Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 90
Bab 90 Dia Tidak Pernah Menyentuhku
Di ujung telepon lain itu hening, terdiam untuk waktu yang lebih lama dari yang sebelumnya, sangat lama hingga Ariella tidak bisa menahannya dan berkata, “Bicaralah.”
“Masalah perusahaan, kamu jangan berpikir terlalu banyak, posisi manajer departemen bisnis, aku tidak akan campur tangan, dan juga tidak akan membiarkan bawahanku campur tangan.” Kata Carlson.
Mendengar suara seksi dan menyenangkan Carlson dari ujung sana, satu kata demi satu kata seakan seperti irama yang mengetuk jendela hati Ariella.
Carlson tahu Ariella peduli akan hal ini, jadi dia tidak akan mencampuri urusannya, membiarkan Ariella berjuang dengan kemampuannya sendiri untuk mendapatkan posisi itu.
Berhasil atau gagal, itu adalah pilihannya sendiri, Carlson tidak akan ikut campur tangan.
Ariella mengangguk: “Hmm, aku percaya padamu.”
Carlson kembali berkata: “Cuacanya dingin, jika tidak ada urusan cepat pulang ke rumah.”
Ariella tersenyum: “Aku tahu, Tuan Carlson.”
Melihat Ariella sedang menelepon, memanggil Tuan Carlson terus menerus, dan juga tersenyum sambil malu-malu, Puspita merinding: “Hei Nyonya Carlson, kamu jelas tahu bahwa aku sudah lama tidak memiliki pria yang menemaniku, apa kamu sedang pamer di depanku?”
“Puspita, aku tanya satu hal padamu.” Ariella pertama-tama melihat apakah ada orang di sekitar, menekan suaranya dengan rendah dan berkata, “Ketika Gustin bersamamu, apa dia bisa mengendalikan gairahnya sendiri?”
“Gairahku lebih tinggi dibandingkan dengannya.” Puspita dengan lugas mengeluarkan kalimat seperti itu, tiba-tiba kembali memikirkan ada makna di balik kata-kata Ariella, lalu dia bertanya, “Apa maksudmu, pria-mu itu tidak mau menyentuhmu?”
“Jangan bicara terlalu keras.” Ariella bergegas membekap mulut Puspita.
Meskipun orang-orang di sini kebanyakan sudah pulang kerja, tapi tidak tahu kapan akan ada pelanggan yang masuk, tidak baik jika perkataan ini didengar.
Ariella sedikit malu, berkata dengan tergagap: “Sebenarnya, sebenarnya kami masih belum itu…”
Puspita kembali berteriak: “Ariella, apa kamu yakin bahwa pria-mu itu tidak memiliki masalah?”
“Dia jelas tidak punya masalah.”
Seranjang dengan Carlson begitu lama, Ariella masih bisa menyentuh beberapa hal yang menjadi bukti simbolis.
“Dia tidak memiliki masalah, kamu tidur di sebelahnya, dia masih tidak menyentuhmu, kalau begitu kamu benar-benar tidak memiliki aura feminin, pria tidak memiliki hasrat padamu.” kata Puspita dengan tidak berperasaan.
“Puspita, apa kita ini masih bisa menjadi teman baik?” Ariella menepuk punggung Puspita, “Anggap aku tidak mengatakannya padamu.”
“Ariella, jadi kamu sedang menungguku?”
Suara arogan terdengar, Puspita dan Ariella menoleh ke belakang di saat bersamaan, melihat Ivander masuk ke dalam dari pintu studio, pandangannya bagai sekeliling tidak ada orang.
Melihat Ivander, reaksi Puspita lebih emosional dibanding Ariella, secara reflek menghadang di depan Ariella, memaki berkata: “Bajingan, untuk apa kamu datang? Hati-hati jangan sampai aku membunuhmu.”
“Puspita, lama tidak bertemu, apa begini sikapmu ketika bertemu dengan teman lama?” Kata Ivander sambil tersenyum dengan bahagia, tidak menganggap kemarahan Puspita sama sekali.
“Pergi!” Puspita menunjuk ke arah pintu, “Aku tidak menyambutmu di sini.”
“Aku juga tidak datang untuk menemuimu.” Mata Ivander tertuju pada Ariella, “Ariella, tidak melihatmu dalam beberapa hari, aku sangat merindukanmu.”
Memikirkan percakapan antara Ariella dan Puspita barusan, mata Ivander berbinar.
Melihat itu, Ariella dan Carlson itu sepertnya setelah menikah dalam waktu yang cukup lama masih belum melakukan hal yang dilakukan pasangan suami istri, jika bukan karena menunggu Ivander, dia sudah tidak dapat memikirkan alasan lainnya.
