Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 1033
Bab 1033 Dukungan
Sebastian terhanyut dalam pikiran sendiri terus berjalan maju, sampai dia tersadar, orang yang di samping nya sudah menghilang, dia melihat ke segala arah, tetapi tidak menemukannya.
Wanita sialan ini, paspor dia masih berada di tangannya, sendiri juga tidak membawa uang, apa dia berpikir bisa melarikan diri begitu saja?
Sebastian mengambil hp dan menelpon Jane, dan menyadari hp juga ada di tas dia.
Wanita sialan ini, sebaiknya dia lari sangat jauh, jangan sampai dia dapat menangkapnya, jika tidak dia akan mengupas kulitnya.
????
Sudah menahan beberapa jam, setelah membereskan masalah ini, Jane sangat lega.
Setiap orang mempunyai 3 hal yang mendesak, jika sudah tidak tertahan seperti mencabut nyawa orang.
Waktu Jane menarik celananya dan berjalan keluar, namun terdengar suara yang sangat dikenal ini sedang menelpon, “Aku tidak curiga bahwa lelaki itu adalah lelaki, aku memberikannya kartu nama diam-diam, dia malah menyuruh aku meminta maaf kepada istrinya, aku baru pertama kali kasih kartu nama ke orang, kenapa harus ketemu dengan orang sialan seperti ini. ”
Suara yang sangat dikenal ini tidak lagi terdengar lembut, malah menusuk telinga: “Saya lihat dia sangat ganteng, melihat aura yang demikian bagus, baru memberi dia kartu nama, dia malah karena istrinya tidak puas membuat aku dipecat dari kantor. Lelaki yang hanya menuruti kemauan istrinya ini, hanya memiliki paras bagus, masih bisa apalagi dia? Lelaki sialan! Lelaki sialan! Lelaki sialan! Aku kutuk dia selamanya tidak bisa berdiri! Tidak dapa memakan tahu yang di dalam mangkok!”
Orang yang ditelponnya sepertinya sedang menenangkan wanita ini, lalu Jane mendengar dia berkata lagi: “hm?? apa yang kamu katakan benar, mungkin lelaki itu juga tidak berguna. Mungkin juga dia tidak menyukai wanita, dia menggunakannya sebagai tameng, maka dia selalu menuruti wanita itu.”
Ini baru pertama kali dia menemui keadaan seperti ini, biasa para pramugari sangat lemah lembut, tetapi sekarang dengan suara yang marah, walaupunJane di sebelahnya pun dapat merasakannya.
Jane menghela nafas, bagaimanapun bekerja sebagai orang pelayanan, mendapatkan training, menggunakan baju seragam tapi berteriak marah di airport, tidak baik jika ada orang yang melaporkan.
Seumur hidupJane tidak pernah melakukan kebaikan, tetapi kali ini tidak tahu kenapa, dia ingin menjadi orang baik dan membantu Thalia
Saat dia keluar, Thalia melihatnya, dengan gugup bertanya: “Kamu, kenapa kamu di sini? Apa kamu menguping percakapan saya?”
Jane menghalau tangan yang menunjuknya, dengan santai menjawab: “Nona Thalia, ini adalah tempat umum, pada saat menelpon suara kamu sangat besar, saya tidak perlu menguping untuk mendengar percakapan kamu? Saya dapat mendengarnya dengan sangat jelas.”
Thalia sangat marah dengan gugup: “kamu ??. Kamu ??”
Jane membuka kran, sambal mencuci tangan sambal berkata: “Waktu kamu menelpon dan marah, kamu tidak melihat apa sekitar ada orang, apa kamu mau dilaporin?”
Walaupun pihak lawan adalah akan bisa menjadi orang yang membuat dirinya dipecat, tetapi Thalia merasa apa yang dikatakanya benar.
Barusan dia benar-benar marah sekali, jadi tidak memperhatikan situasi, ini barusan ketemu dengan orang yang akan membuatnya dia dipecat
Jika wanita yang kecil hati ini melaporkannya, maka pekerjaan ini akan hilang.
Mendengar ada yang memarahi Sebastian, Jane sangat senang sekali, karena sangat senang, jadi tidak dapat menyembunyikan senyum, Thalia melihatnya langsung marah: “kamu ketawa apa? Merasa sangat senang bisa mempermainkan saya?”
