Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 84
Bab 84 Orang Yang Licik
Ariella tiba-tiba tidak mengerti demi apa dia menyembunyikan keluhannya selama beberapa tahun terakhir, dia dulu berpikir dengan melarikan diri dari anggota keluarganya ini maka dirinya tidak akan memiliki kekhawatiran, tapi sekarang?
Ivander telah berulang kali memaksanya, Elisa menjebaknya, mereka seperti iblis di kedalaman neraka, sedikit demi sedikit menelan kebahagiaannya.
Bagaimana mereka bisa?
Saat ini, Madonna berjalan menghampiri Ariella, merendahkan suaranya dan berkata dengan sombong: “Ariella, aku pernah berkata, tidak peduli berapapun harganya, aku tidak akan membiarkanmu terlihat baik.”
Madonna tersenyum dengan begitu puas, pandangan matanya yang sombong menusuk mata Ariella.
Elisa dan Ivander dapat menyakitinya, itu karena Ariella pernah mencintai dan pernah peduli pada mereka.
Tapi kamu? Madonna, apa dia juga layak?
Ariella mendengus, mengangkat tangan menampar Madonna: “Madonna, apa-apaan kamu!”
Tamparan Ariella ini sangat bertenaga, meninggalkan lima sidik jari merah di wajah Madonna.
Madonna memegang wajahnya yang kesakitan, menatap Ariella dengan pandangan kejam: “Pelacur busuk, kamu berani memukulku.”
Ketika Madonna berbicara, Ariella kembali menamparnya, terkadang berbicara baik-baik pada orang tidak didengarkan, lebih baik bertindak secara langsung.
“Sialan, kamu memukul…”
Menerima dua tamparan, Madonna juga tidak rela menerimanya, menerjang ke arah Ariella dan menjambak rambut Ariella dengan kencang.
Madonna menarik rambutnya, Ariella kesakitan hingga menggertakkan giginya, tapi dia menahan rasa sakit ini.
Ariella memperhatikan situasinya, Madonna lebih pendek darinya, mengenakan heels yang lebih tinggi darinya, dia bisa mengambil keuntungan dari ini.
Ariella terlihat kurus langsing, tapi karena bertahun-tahun ini dia melakukan segala sesuatu seorang diri, kekuatannya tidaklah kecil.
Melihat mereka berdua bertengkar hingga ke sisi panggung, Ariella mendorong dengan keras, Madonna terhuyung, karena tidak seimbang, dia jatuh ke bawah panggung.
Tapi sebelum dia jatuh, Madonna menjambak rambut Ariella, dan Ariella juga ikut tertarik jatuh ke bawah.
Untungnya, seluruh ruang dilapisi dengan karpet, Ariella dan Madoona terjatuh dan tidak begitu merasakan sakit.
Madonna bangkit dan berkata: “Di sini banyak wanita yang sudah menikah bukan. Pasti ada suami yang berselingkuh. Apa kalian tidak membenci wanita yang menjadi selingkuhan ini? Dia dulu merayu kakak iparnya sendiri, dan sekarang dia bisa merayu Presdir Carlson yang sudah memiliki Istri, di kemudian hari dia mungkin akan merayu suami kalian. ”
Madonna tahu dirinya tidak berdaya melawan Ariella sendirian, dia harus melakukan sesuatu untuk membuat Ariella menerima kemarahan publik, harus membuat orang lain membantunya menghadapi Ariella.
Madonna dulunya adalah departemen hubungan masyarakat, kefasihannya saat berbicara masih ada, dan juga Nisha juga mengatakan sesuatu di sampingnya.
Beberapa orang tergerak, dan juga bergabung dengannya: “Benar-benar tidak tahu malu, pergilah, dasar selingkuhan.”
“Selingkuhan, cepat pergi.”
Merayu Kakak ipar sendiri, merayu seorang pria beristri…
Berbagai kata hinaan dan makian terdengar, diteruskan ke telinga dan hati Ariella.
Ariella terkilir ketika jatuh tadi, dia mencoba berdiri beberapa kali baru bisa berdiri tegak.
Kaki kirinya yang terkilir, setelah berdiri, semua beban hanya bisa diletakkan di kaki kanannya.
Adegan itu, seolah-olah kembali lagi ke masa tiga tahun yang lalu …
Sekali lagi, dia hanya bisa melihat orang-orang itu memakinya, dan dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Ariella melihat, mendengarkan, lambat laun tidak bisa melihat apa-apa, matanya kabur.
“Daiva, apa yang terjadi?”
