Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 18
Bab 18 Banyak Bicara Banyak Kesalahan
Berpikiran begini, Carlson mengangguk: “Kalau begitu bantu aku membuatnya.”
Ariella berbalik turun dari tempat tidur dan mengenakan mantel: “Kamu tunggu sebentar, aku akan segera siap.”
Carlson juga datang ke dapur: “Apakah kamu butuh bantuanku?”
Ariella menoleh menatapnya: “Apakah kamu sangat lapar?”
Dia mengangguk, “Agak sedikit lapar.”
Cukup mempersiapkan lauk yang sudah disiapkan kepadanya: “Kalau begitu, kamu yang bertanggung jawab untuk mencuci sayuran.”
Carlson dengan menghargai setuju: “Baiklah.”
Ketika dia mencuci sayuran, Ariella diam-diam meliriknya, dia mencucinya dengan sangat serius, sikap keseriusannya disaat melakukan hal kecil begini saja dia memberinya nilai 99, dia tidak memberi nilai 100 karena takut dia akan sombong.
Mereka membagi pekerjaan, tak lama kemudian semangkuk mie selesai dimasak. Ariella meletakkan mangkuk di hadapannya dan menatap Carlson: “Hidangan ini juga termaksud masakan andalanku, kamu coba deh, enak tidak?”
Dibandingkan dengan koki di sekitar Carlson, masakan Ariella benar-benar biasa saja, tetapi Carlson tidak enggan, dia mengangguk: “Rasanya sangat lumayan.”
Mendapat pujian Carlson, Ariella tersenyum bahagia, berbalik kembali ke dapur, dan sibuk sebentar didalam dapur.
Carlson selesai makan dan masuk kedalam: “kamu sedang sibuk apa?”
Ariella menoleh tersenyum padanya, “Kamu bukannya pagi-pagi harus terbang ke Kota Ventois. Kemarin malam aku membuat beberapa kue dan kimbap. Aku sedang memanaskannya dan memasukkannya kedalam kotak makani, nanti kamu bawa bersamamu, makan dijalan disaat kamu lapar.” Ariella tahu Carlson berusaha menjadi suami yang baik, dia juga ingin menjadi istri yang baik, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya berperan menjadi seorang istri yang baik.
Yang bisa dia bisa pikirkan untuk diberikan padanya, dia sudah memiliki segalanya. Yang tidak dia bisa pikirkan, dia tetap saja memilikinya. Jadi Ariella hanya dapat melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, melakukan beberapa hal sepele untuknya, dan berusahalah untuk menjadi istri yang baik yang penuh perhatian dan berbudi luhur.
Melihat wajahnya yang serius, Carlson mengangkat tangannya dan mengelus kepalanya: “Terima kasih telah berpikir begitu panjang untukku.”
“Kamu yang bilang suami istri harus saling menjaga.” Ariella menepuk tangannya dan mengerakkan mulutnya, “Jangan selalu mengelus kepalaku.”
Gerakan dia mengelus kepalanya, perasaannya sama seperti disaat dia mengelus kepala Mianmian, dia adalah istrinya dan bukan peliharaan kecilnya.
Bibir tipis seksi Carlson sedikit naik, dan dia memeluknya: “Kalau begini?”
Wajah Ariella memerah, dia buru-buru ingin mendorongnya, tetapi dia malah dipeluk lebih erat lagi, juga merasakan getaran dadanya.
Ariella menggigit bibirnya, dia mengangkat tangannya dan mencubit pinggangnya, tetapi daging pria itu begitu kuat, dia tidak mempengaruhinya, tetapi itu malah menyakiti tangannya sendiri.
Ariella kesal, dia mendongak dan membentur kepalanya kearah dadanya, awalnya dia ingin membuatnya kesakitan, Dia sekali lagi mengulurkan tangan dan membelai kepalanya, Seperti binatang peliharaan, dia mendengar suaranya yang rendah dan seksi berkata, “Pintar, Jangan buat keributan lagi. ”
Uh …
Ariella agak bingung, apakah dia sedang ribut? Keributan apa yang dia buat? Dia adalah orang yang terintimidasi!