“Ivander, aku bahkan lebih tidak ingin melihatmu, dan aku tidak berharap kamu datang ke studio kami.” Ariella juga menunjuk ke arah pintu, “Sebaiknya kamu segera pergi, atau kami akan melapor polisi.”
“Ariella, apa kamu benar-benar harus berbuat dengan begitu kejam?” Ivander menggelengkan kepalanya dengan kecewa dan berkata, “Kamu jangan pikir bahwa Teknologi Inovatif sudah dibeli oleh Group Aces, jangan pikir Carlson mendapat dukungan dari Group Aces di belakangnya, lalu aku tidak bisa berbuat apa-apa padanya?”
“Bajingan–” Nada Puspita seketika meninggi.
Ariella menahanya, menghiburnya berkata: “Puspita, jangan khawatir. Jangan berurusan dengan orang seperti ini, tidak layak.”
“Ariella …” Puspita menggertakkan giginya.
Ketika Puspita melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang Ariella alami, melihat betapa sulitnya Ariella melupakan hal-hal tiga tahun lalu dalam tiga tahun terakhir ini, dia tidak berharap ada orang yang mengganggu kehidupan bahagia Ariella yang dengna tidak mudah dia dapatkan.
Ariella malah memandang Ivander dengan raut wajah tenang, bibirnya masih tersenyum: “Ivander, sialan, kamu mengancamku beberapa kali, apa kamu masih adalah seorang pria?”
“Haha …” Ivander tertawa dingin dan berkata, “Bukankah Carlson sedang dinas? Apa kamu ingin melihat dia pergi dalam keadaan hidup dan kembali dalam keadaan tidak bernyawa?”
“Oh, benarkah?” Ariella tersenyum dan berjalan ke arah Ivander.
“Jadi Ariella, dengarkan apa yang kukatakan …” Kata-kata Ivander masih belum selesai diucapkan, wajahnya menerima tamparan keras.
Ariella berdiri di depannya, pandangan matanya yang biasanya lembut kali ini terdapat cahaya kejam, dengan acuh tak acuh menatapnya.
Ariella bertindak dengan cepat, sangat cepat hingga Ivander tidak keburu untuk bereaksi, Puspita di sebelahnya juga terkejut.
Areilla saat ini mirip dengan Ariella tiga tahun yang lalu, melakukan sesuatu dengan sangat tegas, temperamennya panas, tidak akan pernah menerima ancaman dari siapa pun.
“Ariella …” Ivander memgang wajah kirinya yang panas karena ditampar Ariella, tersenyum dengan aneh dan jahat, “Kamu memukulku! Kamu berani memukulku!”
“Aku memukul orang yang tak tahu malu sepertimu.” Bibir Ariella seidkit terangkat, dengan dingin berkata, “Ivander, hari ini aku akan mengatakan dengan jelas di sini. Kuberitahu padamu, dasar sialan, jika kamu berani melukai Carlson bahkan sehelai rambutpun, aku, Ariella bahkan jika aku mati aku akan menarik kalian sekeluarga untuk ikut mati bersamaku. ”
Nada bicara Ariella sangat kejam, dengan aura dingin yang mencekik, tampaknya selama Ivander berani menyakiti Carlson sehelai rambutpun, dia pasti akan menarik seluruh keluarga Ivander untuk mati.
Ivander belum pernah melihat Ariella yang seperti ini, bahkan jika itu adalah karakter Ariella yang panas tiga tahun lalu, juga tidak pernah melihat sisi Ariella yang seperti ini.
Untuk sesaat, dia benar-benar percaya bahwa Ariella memiliki kemampuan untuk menarik seluruh keluarganya untuk mati bersama.
Dengan cepat, Ivander kembali tersadar.
Seberapa panasnya temperamen Ariella, tapi dia hanyalah seorang gadis, bahkan jika Carlson memiliki bekingan yang kuat di belakangnya, tapi yang dipertahankan oleh Group Aces adalah Teknologi Inovatif dan bukannya Carlson.
Dua orang yang seperti ini sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk bertarung dengan Group Primedia, jika Group Primedia ingin menginjak mereka hingga mati, maka mereka tidak memiliki ruang untuk melawan.
Puspita juga terkejut oleh Ariella, ketika dia kembali tersadar, khawatir Ivander akan membalas, dia bergegas mengambil ponselnya dan menelepon polisi untuk melapor.
Tapi dia malah mendengar Ivander tertawa dengan dingin dan berkata: “Ariella, kalau begitu kita lihat saja!”
Setelah mengatakan kata-kata kejam itu, Ivander berbalik dan pergi.
Puspita berkata dengan khawatir: “Ariella, Ivander si bajingan itu apa akan .