Kemudian suara bernada rendah menusuk tulang terdengar, semua orang segera menoleh, melihat Carlson memimpin di depan Henry dan Daiva.
Ketika mendengar suara Carlson, Ariella bergegas merapikan rambutnya, berdiri tegak, mendongak tinggi, tidak peduli bagaimana Carlson memandangnya, dia tidak boleh kehilangan muka di depan Carlson.
Madonna dan Nisha saling bertukar pandang, sudut bibir mereka naik tanpa sadar.
Carlson sudah datang, ini adalah saat drama yang baik akan dimulai, memikirkan Ariella yang akan ditinggalkan oleh Carlson dan dipandang rendah, Madonna benar-benar bertepuk tangan dan bersorak.
Carlson seperti biasanya mengenakan setelan jas buatan tangan berwarna abu-abu perak, raut wajahnya tenang, dan langkahnya masih elegan seperti baisanya.
Ketika dia lewat, semua orang membukakan jalan untuknya, mata semua orang tertuju padanya, bergerak seiring langkah Carlson.
Dan tatapan Carlson hanya melihat sosok Ariella yang sedang berdiri di puncak angin, dia melihat Ariella mengepalkan tinjunya dengan erat, melihat bibirnya yang pucat, melihat senyumnya yang terpksa, melihat dia berpura-pura tidak peduli.
Jelas-jelas Ariella sedang tersenyum, tapi Carlson merasa dia sedang menangis, dia sangat ingin menghapus air mata di hati Ariella dengan tangannya sendiri.
Ariella juga menatapnya, tidak, dia tidak sedang menatapnya, pandangan mata Ariella sedang mengarah ke arah kedatangannya, tapi tidak berfokus, tidak ada keberadaan Carlson di matanya.
Ariella tidak berani menatapnya, karena dia takut melihat panadnagan matanya yang menghina, takut mendengarnya mengatakan perkataan yang tidak enak didengar …
Ya, Ariella sedang merasa takut, jadi dia tidak berani menatap Carlson.
Ariella tahu, Carlson semakin dekat dan lebih dekat dengan dirinya, makin lama makin dekat …
Akhirnya, Carlson datang ke sisinya, berdiri di sisinya, dengan lembut memanggil namanya seperti sebelumnya: “Ariella.”
“Hmm.” Ariella masih sama seperti sebelumnya menjawabnya sekilas ketika Carlson sedang memanggil namanya, tapi Ariella tidak berani menatapnya.
“Kamu memilikiku.” Carlson dengan lembut menyentuh wajahnya dengan telapak tangannya, menjatuhkan ciuman di dahinya, berkata dengan rendah dan lembut, “Ariella, lihat aku.”
Saat ini, semua suara di sekitarnya seakan menghilang, pandangan mata semua orang tertuju pada kedua orang itu.
Sebenarnya apa yang sedang terjadi?
“Presdir Carlson, lihatlah ke layar, lihatlah hal-hal yang telah dia lakukan sebelumnya, kamu akan tahu wanita seperti apa dia itu.”
Madonna melihat Carlson tidak hanya tidak menunjukkan ketidaksukaan pada Ariella, malah pandangan mata Carlson yang penuh kasih sayang, seketika melupakan identitasnya, berdiri dan berteriak membuat keributan.
Carlson sedikit menolehkan kepala, menatap orang yang baru saja berbicara, mata yang tampaknya tenang itu terlintas sedikit cahaya dingin: “Henry.”
Hanya dilihat sekilas, Madonna takut higga mundur beberapa langkah, tidak lagi berani mengatakan sepatah kata pun.
Henry segera melangkah maju: “Presdir, apa yang terjadi hari ini, aku pasti akan meminta orang menyelidikinya dengan jelas. Nama baik Nyonya, tidak boleh dikotori oleh orang-orang kecil seperti mereka.”
Nyonya?
Semua orang mendengar kata “Nyonya” dalam perkataan Henry.
Jadi Ariella adalah?
Semua orang melebarkan mata mereka dan menatap segala sesuatu di depan mereka, ingin mendapat kepastian, apakah Istri yang selalu dibicarakan Presdir Carlson, sebenarnya adalah Ariella?
Ariella mengatupkan bibirnya, dia akhirnya menjatuhkan kembali tatapannya pada wajah Carlson, menatapnya dengan tenang, jelas-jelas ingin menunjukkan senyum padanya, tapi air matanya malah keluar tanpa bisa ditahan.
Melihat Ariella meneteskan air mata, hati Carlson sakit, dia kemudian menundukkan kepalanya untuk mencium air mata Ariella, tapi semakin dia menciumnya, semakin Ariella menangis, dan baru berhenti setelah sekian lama.
