergilah. Jangan karena aku malah menggangu kerjaan kamu.”
Bagi Ariella, selama tempat tersebut ada Carlson, itu adalah surga. Intinya, sekalipun dia pergi ke surga yang sangat indah, tanpa adanya Carlson maka dia juga akan merasa tidak indah.
Carlson berkata: “Bukankah seharusnya karena kerjaanku makanya ngga ada waktu untuk menemani kamu?”
“Perkataan ini sungguh indah.” Sejujurnya, kedatangan dia hari ini karena ingin datang melihat putrinya, tetapi siapa sangka ternyata dia malah dibawa Carlson untuk menemaninya di kantor.
Sudah dibawa ke kantornya, dia tidak mungkin berkata bahwa kedatangannya bukan untuk mencari dia, kalau saja dia katakan yang sebenarnya, mungkin pria cemburuan ini pasti tidak akan menghiraukannya semalaman.
“Ariella……”
“En?” Kenapa tiba-tiba dia menggunakan suara lembut seperti ini untuk memanggilnya?
Carlson dengan serius berkata: “Aku pernah bilang sama kamu, aku sayang sama kamu, jadi kamu ngga perlu khawatir kalau aku akan berpindah hati.”
Ariella tertegun, kenapa tiba-tiba dia membicarakan ini? Kapan ia pernah khawatir bahwa dia akan berpindah hati?
Carlson kembali berkata: “Nggak peduli apakah kamu ada disamping aku atau ngga, aku akan terus menjadi perasaan kamu. Kali ini kamu nggak perlu khawatir.”
Tiga bulan kemudian.
Semua sudah kembali pulih, bunga dimusim semi mulai bermekaran.
Kantor pusat Grup Aces di Kota Pasirbumi.
Ini sudah hari ke-88 Oriella magang di Aces.
Sebagai nona besar dari Aces, Oriella tidak memasuki jabatan tinggi di Aces, tetapi ia malah menjadi anak magang, memulainya dari dasar.
Tetapi karena Oriella sejak kecil dibesarkan oleh Carlson, selama disamping Carlson ia mendengarkan dan melihat, ditambah lagi selama tiga bulan ini ia terus berada disamping Carlson untuk belajar, dibandingkan orang lain kemampuan mengerti bisnis, ia memiliki banyak kemajuan.
Selesai masa magang, ia berhasil lolos dengan usahanya sendiri, dalam sekejap mengalahkan seluruh anak magang lainnya, berhasil masuk tim sekretaris kantor direktur dan mulai belajar di minggu kedua.
Dulu ketika Sebastian ada, ada orang yang bisa berbagi beban Aces dengan dirinya, maka ia tidak pernah mengkhawatirkan masalah Aces.
Tetapi sekarang berbeda, kakak pergi, Si Imut Jojo juga baru berusia delapan tahun, ia perlu mengasah diri agar ayah tidak terlalu lelah.
“Oriella, rapat jam dua akan segera dimulai, tapi data yang Henry minta disiapkan belum selesai aku siapkan, kamu bisa bantu aku?” Ini adalah sekretatis yang paling berpengalaman di tim sekretaris Carlson, biasanya dia selalu melakukan segala sesuatu dengan hati-hati, tetapi tidak tahu kenapa kali ini dia sudah melakukan kesalahan sepele ini hingga tiga kali,
Dua kali sebelumnya, melihat sekretaris yang panik sampai ingin menangis, Oriella langsung membantunya menyiapkan data yang diperlukan dan berhasil diselesaikan sebelum rapat.
Ketika sekretaris ini meminta tolong untuk ketiga kalinya, Oriella tersenyum dengan sopan: “Sekretaris Novi, aku bantu kamu siapkan data, tapi setelah rapat berakhir, aku harap kamu bisa mengajukan resign.”
Sekretaris Novi kaget: “Ke, kenapa?”
Oriella dengan tenang berkata: “Dalam waktu satu bulan yang singkat ini kamu sudah tiga kali nggak menyelesaikan pekerjaan yang disampaikan atasan, menurutku Direktur Carlson nggak butuh.”
Sekretaris Novi tertegun dan segera menjelaskan: “Oriella, kamu juga tahu, aku bukannya ngga bekerja dengan benar, tapi aku lupa.”
Oriella sembari menyiapkan data yang diperlukan Sekretaris Novi dan juga berkata: “Sekretaris Novi, alasan kamu ini lebih baik kamu ngomong ke asisten Tora, nggak guna kalau kamu ngomong ke aku.”
Sekretaris dengan panik berkata: “Oriella, aku tahu aku yang seenak jidat, tapi tolong percaya aku, lain kali aku ngga akan ulangin kesalahan yang sama lagi.”
Oriella menghadap belakang melihat dia: “Sekretaris Novi, pertama dan kedua kali kamu juga berbicara seperti ini, aku sudah percaya kamu. Tapi perasaan orang ngga semudah itu untuk dibohongi, ngga peduli itu di kehidupan ataupun pekerjaan.”
Oriella masih tetap pada pendiriannya, Sekretaris Novi terlihat sangat panik, mengulurkan tangan memegang tangan Oriella dan memohon, “Oriella, kamu kasihani aku masih perlu mengurusi orang tua dan anak, bantu aku sekali lagi, aku janji……”
Oriella memotong perkataan Sekretaris Novi dan berkata dengan serius: “Sekretaris Novi, banyak karyawan Aces memiliki orang tua dan anak. Apakah kamu tahu hanya karena kesalahan kecil seseorang, kontrak perjanjian kita bisa jadi ngga dilanjutkan, yang bisa membuat banyak karyawan yang perlu mengurusi orang tua dan anak jadi kehilangan pekerjaan. Kalau kita sudah memilih pekerjaan ini maka kita harus melakukannya dengan baik, bukannya malah terus-terusan mencari alasan.”