Di ujung telepon lain itu hening, terdiam untuk waktu yang lebih lama dari yang sebelumnya, sangat lama hingga Ariella tidak bisa menahannya dan berkata, “Bicaralah.”
“Masalah perusahaan, kamu jangan berpikir terlalu banyak, posisi manajer departemen bisnis, aku tidak akan campur tangan, dan juga tidak akan membiarkan bawahanku campur tangan.” Kata Carlson.
Mendengar suara seksi dan menyenangkan Carlson dari ujung sana, satu kata demi satu kata seakan seperti irama yang mengetuk jendela hati Ariella.
Carlson tahu Ariella peduli akan hal ini, jadi dia tidak akan mencampuri urusannya, membiarkan Ariella berjuang dengan kemampuannya sendiri untuk mendapatkan posisi itu.
Berhasil atau gagal, itu adalah pilihannya sendiri, Carlson tidak akan ikut campur tangan.
Ariella mengangguk: “Hmm, aku percaya padamu.”
Carlson kembali berkata: “Cuacanya dingin, jika tidak ada urusan cepat pulang ke rumah.”
Ariella tersenyum: “Aku tahu, Tuan Carlson.”
Melihat Ariella sedang menelepon, memanggil Tuan Carlson terus menerus, dan juga tersenyum sambil malu-malu, Puspita merinding: “Hei Nyonya Carlson, kamu jelas tahu bahwa aku sudah lama tidak memiliki pria yang menemaniku, apa kamu sedang pamer di depanku?”
“Puspita, aku tanya satu hal padamu.” Ariella pertama-tama melihat apakah ada orang di sekitar, menekan suaranya dengan rendah dan berkata, “Ketika Gustin bersamamu, apa dia bisa mengendalikan gairahnya sendiri?”
“Gairahku lebih tinggi dibandingkan dengannya.” Puspita dengan lugas mengeluarkan kalimat seperti itu, tiba-tiba kembali memikirkan ada makna di balik kata-kata Ariella, lalu dia bertanya, “Apa maksudmu, pria-mu itu tidak mau menyentuhmu?”
“Jangan bicara terlalu keras.” Ariella bergegas membekap mulut Puspita.
Meskipun orang-orang di sini kebanyakan sudah pulang kerja, tapi tidak tahu kapan akan ada pelanggan yang masuk, tidak baik jika perkataan ini didengar.
Ariella sedikit malu, berkata dengan tergagap: “Sebenarnya, sebenarnya kami masih belum itu…”
Puspita kembali berteriak: “Ariella, apa kamu yakin bahwa pria-mu itu tidak memiliki masalah?”
“Dia jelas tidak punya masalah.”
Seranjang dengan Carlson begitu lama, Ariella masih bisa menyentuh beberapa hal yang menjadi bukti simbolis.
“Dia tidak memiliki masalah, kamu tidur di sebelahnya, dia masih tidak menyentuhmu, kalau begitu kamu benar-benar tidak memiliki aura feminin, pria tidak memiliki hasrat padamu.” kata Puspita dengan tidak berperasaan.
“Puspita, apa kita ini masih bisa menjadi teman baik?” Ariella menepuk punggung Puspita, “Anggap aku tidak mengatakannya padamu.”
“Ariella, jadi kamu sedang menungguku?”
Suara arogan terdengar, Puspita dan Ariella menoleh ke belakang di saat bersamaan, melihat Ivander masuk ke dalam dari pintu studio, pandangannya bagai sekeliling tidak ada orang.
Melihat Ivander, reaksi Puspita lebih emosional dibanding Ariella, secara reflek menghadang di depan Ariella, memaki berkata: “Bajingan, untuk apa kamu datang? Hati-hati jangan sampai aku membunuhmu.”
“Puspita, lama tidak bertemu, apa begini sikapmu ketika bertemu dengan teman lama?” Kata Ivander sambil tersenyum dengan bahagia, tidak menganggap kemarahan Puspita sama sekali.
“Pergi!” Puspita menunjuk ke arah pintu, “Aku tidak menyambutmu di sini.”
“Aku juga tidak datang untuk menemuimu.” Mata Ivander tertuju pada Ariella, “Ariella, tidak melihatmu dalam beberapa hari, aku sangat merindukanmu.”
Memikirkan percakapan antara Ariella dan Puspita barusan, mata Ivander berbinar.
Melihat itu, Ariella dan Carlson itu sepertnya setelah menikah dalam waktu yang cukup lama masih belum melakukan hal yang dilakukan pasangan suami istri, jika bukan karena menunggu Ivander, dia sudah tidak dapat memikirkan alasan lainnya.
