• ĐỔI TÊN MIỀN VIETWRITER.PRO SANG 88.198.7.247 TỪ NGÀY 1/6

New NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR (4 Viewers)

  • Bab 58

Bab 58 Kematian Mewah





“Masalahmu adalah masalahku, aku melakukan hal ini untukmu, itu sudah seharusnya.” Elisa tersenyum dengan lembut,memberikan keindahan yang lembut dan rapuh pada orang yang melihatnya, seolah-olah jika angin bertiup akan mungkin membuatnya terbang.





Ivander memapah Elisa, tertawa dengan lembut dan perhatian: “Karena kamu sudah datamg, tinggallah di sini dengan baik. Tunggu saat semuanya sudah selesai, kita akan kembali ke Kyoto bersama.”





“Oke, aku mendengarkanmu.” Elisa mengangguk dengan begitu perhatian.





Ivander berkata: “Kalau begitu aku akan menemanimu pulang ke rumah.”





Elisa menggelengkan kepalanya: “Bukankah kamu ingin mengurus sesuatu? Kamu tidak perlu mempedulikanku, uruslah urusanmu terlebih dulu, aku bisa kembali ke kamar sendiri.”





Ketika mendengarkan perkataan Elisa, Ivander memeluknya dan memberinya ciuman kemudian berkata dengan lembut: “Elisa, kamu selalu begitu perhatian, bagaimana bisa aku tidak menyayangimu.”





Jane tersenyum lembut, tangan kecilnya yang lemah dengan pelan menepuk dada Ivander: “Sebagai tunanganmu, menjagamu dan mengkhawatirkanmu itu sudah seharusnya. Kamu jangan mengatakan bahwa aku terlalu ikut campur saja sudah cukup.”





Ivander tidak sabar kembali memeluk dan menciumnya: “Aku akan menyuruh orang untuk mengantarkanmu ke atas untuk beristirahat. Kondisi tubuhmu tidak baik, jangan berkeliaran.”





Elisa memandangnya dan berkata: “Aku ingin melihatmu pergi.”





“Kalau begitu aku akan pergi dulu, kamu juga cepatlah naik ke atas.” Kembali memerintah, Ivander baru membawa orang kemudain pergi.





Melihat punggung Ivander yang perlahan menghilang, tatapan Elisa yang tersenyum perlahan menghilang, kedua tangan yang berada di sisi tubuhnya mengepal, bergumam: “Ivander, aku bersamamu selama tiga tahun, demi dirimu keguguran, tapi kamu tidak pernah melupakannya, menurutmu apa yang harus kulakukan? ”





……





Kota Pasirbumi.





Di sebuah hotel mewah.





Efa melirik sekilas menu, harga hidangan ini luar biasa mahalnya, sangat bagus.





Dia melambai ke pelayan, mulai memesan dari hidangan yang paling mahal, memesan hingga 10 jenis makanan.





Rory yang berada di sebelahnya ingin membuka mulutnya beberapa kali, pada akhirnya tidak jadi mengatakannya.





Efa tahu apa yang ingin dia katakan, paling-paling: “Polaris, kamu memesan begitu banyak hidangan, jangan buang-buang uang. Uang tuan muda itu tidak didapatkan dengan Cuma-Cuma, berhematlah sedikit, siapa tahu lain kali dia akan setuju untuk membuat sebuah drama film untukmu. ”





Terhadap orang-orang di sekitarnya, Efa sangat memahaminya, sebenarnya mereka adalah orang yang dikirim Carlton untuk mengawasinya, sama sekali tidak bisa disebut sebagai orangnya.





Ya sudah jika kakak lelaki kolot di rumah mengawasiya, tapi tidak disangka orang-orang di sekitarnya mendengakan perintah kakaknya yang kolot itu, ingin ikut campur ini dan itu, membuatnya tidak memiliki kebebasan.





Dan lagi siapa yang bilang dia ingin menggunakan uang Carlton? Dia tidak ingin menggunakan uangnya. Dia masih marah padanya.





Memikirkan bahwa hari itu Carlton dengan sangat kejam melemparkannya ke kolam renang, hampir saja membuatnya mati tenggelam, api di hatinya masih belum terbalaskan.





Huh, ingin berkelahi dengannya, lihatlah apa yang akan dia perbuat hingga membuatnya tidak berdaya, dia ingin membuat kakaknya mengingat pelajaran kali ini, jangan berani lagi menindasnya lain kali.





Dia memutuskan untuk membantah, ingin membalas dendam, jadi dia sengaja menyebarkan gosip bahwa Carlton adalah pecinta wanita.





Dia ingin membuat gadis-gadis itu menjauh darinya, tidak ada yang mau menikah dengannya, maka saat itu dia akan tahu bahwa dia memiliki adik yang menyukainya itu saja sudah merupakan suatu hal yang berharga.