Dia lagi lagi mengulurkan tangan dan mencubitnya, Kali ini dia meraih tangannya yang nakal itu dan dengan lembut mengenggam telapak tangannya: “Aku sebentar lagi akan berangkat. Kamu sendiri di rumah harus menjaga dirimu baik baik.”
“Tunggu sebentar,” Ariella melarikan diri dari lengannya, meletakkan kue dan kimbap kukus ke dalam kotak makan, mengambil plastik dan memasukkannya ke dalam, “kamu ambil untuk makan di jalan.”
Ketika Carlson mengulurkan tangan dan mengambil plastik itu, tatapan matanya yang biasanya dingin mengeluarkan sedikit aura senyum hangat, dan suaranya juga sangat lembut: “Tunggu aku dirumah”
Ariella tersipu dan mengangguk: “Baiklah.”
Carlson mengelus kepalanya lagi: “Kalau begitu aku pergi dulu.”
Ariella mengantarnya keluar, berdiri di pintu dan melihatnya masuk kedalam lift. Ketika pintu lift tertutup, Ariella cepat-cepat menggelengkan kepalanya dan mengangkat tangannya untuk menyentuh dahinya, Dia bicara sendiri: “Aku tidak demam, kalau begitu apa yang terjadi tadi itu nyata, bukan hayalanku saja. “Dia tidak sakit, sangat mungkin Carlson yang sakit, seharusnya dia sakit makanya dia bisa mengatakan sesuatu yang biasanya tidak dia katakan dan melakukan sesuatu yang biasanya tidak dia lakukan.”
Setelah mengantar Carlson, Ariella tidak merasa ngantuk, sekaligus bangun untuk pergi ke lari pagi dan terlebih dahulu bergegas ke perusahaan. Setelah Ariella sibuk selama hampir satu jam, Lindsey baru sampai di kantor.
Dia tidak kembali ke ruangan kantornya, dan dengan misterius pergi ke samping Ariella dan berkata: “Ariella, apakah kamu tahu bahwa Madonna dari departemen PR dipecat?”
Hati Ariella sedikit terpana, mimik wajahnya tidak begitu enak. Lindsey tidak memperhatikan dan lanjut bicara: “aku dengar dari orang, dia sepertinya telah melakukan sesuatu pada Direktur Carlson, Direktur Carlson sendiri yang telah memerintahkan pemecatannya.”
Ariella menebak, pasti Carlson sengaja membiarkan orang melepas berita seperti itu, dia tidak ingin melibatkannya kedalam masalah ini. Carlson mengatakan bahwa dukungannya adalah direktur, dia menggunakan tindakan untuk menunjukkan padanya, titik ini benar-benar sangat mengharukan.
Namun, dia tidak bisa senang. Bukannya Ariella tidak ingin Madonna meninggalkan perusahaan, tetapi tidak berharap dia pergi karena hubungannya dengan Carlson.
Dia tidak ingin membuka hubungannya dengan Carlson didepan publik, tidak ingin menerima perlakuan khusus di dalam perusahaan dan ingin manjat dengan kemampuannya sendiri. Sekarang, segalanya berjalan ke arah yang tidak diinginkannya.
Lindsey melanjutkan: “Orang seperti Madonna benar-benar layak mendapatkannya. Didalam perusahaan tidak tahu berapa banyak orang yang menantikannya pergi. Kali ini Direktur Carlson akhirnya membantu semua orang menyapu bersih sesuatu yang tidak sedap dipandang.”
Ariella tersenyum: “Lindsey, Madonna dipecat atau tidak tidak ada hubungannya denganku, aku hanya peduli dengan perencanaan awal yang harus diserahkan besok.”