Ariella tiba-tiba tidak mengerti demi apa dia menyembunyikan keluhannya selama beberapa tahun terakhir, dia dulu berpikir dengan melarikan diri dari anggota keluarganya ini maka dirinya tidak akan memiliki kekhawatiran, tapi sekarang?
Ivander telah berulang kali memaksanya, Elisa menjebaknya, mereka seperti iblis di kedalaman neraka, sedikit demi sedikit menelan kebahagiaannya.
Bagaimana mereka bisa?
Saat ini, Madonna berjalan menghampiri Ariella, merendahkan suaranya dan berkata dengan sombong: “Ariella, aku pernah berkata, tidak peduli berapapun harganya, aku tidak akan membiarkanmu terlihat baik.”
Madonna tersenyum dengan begitu puas, pandangan matanya yang sombong menusuk mata Ariella.
Elisa dan Ivander dapat menyakitinya, itu karena Ariella pernah mencintai dan pernah peduli pada mereka.
Tapi kamu? Madonna, apa dia juga layak?
Ariella mendengus, mengangkat tangan menampar Madonna: “Madonna, apa-apaan kamu!”
Tamparan Ariella ini sangat bertenaga, meninggalkan lima sidik jari merah di wajah Madonna.
Madonna memegang wajahnya yang kesakitan, menatap Ariella dengan pandangan kejam: “Pelacur busuk, kamu berani memukulku.”
Ketika Madonna berbicara, Ariella kembali menamparnya, terkadang berbicara baik-baik pada orang tidak didengarkan, lebih baik bertindak secara langsung.
“Sialan, kamu memukul…”
Menerima dua tamparan, Madonna juga tidak rela menerimanya, menerjang ke arah Ariella dan menjambak rambut Ariella dengan kencang.
Madonna menarik rambutnya, Ariella kesakitan hingga menggertakkan giginya, tapi dia menahan rasa sakit ini.
Ariella memperhatikan situasinya, Madonna lebih pendek darinya, mengenakan heels yang lebih tinggi darinya, dia bisa mengambil keuntungan dari ini.
Ariella terlihat kurus langsing, tapi karena bertahun-tahun ini dia melakukan segala sesuatu seorang diri, kekuatannya tidaklah kecil.
Melihat mereka berdua bertengkar hingga ke sisi panggung, Ariella mendorong dengan keras, Madonna terhuyung, karena tidak seimbang, dia jatuh ke bawah panggung.
Tapi sebelum dia jatuh, Madonna menjambak rambut Ariella, dan Ariella juga ikut tertarik jatuh ke bawah.
Untungnya, seluruh ruang dilapisi dengan karpet, Ariella dan Madoona terjatuh dan tidak begitu merasakan sakit.
Madonna bangkit dan berkata: “Di sini banyak wanita yang sudah menikah bukan. Pasti ada suami yang berselingkuh. Apa kalian tidak membenci wanita yang menjadi selingkuhan ini? Dia dulu merayu kakak iparnya sendiri, dan sekarang dia bisa merayu Presdir Carlson yang sudah memiliki Istri, di kemudian hari dia mungkin akan merayu suami kalian. ”
Madonna tahu dirinya tidak berdaya melawan Ariella sendirian, dia harus melakukan sesuatu untuk membuat Ariella menerima kemarahan publik, harus membuat orang lain membantunya menghadapi Ariella.
Madonna dulunya adalah departemen hubungan masyarakat, kefasihannya saat berbicara masih ada, dan juga Nisha juga mengatakan sesuatu di sampingnya.
Beberapa orang tergerak, dan juga bergabung dengannya: “Benar-benar tidak tahu malu, pergilah, dasar selingkuhan.”
“Selingkuhan, cepat pergi.”
Merayu Kakak ipar sendiri, merayu seorang pria beristri…
Berbagai kata hinaan dan makian terdengar, diteruskan ke telinga dan hati Ariella.
Ariella terkilir ketika jatuh tadi, dia mencoba berdiri beberapa kali baru bisa berdiri tegak.
Kaki kirinya yang terkilir, setelah berdiri, semua beban hanya bisa diletakkan di kaki kanannya.
Adegan itu, seolah-olah kembali lagi ke masa tiga tahun yang lalu …
Sekali lagi, dia hanya bisa melihat orang-orang itu memakinya, dan dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Ariella melihat, mendengarkan, lambat laun tidak bisa melihat apa-apa, matanya kabur.
“Daiva, apa yang terjadi?”
Kemudian suara bernada rendah menusuk tulang terdengar, semua orang segera menoleh, melihat Carlson memimpin di depan Henry dan Daiva.
