Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 1058
Bab 1058 Pacar Perempuan Palsu
Dan disaat bersamaan.
Jane sedang berada didalam hotel sedang berendam susu sambil minum champagne.
“Arak ini sangat enak diminum!” Setelah minum seteguk kecil, Jane menjilat bibirnya yang lembut, dia tidak ingin menyisakan setetes pun arak yang menempel di atas bibirnya.
Walaupun minum arak sendirian sebenarnya sangat membosankan, namun hari ini dia gembira, membuat pelayan mengantarkan satu botol, sambil berendam sambil minum, ini namanya sebuah kenikmatan.
“tuan muda Sebastian, tuan muda Sebastian, bukankah koneksimu luar? Kenapa? Kali ini dimanakah koneksimu yang luas itu?”
Sudah lewat tiga hari, Sebastian tidak mencari kemari, kelihatannya kali ini pemikirannya benar, tempat yang paling bahaya adalah tempat yang paling aman.
Sebastian lelaki rendahan ini mungkin dalam mimpi pun tidak bisa terpikirkan, dia akan menggunakan uangnya membuka sebuah kamar disamping kamarnya.
Bukan hanya menggunakan uangnya membuka sebuah kamar suite yang mewah, dia masih mengambil uangnya memanggil beberapa macam makanan yang tidak diizinkan untuk dimakannya, bahkan masih memanggil pelayanan kamar—- Petugas datang kekamar melakukan perawatan muka untuknya.
Makin dipikirkan makin sengaja, semakin merasa dirinya sangat pintar, dapat memukul kepala iblis Sebastian beberapa kali,Janelebih baik mengangkat gelas, sekali teguk dan menghabiskan arak didalamnya.
Demi menghindari pengejaran, dia sudah berada dikamar selama tiga hari, hari ini bersiap keluar kamar mencari angin, mencari kegiatan seru menghabiskan waktu, sekalian memeriksa keadaan, melihat Sebastian sudah pergi dari Pasirbumi atau belum.
Janetahu, semakin berhati-hati akan semakin ketahuan orang, karena itu dia memakai pakaian sekenanya, keluar dengan biasa.
Lebih baik pergi kemana?
Katanya di Pasirbumi banyak tempat yang asik, namun pemandangannya tidak jauh berbeda antara kota dan kota, Jane juga tidak begitu tertarik, dan yang dia pilih masihlah kesukaan dia, jalan makanan enak pertama di Pasirbumi.
Sebuah jalan makanan enak, panjangnya beberapa kilometer, dari awal sampai akhir jalan, ada berpuluh ribu jenis makanan yang berbeda rasanya, asalkan ada daging, tidak perduli yang berlari didarat terbang dilangit atau berenang di air, Jane tidak melepaskannya.
Makan dengan begini, masih belum berjalan setengah jalan, perut sudah sedikit kenyang, Janememutuskan jalan-jalan yang lain, sebentar lagi kembali terus makan.
Lagipula uang yang dihabiskan adalah uang Sebastian, Janesedikitpun tidak merasa sakit hati, berjalan-jalan di mall sekali, ada lagi hasilnya, seluruh badannya berganti satu set.
“Halo…… Nona Jane?”
Berjalan keluar dari mall, tiba-tiba mendengar ada orang yang memberi salam padanya, masih belum melihat dengan jelas itu siapa, Janemengangkat kaki berlari.
“Nona Jane, kenapa kamu berlari, ini aku!”
Suara itu mengejar kemari, Janemendengar ada sedikit familiar, namun dalam sekejap tidak terpikirkan di mana pernah mendengar suara ini.
Lelaki mengejar dia dengan beberapa langkah, menghadang didepannya: “Nona Jane, walaupun kamu berkata akan memberikan uang minyak padaku, namun aku buka datang untuk meminta uang minyak, kenapa kamu berlari saat melihatku?”
“Kamu supir?” Jane sudah teringat, lelaki ini adalah supir yang membantunya di atas jalan tol dan kembali ke Pasirbumi.
“Supir apa? Namaku Dario. Hari itu sudah memberitahukan padamu, kamu sudah lupa?” Lelaki memberi ekspresi kamu pasti mengingatku.
“Oh…… Dario, kamu ya.” Janemenepuk bahunya, sebenarnya dia sudah lupa namanya siapa, tapi masih pura-pura ramah, “Kamu juga datang keliling mall?”
“Pergi menghadiri pesta teman, melewati sini, kebetulan menemukan kamu.” Gaya bahasa Jane yang familiar, sangat berguna terhadap lelaki, “Apakah kamu sibuk, kalau tidak sibuk bisakah memberi sebuah muka, menemaniku sama-sama menghadiri pesta. Lagipula semua orang membawa pacarnya, hanya aku yang tidak, masih termasuk memalukan.”
