• ĐỔI TÊN MIỀN VIETWRITER.PRO SANG 88.198.7.247 TỪ NGÀY 1/6

New NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR (4 Viewers)

  • Bab 71

Bab 71 Menyinggung Boss Besar





Akhir pekan, Carlson bekerja di ruang kerja, Ariella duduk di balkon membaca buku.





Meski terlihat cukup membosankan, tapi Ariella sangat menyukai hari yang tenang seperti ini, seolah-olah waktu sangat hening!





Hari ini, Carlson tiba-tiba mengusulkan untuk berjalan-jalan, apa dia sedang mencoba meminta maaf untuk yang dilakukannya malam kemarin?





Tidak peduli iya atau tidak, Ariella menganggap Carlson berpikir demikian, dengan paksa mengeluarkan senyum dan berkata: “Aku ada janji dengan orang di siang hari. Agak malam baru pergi bersama denganmu, oke?”





“Hmm.” Carlson mengangguk, tidak mengatakan apa-apa, kemudian menoleh melihat ke luar jendela.





Melihat sosoknya yang kesepian, Ariella tiba-tiba merasa tidak tega, kemudian menambahkan: “Aku hanya pergi berbicara dengan orang itu, tidak akan memakan banyak waktu.”





Sudah berjanji untuk menemui Elisa, tujuan Ariella sangat sederhana yaitu ingin pergi menanyakan bagaimana kondisi Ibunya, dia tidak mau banyak berbicara dengan Elisa.





Carlson menoleh, ada cahaya di balik mata hitamnya yang dalam itu: “Aku akan menemanimu pergi setelah makan?”





Itu adalah nada pertanyaan, sedang menunggu Ariella untuk menjawab.





Ariella pergi menemui Elisa, orang itu merupakan kenangan yang sangat menyakitkan dari kehidupan masa lalunya, secara naluriah Ariella tidak ingin Carlson pergi bersamanya.





Carlson adalah hidupnya yang sekarang, masa depannya, Ariella ingin membereskan masa lalunya dengan bersih, dia tidak ingin menyeret Carlson masuk ke dalam lumpur.





Tapi dia juga tidak tega untuk menolak Carlson, tidak tahu bagaimana dia harus berbicara, kemudian dia mendengar Carlson berkata: “Pergilah mandi, aku akan menunggumu di luar untuk makan siang.”





Carlson menghampirinya dan membawa Mian mian pergi ke ruang tamu, meletakkan Mian mian di sofa, pandangan matanya menatapnya lekat-lekat.





“Guk guk guk …” Mian mian sangat aktif, merasa tatapan Carlson yang tidak cukup baik kemudian menggunakan caranya sendiri untuk menghadapinya.





Tapi seiring gonggongannya, suara Mian mian makin mengecil, pria itu terlalu mengerikan, hanya dengan menatapnya, auranya sudah bisa menekan Mian mian.





Jika Mian mian dapat berbicara, dia pasti akan memanggil Ibunya untuk membawanya pergi menjauh, tidak ingin bermain dengan pria yang begitu dingin.





Huhu ——





Pria ini benar-benar sangat mengerikan, mengapa harus melihatnya dengan tatapan yang begitu mengerikan?





Ok, tidak bisa menang melawannya, Mian mian kemudian berlari mencari Ibunya untuk menyelamatkannya.





Tapi begitu Mian mian berlari, Carlson mengulurkan tangan dan menangkap Mian mian kembali, dan dia juga belajar dari cara Ariella mengelus kepalanya: “Patuhlah sedikit.”





Huhu ——





Mian mian tidak berani bergerak, takut orang jahat ini akan memutuskan lehernya.





Carlson kembali mengelus kepala Mian mian, bagi orang yang memiliki sifat suka kebersihan, Carlson tidak pernah bersentuhkan dengan binatang kecil seperti itu.





Menerima makhluk kecil ini, karena dia adalah hewan peliharaan yang sangat dihargai oleh Ariella, dan Ariella memperlakukannya seperti anaknya sendiri.





Selama proses saling berhubungan ini, Carlson juga menemukan bahwa makhluk kecil ini juga tidak begitu menyebalkan seperti yang dipikirkannya, terkadang dia cukup lucu.





Terutama ketika dia mencari perhatian pada Ariella.





Makhluk ini dengan sangat mudah membuat Ariella tertawa, dan dia malah tidak bisa.





Ariella sudah selesai mandi dan keluar, melihat pemandangan seperti itu, Mian Mian dengan terpaksa beringsut di sisi Carlson dan Carlson dengan serius mengelus kepalanya.





Pada awalnya Ariella masih khawatir bahwa Carlson tidak akan menerima Mian mian, tapi dari pengamatannya selama ini, Carlson hanya tidak suka mengungkapkannya, sebenarnya dia seharusnya menyukai Mian mian.





Tapi jika ingin dibicarakan, Mian mian begitu imut, bagaimana mungkin ada orang yang tidak menyukainya?





“Mian mian, apa yang sedang kamu lakukan dengan Paman Carlson?” Ariella berjalan ke sisi mereka dan dia juga mengelus kepala Mian mian.