Ketika mendengar suara Carlson, Ariella bergegas merapikan rambutnya, berdiri tegak, mendongak tinggi, tidak peduli bagaimana Carlson memandangnya, dia tidak boleh kehilangan muka di depan Carlson.
Madonna dan Nisha saling bertukar pandang, sudut bibir mereka naik tanpa sadar.
Carlson sudah datang, ini adalah saat drama yang baik akan dimulai, memikirkan Ariella yang akan ditinggalkan oleh Carlson dan dipandang rendah, Madonna benar-benar bertepuk tangan dan bersorak.
Carlson seperti biasanya mengenakan setelan jas buatan tangan berwarna abu-abu perak, raut wajahnya tenang, dan langkahnya masih elegan seperti baisanya.
Ketika dia lewat, semua orang membukakan jalan untuknya, mata semua orang tertuju padanya, bergerak seiring langkah Carlson.
Dan tatapan Carlson hanya melihat sosok Ariella yang sedang berdiri di puncak angin, dia melihat Ariella mengepalkan tinjunya dengan erat, melihat bibirnya yang pucat, melihat senyumnya yang terpksa, melihat dia berpura-pura tidak peduli.
Jelas-jelas Ariella sedang tersenyum, tapi Carlson merasa dia sedang menangis, dia sangat ingin menghapus air mata di hati Ariella dengan tangannya sendiri.
Ariella juga menatapnya, tidak, dia tidak sedang menatapnya, pandangan mata Ariella sedang mengarah ke arah kedatangannya, tapi tidak berfokus, tidak ada keberadaan Carlson di matanya.
Ariella tidak berani menatapnya, karena dia takut melihat panadnagan matanya yang menghina, takut mendengarnya mengatakan perkataan yang tidak enak didengar …
Ya, Ariella sedang merasa takut, jadi dia tidak berani menatap Carlson.
Ariella tahu, Carlson semakin dekat dan lebih dekat dengan dirinya, makin lama makin dekat …
Akhirnya, Carlson datang ke sisinya, berdiri di sisinya, dengan lembut memanggil namanya seperti sebelumnya: “Ariella.”
“Hmm.” Ariella masih sama seperti sebelumnya menjawabnya sekilas ketika Carlson sedang memanggil namanya, tapi Ariella tidak berani menatapnya.
“Kamu memilikiku.” Carlson dengan lembut menyentuh wajahnya dengan telapak tangannya, menjatuhkan ciuman di dahinya, berkata dengan rendah dan lembut, “Ariella, lihat aku.”
Saat ini, semua suara di sekitarnya seakan menghilang, pandangan mata semua orang tertuju pada kedua orang itu.
Sebenarnya apa yang sedang terjadi?
“Presdir Carlson, lihatlah ke layar, lihatlah hal-hal yang telah dia lakukan sebelumnya, kamu akan tahu wanita seperti apa dia itu.”
Madonna melihat Carlson tidak hanya tidak menunjukkan ketidaksukaan pada Ariella, malah pandangan mata Carlson yang penuh kasih sayang, seketika melupakan identitasnya, berdiri dan berteriak membuat keributan.
Carlson sedikit menolehkan kepala, menatap orang yang baru saja berbicara, mata yang tampaknya tenang itu terlintas sedikit cahaya dingin: “Henry.”
Hanya dilihat sekilas, Madonna takut higga mundur beberapa langkah, tidak lagi berani mengatakan sepatah kata pun.
Henry segera melangkah maju: “Presdir, apa yang terjadi hari ini, aku pasti akan meminta orang menyelidikinya dengan jelas. Nama baik Nyonya, tidak boleh dikotori oleh orang-orang kecil seperti mereka.”
Nyonya?
Semua orang mendengar kata “Nyonya” dalam perkataan Henry.
Jadi Ariella adalah?
Semua orang melebarkan mata mereka dan menatap segala sesuatu di depan mereka, ingin mendapat kepastian, apakah Istri yang selalu dibicarakan Presdir Carlson, sebenarnya adalah Ariella?
Ariella mengatupkan bibirnya, dia akhirnya menjatuhkan kembali tatapannya pada wajah Carlson, menatapnya dengan tenang, jelas-jelas ingin menunjukkan senyum padanya, tapi air matanya malah keluar tanpa bisa ditahan.
Melihat Ariella meneteskan air mata, hati Carlson sakit, dia kemudian menundukkan kepalanya untuk mencium air mata Ariella, tapi semakin dia menciumnya, semakin Ariella menangis, dan baru berhenti setelah sekian lama.