Jane merenggangkan bahunya: “Apa kamu akan percaya jika saya memujimu karena memarahi orang?”
Thalia ingin segera merobek mulut wanita ini, walaupun yang dikatakannya menyebalkan, tetapi melihat orang ini polos.
“Kamu jangan memelototiku.” Jane dengan sabar menjelaskan, “sebenarnya saya tidak ada hubungan suami istri. Dia mau mencari gara-gara denganmu, itu untuk menuduh saya, membiarkan kalian semua untuk membenci saya. Dia setiap hari mencari cara untuk membuat saya mati.”
“Kenapa dia mau berbuat demikian?” Thalia sebagai korban, tentu saja ingin tahu apa sebabnya, mungkin dapat membuat atasannya menarik surat pemecatan.
“Kenapa? Mengapa orang seperti dia memerlukan apa, melakukan apapun demi kesenangan tuan muda ini.” Jane dengan marah berkata, “Kamu lihat, hari ini kamu baik hati memberikan dia kartu nama, dia tidak mengajak ya sudah, masih membuat kamu kehilangan pekerjaan, benar-benar menyebalkan?”
Yang paling menyebalkan, dia malahan membuat dia di ujung tanduk.
Perkataan Jane ini masuk ke dalam hati Thalia, Thalia hampir lupa wanita yang berada di depan matanya ini adalah orang yang paling dia benci, dengan setuju menganggukan kepala: “Benar sekali, dia memang orang yang menyebalkan. Kalau tidak mau mengajak keluar ya sudah, kenapa harus membuat saya dipecat.”
“Siapa suruh dia mempunyai ayah yang ber-uang, masih begitu ganteng, ya panteslah berbuat demikian.” Jane mendorong Thalia, dengan suara kecil bertanya: “Apa kamu masih ingin mengajaknya keluar? Jika iya, saya bisa memberikan no hp nya ke kamu.”
Thalia menggertakan giginya, berkata: “puih??Lelaki sialan seperti ini kasih pun, saya tidak mau ??. ??. Tetapi, saya masih mau mengajaknya keluar.”
Dia baru kali ini menyukai lelaki, ini kali pertama memberikan kartu nama kepada orang lain, malah dilaporkan, dia tidak rela.
Jane tidak mengerti: “Kenapa?”
Thalia dengan nada membenci, berkata: “mendapatkannya, lalu mencampakkannya, membuat lega!”
“Ide kamu ini sangat bagus! Orang sialan itu memang perlu kena batunya!” Jane secara tidak sadar menepuk tangan.
Dia dan Thalia memiliki perasaan mengapa tidak lebih pagian berkenalan, dua orang berencana membuat group, dengan nama Perkumpulan mempermainkan lelaki sialan.
Jane masih berkata: “Orang seperti keturunan, semuanya memiliki aura memburu, sangat mudah untuk didapatkan, yang tidak dipandang mereka, mereka suka dengan yang tidak bisa didapatkan. Kamu ingin dia melihatmu, kamu harus menjaga jarak, membuat dia gatal, ingin menangkapnya, bukan merupakan hal yang mudah.”
Thalia memutar mata dan berkata kepadaJane: “Apakah hal semacam ini perlu kamu ajarkan ke saya? Beritahu kamu, beberapa tahun ini saya sudah banyak memikat lelaki. Hanya saja saya ini memiliki selera tinggi, tidak ada yang cocok.”
Jane memberikan dia kesan dingin: “Tapi hari ini kamu kena batu nya.”
Membicarakan hal ini, Thalia lalu marah: “Kamu jangan banyak bicara, berikan no hp nya ke saya. Urusan belakang, saya tahu apa yang harus saya lakukan.”
“Saya suka dengan sikap mu yang sangat terus terang.” Jane dengan senang memberikan no Sebastian ke Thalia, sebelum pergi tidak lupa mengingatkan: “Dia adalah orang yang tidak bisa ditebak, kamu harus hati-hati. Jika tidak bisa mendapatkannya, boleh pukul, pukul sampai ayahnya juga tidak dapat mengenalinya.”
Jane dengan bangga memikirkannya, jika Thalia bisa merebut Sebastian, maka itu sangat bagus, maka dia akan bebas.
Jane baru keluar, Thalia langsung memberi pesan ke Sebastian ???? sayang, setengah jam lagi Jalan Ayam Betina no 88, cafe KutakNgantuck, sampai jumpa!