Ariella benar-benar tidak suka bergosip di belakang orang lain, dan dia juga tahu bahwa tempat kerja tidak sesederhana dari yang terlihat. Di mana-mana ada lubang, dan mungkin saja suatu saat dapat jatuh ke lubang yang digali. Banyak bicara pasti ada kehilangan, dan kebenaran ini Ariella tetap mengerti.
Dalam tiga tahun terakhir, hubungannya dengan rekan-rekan kerjanya sudah cukup baik, tetapi hanya hubungan dipermukaan saja yang baik, dan itu bukan hubungan dengan hati ke hati.
Nisha bergegas: “Ariella, bagaimana dengan draft perencanaan awalnya?”
Ariella berkata: “aku akan bekerja lebih keras dan besok pasti akan selesai terkejar.”
Nisha berkata: “Tidak ada banyak waktu. Direktur Aksa dari PT. Canics akan pergi ke Kyoto malam ini, Jika sebelum dia pergi dia tidak melihat perencanaan awalmu, proyek ini sudah tidak ada peluang lagi.”
Ariella menggigit bibir dan berkata: “Manajer, aku akan mencoba yang terbaik berusaha di sebelum jam pulang kerja menyerahkan perencanaan ini padanya.”
Nisha meliriknya sejenak: “Jika kamu perlu bantuan, aku akan membiarkan Lindsey dan William membantumu. Direktur Aksa akan terbang jam 9:00 malam, dia sebelum jam 7:00 malam akan berangkat dari perusahaan ke bandara, sebelum waktu ini kamu harus buru-buru menyerahkan dokumen itu padanya. ”
Ariella mengangguk: “Baiklah. Tiga hari sudah cukup singkat, dan kini dipersingkat menjadi satu setengah hari, ini sama dengan tekanan kuat didalam tekanan kuat, tetapi Ariella pantang menyerah. Menurutnya, tidak ada pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan, hanya kamu cukup berusaha atau tidak, dan kali ini, Direktur PT. Canics menunjuknya untuk bertanggung jawab atas rencana proyek ini, jadi dia semakin tidak punya alasan untuk menghindar.
Berpikiran begini, Carlson mengangguk: “Kalau begitu bantu aku membuatnya.”
Ariella berbalik turun dari tempat tidur dan mengenakan mantel: “Kamu tunggu sebentar, aku akan segera siap.”
Carlson juga datang ke dapur: “Apakah kamu butuh bantuanku?”
Ariella menoleh menatapnya: “Apakah kamu sangat lapar?”
Dia mengangguk, “Agak sedikit lapar.”
Cukup mempersiapkan lauk yang sudah disiapkan kepadanya: “Kalau begitu, kamu yang bertanggung jawab untuk mencuci sayuran.”
Carlson dengan menghargai setuju: “Baiklah.”
Ketika dia mencuci sayuran, Ariella diam-diam meliriknya, dia mencucinya dengan sangat serius, sikap keseriusannya disaat melakukan hal kecil begini saja dia memberinya nilai 99, dia tidak memberi nilai 100 karena takut dia akan sombong.
Mereka membagi pekerjaan, tak lama kemudian semangkuk mie selesai dimasak. Ariella meletakkan mangkuk di hadapannya dan menatap Carlson: “Hidangan ini juga termaksud masakan andalanku, kamu coba deh, enak tidak?”
Dibandingkan dengan koki di sekitar Carlson, masakan Ariella benar-benar biasa saja, tetapi Carlson tidak enggan, dia mengangguk: “Rasanya sangat lumayan.”
Mendapat pujian Carlson, Ariella tersenyum bahagia, berbalik kembali ke dapur, dan sibuk sebentar didalam dapur.
Carlson selesai makan dan masuk kedalam: “kamu sedang sibuk apa?”
Ariella menoleh tersenyum padanya, “Kamu bukannya pagi-pagi harus terbang ke Kota Ventois. Kemarin malam aku membuat beberapa kue dan kimbap. Aku sedang memanaskannya dan memasukkannya kedalam kotak makani, nanti kamu bawa bersamamu, makan dijalan disaat kamu lapar.” Ariella tahu Carlson berusaha menjadi suami yang baik, dia juga ingin menjadi istri yang baik, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya berperan menjadi seorang istri yang baik.