“Dario, kamu mau aku pergi berpura-pura menjadi pacarmu?” Melihat wajah lelaki ini yang memerah, Jane sekali lihat sudah tahu dia bermaksud apa.
“Bolehkah?” Lelaki ini tersenyum malu, mengeluarkan gigi yang putih bersih, “Kalau kamu bersedia menemaniku pergi, aku akan sangat berterima kasih padamu.”
“Tidak pergi,” Jane langsung menolak, namun teringat lagi dia pernah membantunya, mengganti lagi dengan bahasa penolakan yang lebih halus, “Kamu lihat, kita baru bertemu sekali, siapapun tidak mengenal siapa, bagaimana kalau kamu orang jahat?”
“Kamu khawatir aku orang jahat bisa membohongimu?” Dario segera mengeluarkan dompet, memberikan kartu identitas ke dalam tangan Jane, “Kamu lihatlah, aku adalah orang Pasirbumi, seorang warga yang baik.”
Ini adalah sebuah alasan Jane menolak, namun tidak menyangka otak Dario ini begitu lurus, Jane lebih baik mencari alasan kedua: “Aku masih mau masuk kerja.”
“Kerja?” Dario menggaruk kepala, tiba-tiba terpikirkan sesuatu, “Nona Jane, kamu beritahukan aku, berapa gaji sebulan kamu bekerja?”
“Tidak banyak, hanya 20 juta 40 jutaan.” Jane sembarangan berkata, siapa menebak Dario
segera mengeluarkan telepon, “Berapa nomor rekeningmu? Aku memberimu 40 juta, kamu menemaniku pergi menghadiri pesta.”
Sial!
Menghadiri sebuah pesta 40 juta, Jane hanya merasa matanya bercahaya, tiba-tiba merasa lelaki pendek didepan matanya ini naik keatas.
Sangat ingin sekali menyetujuinya, namun tidak ingin membuat orang merasa dia ingin karena uang, saat Jane sedang ragu-ragu, Dario berkata lagi: “Aku tambah lagi 40 juta.”
Ada rezeki nomplok jatuh dari langit?
Hal ini kelihatannya ada penipuan, Jane tidak begitu percaya: “Dario, kalau ingin mencari wanita menemanimu pergi menghadiri pesta, sewa dari internet seorang seratus dollar saja sudah beres. Kamu kenapa harus mencariku?”
“Sewa di internet? Kamu kira aku adalah orang seperti itu kah?” Dario ada sedikit marah, “Aku melihat kita adalah teman, aku baru mau membantumu.”
Sial, uang, 80 juta dollar, hati Jane tergerak namun takut dicelakakan oleh orang lain, sekali dijebak maka akan segera dikubur orang.
Jane memandanginya: “80 juta, 80 juta, bukan angka yang kecil, kamu begitu murah hati berikan padaku, keluargamu sangat kaya?”
Mengungkit masalah uang, ini adalah modal yang paling dibanggakan Dario: “Iya. Ayahku sering bilang dia miskin, miskin sampai hanya menyisakan uang saja.”
Miskin sampai menyisakan uang saja, bagaimanapun kedengarannya ucapan ini membuat orang heran, namun ucapan ini sangat berguna bagi Jane, uang makin banyak juga tidak akan merasa kebanyakan.
Dia berpikir hari ini dia mungkin sudah menemukan orang kaya.
Didepan uang, terutama setelah perusahaan bangkrut dan mengalami serangkaian serangan, Jane sungguh tidak sanggup bersikeras: “Baik, 80 juta maka 80 juta, aku rela menemani teman.”
Dariotertawa dengan bodoh, menjulurkan tangan menepuk bahuJane: “Ji kecil, aku tahu kamu teman yang baik.”
Janesedikit menyampingkan badan menghindari pegangannya: “Aku bukan melihat dari kamu, aku melihat dari uang. Kamu lebih dulu kirimkan uang ke Alipay aku saja.”
Ucapan saja tidak bisa dipercaya, masih harus melihat uang masuk ke rekening, Janebaru bisa tenang.
“Baik, berikanlah nomor rekeningmu, aku segera kirimkan padamu.” MataDario tidak berkedip, segera mengirimkan 80 juta kepada Jane.
80 juta dollar, sekali bilang kirim langsung kirim, Janeada perasaan bersalah menemukan seseorang yang bodoh.
Uang sudah masuk ke rekening, Janedengan gembira menjadi pacar Dario pergi menghadiri pesta mereka.