Sebastian terhanyut dalam pikiran sendiri terus berjalan maju, sampai dia tersadar, orang yang di samping nya sudah menghilang, dia melihat ke segala arah, tetapi tidak menemukannya.
Wanita sialan ini, paspor dia masih berada di tangannya, sendiri juga tidak membawa uang, apa dia berpikir bisa melarikan diri begitu saja?
Sebastian mengambil hp dan menelpon Jane, dan menyadari hp juga ada di tas dia.
Wanita sialan ini, sebaiknya dia lari sangat jauh, jangan sampai dia dapat menangkapnya, jika tidak dia akan mengupas kulitnya.
????
Sudah menahan beberapa jam, setelah membereskan masalah ini, Jane sangat lega.
Setiap orang mempunyai 3 hal yang mendesak, jika sudah tidak tertahan seperti mencabut nyawa orang.
Waktu Jane menarik celananya dan berjalan keluar, namun terdengar suara yang sangat dikenal ini sedang menelpon, “Aku tidak curiga bahwa lelaki itu adalah lelaki, aku memberikannya kartu nama diam-diam, dia malah menyuruh aku meminta maaf kepada istrinya, aku baru pertama kali kasih kartu nama ke orang, kenapa harus ketemu dengan orang sialan seperti ini. ”
Suara yang sangat dikenal ini tidak lagi terdengar lembut, malah menusuk telinga: “Saya lihat dia sangat ganteng, melihat aura yang demikian bagus, baru memberi dia kartu nama, dia malah karena istrinya tidak puas membuat aku dipecat dari kantor. Lelaki yang hanya menuruti kemauan istrinya ini, hanya memiliki paras bagus, masih bisa apalagi dia? Lelaki sialan! Lelaki sialan! Lelaki sialan! Aku kutuk dia selamanya tidak bisa berdiri! Tidak dapa memakan tahu yang di dalam mangkok!”
Orang yang ditelponnya sepertinya sedang menenangkan wanita ini, lalu Jane mendengar dia berkata lagi: “hm?? apa yang kamu katakan benar, mungkin lelaki itu juga tidak berguna. Mungkin juga dia tidak menyukai wanita, dia menggunakannya sebagai tameng, maka dia selalu menuruti wanita itu.”
Ini baru pertama kali dia menemui keadaan seperti ini, biasa para pramugari sangat lemah lembut, tetapi sekarang dengan suara yang marah, walaupunJane di sebelahnya pun dapat merasakannya.
Jane menghela nafas, bagaimanapun bekerja sebagai orang pelayanan, mendapatkan training, menggunakan baju seragam tapi berteriak marah di airport, tidak baik jika ada orang yang melaporkan.
Seumur hidupJane tidak pernah melakukan kebaikan, tetapi kali ini tidak tahu kenapa, dia ingin menjadi orang baik dan membantu Thalia
Saat dia keluar, Thalia melihatnya, dengan gugup bertanya: “Kamu, kenapa kamu di sini? Apa kamu menguping percakapan saya?”
Jane menghalau tangan yang menunjuknya, dengan santai menjawab: “Nona Thalia, ini adalah tempat umum, pada saat menelpon suara kamu sangat besar, saya tidak perlu menguping untuk mendengar percakapan kamu? Saya dapat mendengarnya dengan sangat jelas.”
Thalia sangat marah dengan gugup: “kamu ??. Kamu ??”
Jane membuka kran, sambal mencuci tangan sambal berkata: “Waktu kamu menelpon dan marah, kamu tidak melihat apa sekitar ada orang, apa kamu mau dilaporin?”
Walaupun pihak lawan adalah akan bisa menjadi orang yang membuat dirinya dipecat, tetapi Thalia merasa apa yang dikatakanya benar.
Barusan dia benar-benar marah sekali, jadi tidak memperhatikan situasi, ini barusan ketemu dengan orang yang akan membuatnya dia dipecat
Jika wanita yang kecil hati ini melaporkannya, maka pekerjaan ini akan hilang.
Mendengar ada yang memarahi Sebastian, Jane sangat senang sekali, karena sangat senang, jadi tidak dapat menyembunyikan senyum, Thalia melihatnya langsung marah: “kamu ketawa apa? Merasa sangat senang bisa mempermainkan saya?”
Jane merenggangkan bahunya: “Apa kamu akan percaya jika saya memujimu karena memarahi orang?”