Paman Carlson?





Carlson sangat tidak puas dengan sebutan ini, mengerutkan kening dan berkata: “Ariella, aku adalah suamimu.”





Tidak tahu mengapa Carlson tiba-tiba menekankan hal ini, Ariella memandangnya dengan tatapan bingung dan mengangguk: “Aku tahu.”





Jadi Carlson sedang menekankan padanya bahwa sah baginya untuk melakukan hal itu padanya kemarin?





Kenapa memikirkan apa yang terjadi semalam lagi, dia sudah mengatakan untuk tidak memikirkannya lagi, sudah berkata bahwa akan menjalani hidup dengan baik, Ariella benar-benar ingin menampar dirinya sendiri.





Carlson: “…”





Carlson tidak mengatakan apa-apa, Ariella membawa Mian mian: “Ayo pergi, Ibu akan memberimu sesuatu untuk dimakan. Setelah kenyang, kita akan pergi jalan-jalan.”





Makan siang disiapkan oleh Bibi Chen, merupakan masakan rumahan biasa, tapi rasanya sangat enak, Ariella sangat senang memakannya.





Carlson tidak begitu makan, pandangan matanya sesekali jatuh pada wajah Ariella.





Terkadang, Ariella selalu memiliki senyum yang dangkal, berbicara dengan lembut, memberikan perasaan tenang pada orang lain. Seakan tidak ada seorang pun dan hal apapun yang bisa mengaduk danau di hatinya.





“Ariella, aku akan mengemudi dan mengantarmu nanti.” Menahannya untuk waktu yang lama, Carlson akhirnya mengatakan apa yang ingin dia katakan.





“Oh, oke.” Ariella makan dan menjawab tanpa mengangkat kepalanya.





……





Jamuan makan malam amal semalam, bisa dikatakan dihadiri oleh semua kalangan atas di Kota Pasirbumi, dan Ivander malah diusir keluar dari sana.





Bahkan walaupun media tidak hadir, masalah ini dengan cepat menyebar di lingkaran dalam dan diteruskan ke telinga Ivander.





Bukannya terdengar di telingannya juga, tapi dia diminta orang untuk menyelidiki, dia sangat khawatir akan padangan orang lain terhadap dirinya tadi malam.





Ketika mendapat berita, itu adalah kabar buruk, mengatakan bahwa Ivander tidak memiliki kualitas, tidak memiliki pendidikan, tidak sopan, dan yang paling penting dia menyinggung Carlton dari Group Aces.





Tadi malam, itu adalah kejadian paling memalukan dalam hidup Ivander untuk pertama kalinya dalam 20 tahun lebih ini, dan juga dia bersikap memalukan di hadapan begitu banyak orang.





Adegan seperti itu jangankan Ivander, bahkan orang biasa pun tidak mampu untuk menanggung rasa malu itu.





Semakin berpikir, Ivander semakin marah, dia benar-benar bagai bola api yang seolah bisa meledak kapan saja.





Harmon bergegas masuk, berlari sambil berteriak: “Tuan muda, gawat, masalah besar.”





Ivander dengan tidak puas berkata: “Apa-apaan kamu ini, masih ada masalah besar apa lagi?”





Harmon menyerahkan koran Kota Pasirbumi ke tangan Ivander: “Lihatlah, Group Gerina maju ingin bekerja sama dengan Teknologi Inovatif.”





“Group Gerina?” Ivander mengambil koran itu dan dengan cepat membacanya dengan marah berkata, “Apa yang ingin dilakukan oleh Guntur?”





Group Primedia adalah salah satu perusahaan terbaik di ibukota, sedangkan Group Gerina adalah perwakilan dari Selatan, dalam pandangan Ivander, kemungkinan Group Aces memilih mitra bekerja adalah di antara mereka saja.





Selama bertahun-tahun, Group Primedia juga bekerja sama dengan Group Gerina, keduanya tidak bisa dibilang hubungan teman, tapi hanya hubungan kemitraan kooperatif.





Mengapa Guntur melakukan kerja sama dengan Teknologi Inovatif pada saat ini, apa kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan kecil seperti Teknologi Inovatif itu?





Apakah Guntur ingin menunjukkan kedermawanannya saat ini, sehingga Carlton dari Group Aces akan melihatnya dan akan menambah kesempatan kerja sama antara Group Aces dengan Group Gerina?





Ketika sedang berpikir, ponsel Ivander berdering, hanya mendengarkan nada deringnya saja dia sudah tahu bahwa Ayahnya itu yang menelepon.





Dia menarik napas panjang kemudian baru menjawab: “Ayah …”





“Dasar bodoh, hal bodoh apa yang kamu lakukan selama ini di Kota Pasirbumi? Untuk apa kamu membuat masalah? Cepat kembali sekarang …”





Ivander baru saja memanggil Ayah, tapi dia sudah dimaki-maki oleh Ayahnya.
 
Advertisement

Bình luận facebook

Users who are viewing this thread

Back
Top Bottom