Dan disaat bersamaan.
Jane sedang berada didalam hotel sedang berendam susu sambil minum champagne.
“Arak ini sangat enak diminum!” Setelah minum seteguk kecil, Jane menjilat bibirnya yang lembut, dia tidak ingin menyisakan setetes pun arak yang menempel di atas bibirnya.
Walaupun minum arak sendirian sebenarnya sangat membosankan, namun hari ini dia gembira, membuat pelayan mengantarkan satu botol, sambil berendam sambil minum, ini namanya sebuah kenikmatan.
“tuan muda Sebastian, tuan muda Sebastian, bukankah koneksimu luar? Kenapa? Kali ini dimanakah koneksimu yang luas itu?”
Sudah lewat tiga hari, Sebastian tidak mencari kemari, kelihatannya kali ini pemikirannya benar, tempat yang paling bahaya adalah tempat yang paling aman.
Sebastian lelaki rendahan ini mungkin dalam mimpi pun tidak bisa terpikirkan, dia akan menggunakan uangnya membuka sebuah kamar disamping kamarnya.
Bukan hanya menggunakan uangnya membuka sebuah kamar suite yang mewah, dia masih mengambil uangnya memanggil beberapa macam makanan yang tidak diizinkan untuk dimakannya, bahkan masih memanggil pelayanan kamar—- Petugas datang kekamar melakukan perawatan muka untuknya.
Makin dipikirkan makin sengaja, semakin merasa dirinya sangat pintar, dapat memukul kepala iblis Sebastian beberapa kali,Janelebih baik mengangkat gelas, sekali teguk dan menghabiskan arak didalamnya.
Demi menghindari pengejaran, dia sudah berada dikamar selama tiga hari, hari ini bersiap keluar kamar mencari angin, mencari kegiatan seru menghabiskan waktu, sekalian memeriksa keadaan, melihat Sebastian sudah pergi dari Pasirbumi atau belum.
Janetahu, semakin berhati-hati akan semakin ketahuan orang, karena itu dia memakai pakaian sekenanya, keluar dengan biasa.
Lebih baik pergi kemana?
Katanya di Pasirbumi banyak tempat yang asik, namun pemandangannya tidak jauh berbeda antara kota dan kota, Jane juga tidak begitu tertarik, dan yang dia pilih masihlah kesukaan dia, jalan makanan enak pertama di Pasirbumi.
Sebuah jalan makanan enak, panjangnya beberapa kilometer, dari awal sampai akhir jalan, ada berpuluh ribu jenis makanan yang berbeda rasanya, asalkan ada daging, tidak perduli yang berlari didarat terbang dilangit atau berenang di air, Jane tidak melepaskannya.
Makan dengan begini, masih belum berjalan setengah jalan, perut sudah sedikit kenyang, Janememutuskan jalan-jalan yang lain, sebentar lagi kembali terus makan.
Lagipula uang yang dihabiskan adalah uang Sebastian, Janesedikitpun tidak merasa sakit hati, berjalan-jalan di mall sekali, ada lagi hasilnya, seluruh badannya berganti satu set.
“Halo…… Nona Jane?”
Berjalan keluar dari mall, tiba-tiba mendengar ada orang yang memberi salam padanya, masih belum melihat dengan jelas itu siapa, Janemengangkat kaki berlari.
“Nona Jane, kenapa kamu berlari, ini aku!”
Suara itu mengejar kemari, Janemendengar ada sedikit familiar, namun dalam sekejap tidak terpikirkan di mana pernah mendengar suara ini.
Lelaki mengejar dia dengan beberapa langkah, menghadang didepannya: “Nona Jane, walaupun kamu berkata akan memberikan uang minyak padaku, namun aku buka datang untuk meminta uang minyak, kenapa kamu berlari saat melihatku?”
“Kamu supir?” Jane sudah teringat, lelaki ini adalah supir yang membantunya di atas jalan tol dan kembali ke Pasirbumi.
“Supir apa? Namaku Dario. Hari itu sudah memberitahukan padamu, kamu sudah lupa?” Lelaki memberi ekspresi kamu pasti mengingatku.
“Oh…… Dario, kamu ya.” Janemenepuk bahunya, sebenarnya dia sudah lupa namanya siapa, tapi masih pura-pura ramah, “Kamu juga datang keliling mall?”
“Pergi menghadiri pesta teman, melewati sini, kebetulan menemukan kamu.” Gaya bahasa Jane yang familiar, sangat berguna terhadap lelaki, “Apakah kamu sibuk, kalau tidak sibuk bisakah memberi sebuah muka, menemaniku sama-sama menghadiri pesta. Lagipula semua orang membawa pacarnya, hanya aku yang tidak, masih termasuk memalukan.”