Thalia ingin segera merobek mulut wanita ini, walaupun yang dikatakannya menyebalkan, tetapi melihat orang ini polos.
“Kamu jangan memelototiku.” Jane dengan sabar menjelaskan, “sebenarnya saya tidak ada hubungan suami istri. Dia mau mencari gara-gara denganmu, itu untuk menuduh saya, membiarkan kalian semua untuk membenci saya. Dia setiap hari mencari cara untuk membuat saya mati.”
“Kenapa dia mau berbuat demikian?” Thalia sebagai korban, tentu saja ingin tahu apa sebabnya, mungkin dapat membuat atasannya menarik surat pemecatan.
“Kenapa? Mengapa orang seperti dia memerlukan apa, melakukan apapun demi kesenangan tuan muda ini.” Jane dengan marah berkata, “Kamu lihat, hari ini kamu baik hati memberikan dia kartu nama, dia tidak mengajak ya sudah, masih membuat kamu kehilangan pekerjaan, benar-benar menyebalkan?”
Yang paling menyebalkan, dia malahan membuat dia di ujung tanduk.
Perkataan Jane ini masuk ke dalam hati Thalia, Thalia hampir lupa wanita yang berada di depan matanya ini adalah orang yang paling dia benci, dengan setuju menganggukan kepala: “Benar sekali, dia memang orang yang menyebalkan. Kalau tidak mau mengajak keluar ya sudah, kenapa harus membuat saya dipecat.”
“Siapa suruh dia mempunyai ayah yang ber-uang, masih begitu ganteng, ya panteslah berbuat demikian.” Jane mendorong Thalia, dengan suara kecil bertanya: “Apa kamu masih ingin mengajaknya keluar? Jika iya, saya bisa memberikan no hp nya ke kamu.”
Thalia menggertakan giginya, berkata: “puih??Lelaki sialan seperti ini kasih pun, saya tidak mau ??. ??. Tetapi, saya masih mau mengajaknya keluar.”
Dia baru kali ini menyukai lelaki, ini kali pertama memberikan kartu nama kepada orang lain, malah dilaporkan, dia tidak rela.
Jane tidak mengerti: “Kenapa?”
Thalia dengan nada membenci, berkata: “mendapatkannya, lalu mencampakkannya, membuat lega!”
“Ide kamu ini sangat bagus! Orang sialan itu memang perlu kena batunya!” Jane secara tidak sadar menepuk tangan.
Dia dan Thalia memiliki perasaan mengapa tidak lebih pagian berkenalan, dua orang berencana membuat group, dengan nama Perkumpulan mempermainkan lelaki sialan.
Jane masih berkata: “Orang seperti keturunan, semuanya memiliki aura memburu, sangat mudah untuk didapatkan, yang tidak dipandang mereka, mereka suka dengan yang tidak bisa didapatkan. Kamu ingin dia melihatmu, kamu harus menjaga jarak, membuat dia gatal, ingin menangkapnya, bukan merupakan hal yang mudah.”
Thalia memutar mata dan berkata kepadaJane: “Apakah hal semacam ini perlu kamu ajarkan ke saya? Beritahu kamu, beberapa tahun ini saya sudah banyak memikat lelaki. Hanya saja saya ini memiliki selera tinggi, tidak ada yang cocok.”
Jane memberikan dia kesan dingin: “Tapi hari ini kamu kena batu nya.”
Membicarakan hal ini, Thalia lalu marah: “Kamu jangan banyak bicara, berikan no hp nya ke saya. Urusan belakang, saya tahu apa yang harus saya lakukan.”
“Saya suka dengan sikap mu yang sangat terus terang.” Jane dengan senang memberikan no Sebastian ke Thalia, sebelum pergi tidak lupa mengingatkan: “Dia adalah orang yang tidak bisa ditebak, kamu harus hati-hati. Jika tidak bisa mendapatkannya, boleh pukul, pukul sampai ayahnya juga tidak dapat mengenalinya.”
Jane dengan bangga memikirkannya, jika Thalia bisa merebut Sebastian, maka itu sangat bagus, maka dia akan bebas.
Jane baru keluar, Thalia langsung memberi pesan ke Sebastian ???? sayang, setengah jam lagi Jalan Ayam Betina no 88, cafe KutakNgantuck, sampai jumpa!