Yang bisa dia bisa pikirkan untuk diberikan padanya, dia sudah memiliki segalanya. Yang tidak dia bisa pikirkan, dia tetap saja memilikinya. Jadi Ariella hanya dapat melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, melakukan beberapa hal sepele untuknya, dan berusahalah untuk menjadi istri yang baik yang penuh perhatian dan berbudi luhur.
Melihat wajahnya yang serius, Carlson mengangkat tangannya dan mengelus kepalanya: “Terima kasih telah berpikir begitu panjang untukku.”
“Kamu yang bilang suami istri harus saling menjaga.” Ariella menepuk tangannya dan mengerakkan mulutnya, “Jangan selalu mengelus kepalaku.”
Gerakan dia mengelus kepalanya, perasaannya sama seperti disaat dia mengelus kepala Mianmian, dia adalah istrinya dan bukan peliharaan kecilnya.
Bibir tipis seksi Carlson sedikit naik, dan dia memeluknya: “Kalau begini?”
Wajah Ariella memerah, dia buru-buru ingin mendorongnya, tetapi dia malah dipeluk lebih erat lagi, juga merasakan getaran dadanya.
Ariella menggigit bibirnya, dia mengangkat tangannya dan mencubit pinggangnya, tetapi daging pria itu begitu kuat, dia tidak mempengaruhinya, tetapi itu malah menyakiti tangannya sendiri.
Ariella kesal, dia mendongak dan membentur kepalanya kearah dadanya, awalnya dia ingin membuatnya kesakitan, Dia sekali lagi mengulurkan tangan dan membelai kepalanya, Seperti binatang peliharaan, dia mendengar suaranya yang rendah dan seksi berkata, “Pintar, Jangan buat keributan lagi. ”
Uh …
Ariella agak bingung, apakah dia sedang ribut? Keributan apa yang dia buat? Dia adalah orang yang terintimidasi!
Dia lagi lagi mengulurkan tangan dan mencubitnya, Kali ini dia meraih tangannya yang nakal itu dan dengan lembut mengenggam telapak tangannya: “Aku sebentar lagi akan berangkat. Kamu sendiri di rumah harus menjaga dirimu baik baik.”
“Tunggu sebentar,” Ariella melarikan diri dari lengannya, meletakkan kue dan kimbap kukus ke dalam kotak makan, mengambil plastik dan memasukkannya ke dalam, “kamu ambil untuk makan di jalan.”
Ketika Carlson mengulurkan tangan dan mengambil plastik itu, tatapan matanya yang biasanya dingin mengeluarkan sedikit aura senyum hangat, dan suaranya juga sangat lembut: “Tunggu aku dirumah”
Ariella tersipu dan mengangguk: “Baiklah.”
Carlson mengelus kepalanya lagi: “Kalau begitu aku pergi dulu.”
Ariella mengantarnya keluar, berdiri di pintu dan melihatnya masuk kedalam lift. Ketika pintu lift tertutup, Ariella cepat-cepat menggelengkan kepalanya dan mengangkat tangannya untuk menyentuh dahinya, Dia bicara sendiri: “Aku tidak demam, kalau begitu apa yang terjadi tadi itu nyata, bukan hayalanku saja. “Dia tidak sakit, sangat mungkin Carlson yang sakit, seharusnya dia sakit makanya dia bisa mengatakan sesuatu yang biasanya tidak dia katakan dan melakukan sesuatu yang biasanya tidak dia lakukan.”
Setelah mengantar Carlson, Ariella tidak merasa ngantuk, sekaligus bangun untuk pergi ke lari pagi dan terlebih dahulu bergegas ke perusahaan. Setelah Ariella sibuk selama hampir satu jam, Lindsey baru sampai di kantor.