Hanya saja Efa tidak pernah membayangkan, dengan asal menyebarkan beberapa rumor, malah yang terpancing adalah tuan muda dari Group Primedia, Ivander.





Mengenai Ivander, satu-satunya kesan Efa padanya adalah satu orang penulis naskah di bawah perusahaan miliknya adalah seorang plagiat yang bernama Yuma.





Melakukan plagiat dari plot orang lain, tapi masih bisa mengatakan dengan sangat sombong bahwa itu merupakan sebuah penghargaan yang klasik.





Efa pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tapi belum pernah melihat yang tidak tahu malu seperti itu. Yang lebih penting lagi, perusahaan hiburan milik Group Primedia tidak hanya tidak menangani orang ini, tapi malah mendukungnya dengan penuh.





Orang yang paling dibenci Efa adalah orang yang tidak tahu malu seperti ini, jadi dia memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan yang datang kepadanya ini.





Ketika sedang berpikir, orang yang ingin menemuinya sudah datang, sedang berjalan ke arahnya.





Melihatnya yang mengenakan jas hitam, Ivander dengan wajahnya yang terlihat gentle, Efa mencibirnya di dalam hatinya.





Meskipun dia membenci Ivander dalam hatinya, tapi dia tidak menunjukkannya di luar, dia tersenyum dan melambaikan tangannya: “Tuan Ivander, di sini.”





Ivander menoleh, mengerutkan keningnya. Efa tahu, dia pasti membenci wajahnya.





Dia mengakui bahwa wajah ini dipoles secara khusus olehnya, blush on nya terlalu tebal, dan ketika tertawa maka bubuk itu akan terbang, benar-benar sangat spektakuler.





Gadis cantik sepertinya, jika tidak membuat dirinya sedikit jelek, jika dia disukai oleh Tuan besar dari Group Primedia ini maka akan menjadi kesedihannya.





“Kamu Polaris?” Ivander menilai Efa, pandangan mata itu jelas tidak yakin bahwa Carlton pemilik Aces memiliki selera yang sangat berat, wajah gadis itu selain blush on tidak terlihat yang lainnya, jelas-jelas dia adalah badut.





Efa tersenyum menaikkan alisnya: “Ya itu aku, aku, memang aku. Kenapa, melihatku yang seorang aktris besar, apakah ingin berfoto bersama?”





Ivander mendengus dalam hatinya, dia benar-benar tidak tertarik dengan “aktris besar” ini, tidak usah membicarakan tubuhnya yang kurus, wajahnya yang dilapisi dengan blush on tebal saja sudah membuatnya tidak berselera.





Ivander secara langsung mengutarakan niatnya: “Polaris, sekretarisku seharusnya sudah memberitahumu apa tujuanku membuat janji denganmu.”





Wajah Efa ini memang dipoles terlalu berlebihan, bisa dibandingkan dengan riasan film hantu untuk hantu wanita, Ivander tidak berbalik dan pergi, sudah bisa dianggap dia cukup bersabar.





Efa mengerjapkan kedua matanya: “Tidak membicarakannya sambil makan? Aku sudah memesan makanan, setidaknya kamu harus membiarkanku makan dengan kenyang baru berbicara.”





Ivander berkata: “Kamu bisa memberitahuku berita yang aku inginkan terlebih dulu, kemudian kamu bisa makan dengan perlahan. Lagipula, aku yang akan membayar semua tagihannya.”





“Kamu yang membayar tagihannya?” Efa mencondongkan tubuhnya lebih dekat, dengan sengaja menggelengkan wajahnya di depan Ivander, “Meskipun aku makan hingga hampir mati kekeyangan juga hanya menghabiskan sedikit uangmu, kamu bersikap seperti ini ingin mendapatkan berita yang kamu inginkan dariku?”





“Apa yang kamu inginkan katakan saja.” Ivander mundur, bubuk blush on di wajah wanita ini benar-benar menjijikkan.





Efa mengangkat tangannya menunjuk angka 1: “Kamu beri aku angka segini, berita apa yang kamu inginkan semuanya ada?”





“100 juta?”





“100 juta? Kamu kira aku ingin meminta makan.” Efa mengulurkan tangan dan melambaikannya di hadapan Ivander. “Ini adalah 1 M.”





“Kamu terlalu berani membuka mulutmu.” Yang berbicara adalah Harmon yang berada di belakang Ivander.





“Tuan Ivander, sebenarnya kamu yang membuat keputusan atau orang di belakangmu ini yang membuat keputusan?” Efa adalah orang yang tidak takut untuk membuat masalah, selain Carlson, dia benar-benar tidak takut pada siapa pun.





Jika bisa mendapatkan kerja sama dengan Aces, 1 M ini benar-benar bukan apa-apa, kuncinya adalah apakah gadis kecil ini dapat memberikan berita yang bermanfaat.
 
Advertisement

Bình luận facebook

Users who are viewing this thread

Back
Top Bottom