“Dario, kamu mau aku pergi berpura-pura menjadi pacarmu?” Melihat wajah lelaki ini yang memerah, Jane sekali lihat sudah tahu dia bermaksud apa.
“Bolehkah?” Lelaki ini tersenyum malu, mengeluarkan gigi yang putih bersih, “Kalau kamu bersedia menemaniku pergi, aku akan sangat berterima kasih padamu.”
“Tidak pergi,” Jane langsung menolak, namun teringat lagi dia pernah membantunya, mengganti lagi dengan bahasa penolakan yang lebih halus, “Kamu lihat, kita baru bertemu sekali, siapapun tidak mengenal siapa, bagaimana kalau kamu orang jahat?”
“Kamu khawatir aku orang jahat bisa membohongimu?” Dario segera mengeluarkan dompet, memberikan kartu identitas ke dalam tangan Jane, “Kamu lihatlah, aku adalah orang Pasirbumi, seorang warga yang baik.”
Ini adalah sebuah alasan Jane menolak, namun tidak menyangka otak Dario ini begitu lurus, Jane lebih baik mencari alasan kedua: “Aku masih mau masuk kerja.”
“Kerja?” Dario menggaruk kepala, tiba-tiba terpikirkan sesuatu, “Nona Jane, kamu beritahukan aku, berapa gaji sebulan kamu bekerja?”
“Tidak banyak, hanya 20 juta 40 jutaan.” Jane sembarangan berkata, siapa menebak Dario
segera mengeluarkan telepon, “Berapa nomor rekeningmu? Aku memberimu 40 juta, kamu menemaniku pergi menghadiri pesta.”
Sial!
Menghadiri sebuah pesta 40 juta, Jane hanya merasa matanya bercahaya, tiba-tiba merasa lelaki pendek didepan matanya ini naik keatas.
Sangat ingin sekali menyetujuinya, namun tidak ingin membuat orang merasa dia ingin karena uang, saat Jane sedang ragu-ragu, Dario berkata lagi: “Aku tambah lagi 40 juta.”
Ada rezeki nomplok jatuh dari langit?
Hal ini kelihatannya ada penipuan, Jane tidak begitu percaya: “Dario, kalau ingin mencari wanita menemanimu pergi menghadiri pesta, sewa dari internet seorang seratus dollar saja sudah beres. Kamu kenapa harus mencariku?”
“Sewa di internet? Kamu kira aku adalah orang seperti itu kah?” Dario ada sedikit marah, “Aku melihat kita adalah teman, aku baru mau membantumu.”
Sial, uang, 80 juta dollar, hati Jane tergerak namun takut dicelakakan oleh orang lain, sekali dijebak maka akan segera dikubur orang.
Jane memandanginya: “80 juta, 80 juta, bukan angka yang kecil, kamu begitu murah hati berikan padaku, keluargamu sangat kaya?”
Mengungkit masalah uang, ini adalah modal yang paling dibanggakan Dario: “Iya. Ayahku sering bilang dia miskin, miskin sampai hanya menyisakan uang saja.”
Miskin sampai menyisakan uang saja, bagaimanapun kedengarannya ucapan ini membuat orang heran, namun ucapan ini sangat berguna bagi Jane, uang makin banyak juga tidak akan merasa kebanyakan.
Dia berpikir hari ini dia mungkin sudah menemukan orang kaya.
Didepan uang, terutama setelah perusahaan bangkrut dan mengalami serangkaian serangan, Jane sungguh tidak sanggup bersikeras: “Baik, 80 juta maka 80 juta, aku rela menemani teman.”
Dariotertawa dengan bodoh, menjulurkan tangan menepuk bahuJane: “Ji kecil, aku tahu kamu teman yang baik.”
Janesedikit menyampingkan badan menghindari pegangannya: “Aku bukan melihat dari kamu, aku melihat dari uang. Kamu lebih dulu kirimkan uang ke Alipay aku saja.”
Ucapan saja tidak bisa dipercaya, masih harus melihat uang masuk ke rekening, Janebaru bisa tenang.
“Baik, berikanlah nomor rekeningmu, aku segera kirimkan padamu.” MataDario tidak berkedip, segera mengirimkan 80 juta kepada Jane.
80 juta dollar, sekali bilang kirim langsung kirim, Janeada perasaan bersalah menemukan seseorang yang bodoh.
Uang sudah masuk ke rekening, Janedengan gembira menjadi pacar Dario pergi menghadiri pesta mereka.
Bình luận facebook