Dia tidak kembali ke ruangan kantornya, dan dengan misterius pergi ke samping Ariella dan berkata: “Ariella, apakah kamu tahu bahwa Madonna dari departemen PR dipecat?”
Hati Ariella sedikit terpana, mimik wajahnya tidak begitu enak. Lindsey tidak memperhatikan dan lanjut bicara: “aku dengar dari orang, dia sepertinya telah melakukan sesuatu pada Direktur Carlson, Direktur Carlson sendiri yang telah memerintahkan pemecatannya.”
Ariella menebak, pasti Carlson sengaja membiarkan orang melepas berita seperti itu, dia tidak ingin melibatkannya kedalam masalah ini. Carlson mengatakan bahwa dukungannya adalah direktur, dia menggunakan tindakan untuk menunjukkan padanya, titik ini benar-benar sangat mengharukan.
Namun, dia tidak bisa senang. Bukannya Ariella tidak ingin Madonna meninggalkan perusahaan, tetapi tidak berharap dia pergi karena hubungannya dengan Carlson.
Dia tidak ingin membuka hubungannya dengan Carlson didepan publik, tidak ingin menerima perlakuan khusus di dalam perusahaan dan ingin manjat dengan kemampuannya sendiri. Sekarang, segalanya berjalan ke arah yang tidak diinginkannya.
Lindsey melanjutkan: “Orang seperti Madonna benar-benar layak mendapatkannya. Didalam perusahaan tidak tahu berapa banyak orang yang menantikannya pergi. Kali ini Direktur Carlson akhirnya membantu semua orang menyapu bersih sesuatu yang tidak sedap dipandang.”
Ariella tersenyum: “Lindsey, Madonna dipecat atau tidak tidak ada hubungannya denganku, aku hanya peduli dengan perencanaan awal yang harus diserahkan besok.”
Ariella benar-benar tidak suka bergosip di belakang orang lain, dan dia juga tahu bahwa tempat kerja tidak sesederhana dari yang terlihat. Di mana-mana ada lubang, dan mungkin saja suatu saat dapat jatuh ke lubang yang digali. Banyak bicara pasti ada kehilangan, dan kebenaran ini Ariella tetap mengerti.
Dalam tiga tahun terakhir, hubungannya dengan rekan-rekan kerjanya sudah cukup baik, tetapi hanya hubungan dipermukaan saja yang baik, dan itu bukan hubungan dengan hati ke hati.
Nisha bergegas: “Ariella, bagaimana dengan draft perencanaan awalnya?”
Ariella berkata: “aku akan bekerja lebih keras dan besok pasti akan selesai terkejar.”
Nisha berkata: “Tidak ada banyak waktu. Direktur Aksa dari PT. Canics akan pergi ke Kyoto malam ini, Jika sebelum dia pergi dia tidak melihat perencanaan awalmu, proyek ini sudah tidak ada peluang lagi.”
Ariella menggigit bibir dan berkata: “Manajer, aku akan mencoba yang terbaik berusaha di sebelum jam pulang kerja menyerahkan perencanaan ini padanya.”
Nisha meliriknya sejenak: “Jika kamu perlu bantuan, aku akan membiarkan Lindsey dan William membantumu. Direktur Aksa akan terbang jam 9:00 malam, dia sebelum jam 7:00 malam akan berangkat dari perusahaan ke bandara, sebelum waktu ini kamu harus buru-buru menyerahkan dokumen itu padanya. ”
Ariella mengangguk: “Baiklah. Tiga hari sudah cukup singkat, dan kini dipersingkat menjadi satu setengah hari, ini sama dengan tekanan kuat didalam tekanan kuat, tetapi Ariella pantang menyerah. Menurutnya, tidak ada pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan, hanya kamu cukup berusaha atau tidak, dan kali ini, Direktur PT. Canics menunjuknya untuk bertanggung jawab atas rencana proyek ini, jadi dia semakin tidak punya alasan untuk menghindar.
Bình luận facebook