“Ivander, aku bahkan lebih tidak ingin melihatmu, dan aku tidak berharap kamu datang ke studio kami.” Ariella juga menunjuk ke arah pintu, “Sebaiknya kamu segera pergi, atau kami akan melapor polisi.”
“Ariella, apa kamu benar-benar harus berbuat dengan begitu kejam?” Ivander menggelengkan kepalanya dengan kecewa dan berkata, “Kamu jangan pikir bahwa Teknologi Inovatif sudah dibeli oleh Group Aces, jangan pikir Carlson mendapat dukungan dari Group Aces di belakangnya, lalu aku tidak bisa berbuat apa-apa padanya?”
“Bajingan–” Nada Puspita seketika meninggi.
Ariella menahanya, menghiburnya berkata: “Puspita, jangan khawatir. Jangan berurusan dengan orang seperti ini, tidak layak.”
“Ariella …” Puspita menggertakkan giginya.
Ketika Puspita melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang Ariella alami, melihat betapa sulitnya Ariella melupakan hal-hal tiga tahun lalu dalam tiga tahun terakhir ini, dia tidak berharap ada orang yang mengganggu kehidupan bahagia Ariella yang dengna tidak mudah dia dapatkan.
Ariella malah memandang Ivander dengan raut wajah tenang, bibirnya masih tersenyum: “Ivander, sialan, kamu mengancamku beberapa kali, apa kamu masih adalah seorang pria?”
“Haha …” Ivander tertawa dingin dan berkata, “Bukankah Carlson sedang dinas? Apa kamu ingin melihat dia pergi dalam keadaan hidup dan kembali dalam keadaan tidak bernyawa?”
“Oh, benarkah?” Ariella tersenyum dan berjalan ke arah Ivander.
“Jadi Ariella, dengarkan apa yang kukatakan …” Kata-kata Ivander masih belum selesai diucapkan, wajahnya menerima tamparan keras.
Ariella berdiri di depannya, pandangan matanya yang biasanya lembut kali ini terdapat cahaya kejam, dengan acuh tak acuh menatapnya.
Ariella bertindak dengan cepat, sangat cepat hingga Ivander tidak keburu untuk bereaksi, Puspita di sebelahnya juga terkejut.
Areilla saat ini mirip dengan Ariella tiga tahun yang lalu, melakukan sesuatu dengan sangat tegas, temperamennya panas, tidak akan pernah menerima ancaman dari siapa pun.
“Ariella …” Ivander memgang wajah kirinya yang panas karena ditampar Ariella, tersenyum dengan aneh dan jahat, “Kamu memukulku! Kamu berani memukulku!”
“Aku memukul orang yang tak tahu malu sepertimu.” Bibir Ariella seidkit terangkat, dengan dingin berkata, “Ivander, hari ini aku akan mengatakan dengan jelas di sini. Kuberitahu padamu, dasar sialan, jika kamu berani melukai Carlson bahkan sehelai rambutpun, aku, Ariella bahkan jika aku mati aku akan menarik kalian sekeluarga untuk ikut mati bersamaku. ”
Nada bicara Ariella sangat kejam, dengan aura dingin yang mencekik, tampaknya selama Ivander berani menyakiti Carlson sehelai rambutpun, dia pasti akan menarik seluruh keluarga Ivander untuk mati.
Ivander belum pernah melihat Ariella yang seperti ini, bahkan jika itu adalah karakter Ariella yang panas tiga tahun lalu, juga tidak pernah melihat sisi Ariella yang seperti ini.
Untuk sesaat, dia benar-benar percaya bahwa Ariella memiliki kemampuan untuk menarik seluruh keluarganya untuk mati bersama.
Dengan cepat, Ivander kembali tersadar.
Seberapa panasnya temperamen Ariella, tapi dia hanyalah seorang gadis, bahkan jika Carlson memiliki bekingan yang kuat di belakangnya, tapi yang dipertahankan oleh Group Aces adalah Teknologi Inovatif dan bukannya Carlson.
Dua orang yang seperti ini sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk bertarung dengan Group Primedia, jika Group Primedia ingin menginjak mereka hingga mati, maka mereka tidak memiliki ruang untuk melawan.
Puspita juga terkejut oleh Ariella, ketika dia kembali tersadar, khawatir Ivander akan membalas, dia bergegas mengambil ponselnya dan menelepon polisi untuk melapor.
Tapi dia malah mendengar Ivander tertawa dengan dingin dan berkata: “Ariella, kalau begitu kita lihat saja!”
Setelah mengatakan kata-kata kejam itu, Ivander berbalik dan pergi.
Puspita berkata dengan khawatir: “Ariella, Ivander si bajingan itu apa akan .
Bình luận facebook