Sekretaris Novi: “……”
Sekretaris Novi menundukkan kepalanya, tak lagi mencari alasan dan luluh pada perkataan terakhir Oriella.
……
“Direktur Carlson, apakah kamu puas dengan kinerja Riella beberapa akhir ini?” Ariella tahu ia tidak perlu menanyakan hal ini, puas atau tidak puas, raut wajah Tuan Carlson terlihat sangat jelas.
Jelas-jelas tahu Tuan Carlson puas terhadap kinerja Oriella, tetapi Ariella masih bertanya, itu karena ia ingin mendengar langsung Tuan Carlson memuji putrinya sendiri.
“En.” Siapa tahu, Carlson hanya memberikan tanggapan dengan anggukan pelan dan tak lagi berbicara banyak hal untuk memuji Riella.
“Kamu cuma en aja?” Ariella menarik nafas panjang, dan menarik lagi nafas panjang, agar ia tetap bisa berbicara baik dan tenang dengannya.
“Dia adalah putriku, selalu melakukan sesuatu dengan baik dan tidak pernah membawa perasaan ketika bekerja, aku bisa ngomong apa lagi?” Carlson menekan tombol jendela untuk menghalangi pandangan dari luar ruangan kantor.
“Setidaknya kamu bisa berbicara dengan baik dan benar.” Akhirnya mendengar Carlson memuji Oriella, Ariella tertawa tipis, “Kamu tuh ya, seumur hidupmu ngga pernah pintar ngomong. Kamu harus tahu kalau kamu banyak ngomong hal yang enak didengar, orang yang ada disekitarmu juga senang, kamu juga bisa buat orang lain jadi ada kesan baik padamu.”
“Aku tidak perlu.” Punya kesan baik dari Ariella saja cukup, mengenai orang lain bagi Carlson semua tidak penting.
“Kamu selalu begitu.” Sifat Carlson yang seperti ini, Ariella benar-benar tidak bisa berbuat apapun, speechless hingga menggelengkan kepala, “Terkadang, aku selalu mikir, kalau sifat kamu sejak dulu ngga seperti ini, apakah sebelum kenal aku kamu sudah menjadi milik orang lain.”
“Ngga mungkin!” Kali ini Carlson menjawab dengan cepat dan pasti.
Dia bukan sayur yang dijual dipasar, yang kalau bagus bisa dipilih orang.
Dia adalah seorang pemimpin Aces, pilihan dia mana yang ingin dia pilih mana yang tidak.
Wanita seperti Ariella adalah satu-satunya wanita yang dia inginkan dalam hidupnya.
Melihat tatapan matanya, Ariella tiba-tiba merasa malu: “Yasudah, kamu rapat dulu saja, aku tunggu dikantormu. Malam mau makan apa, nanti aku pulang masakin kamu.”
“Kamu.” Carlson kembali menjawab dengan satu kata yang simple tapi mengandung makna.
“Carlson, kamu……” Pria ini semakin tua semakin tidak masuk akal, apa maksudnya makan dia, orang lain yang mendengar akan salah paham.
Ketika Ariella sedang menahan rasa malu, Carlson kembali berkata dengan serius: “Tunggu lewat beberapa waktu, aku akan menemani kamu keluar untuk jalan-jalan.”
“Ngga perlu sengaja mencari waktu untuk menemani aku keluar, ngga peduli dimanapun itu, selama kamu ada disamping aku, aku sudah sangat bahagia.” Ariella merapikan dasi yang dikenakan dia, “Pergilah. Jangan karena aku malah menggangu kerjaan kamu.”
Bagi Ariella, selama tempat tersebut ada Carlson, itu adalah surga. Intinya, sekalipun dia pergi ke surga yang sangat indah, tanpa adanya Carlson maka dia juga akan merasa tidak indah.
Carlson berkata: “Bukankah seharusnya karena kerjaanku makanya ngga ada waktu untuk menemani kamu?”
“Perkataan ini sungguh indah.” Sejujurnya, kedatangan dia hari ini karena ingin datang melihat putrinya, tetapi siapa sangka ternyata dia malah dibawa Carlson untuk menemaninya di kantor.
Sudah dibawa ke kantornya, dia tidak mungkin berkata bahwa kedatangannya bukan untuk mencari dia, kalau saja dia katakan yang sebenarnya, mungkin pria cemburuan ini pasti tidak akan menghiraukannya semalaman.
“Ariella……”
“En?” Kenapa tiba-tiba dia menggunakan suara lembut seperti ini untuk memanggilnya?
Carlson dengan serius berkata: “Aku pernah bilang sama kamu, aku sayang sama kamu, jadi kamu ngga perlu khawatir kalau aku akan berpindah hati.”
Ariella tertegun, kenapa tiba-tiba dia membicarakan ini? Kapan ia pernah khawatir bahwa dia akan berpindah hati?
Carlson kembali berkata: “Nggak peduli apakah kamu ada disamping aku atau ngga, aku akan terus menjadi perasaan kamu. Kali ini kamu nggak perlu khawatir.”