Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 999
Bab 999 Abadi Dan selamanya [Akhir]
“Kamu sudah datang!”
Senyum sumringah pun mulai memenuhi wajah Ariella, Carlson yang tadi berkata sedang membicarakan sebuah kerjasama tetapi dapat muncul dibelakang Ariella, ia pun tidak merasa terkejut.
“Boleh kalau aku ngga datang?” Ujung bibir Carlson terangkat dan tersenyum pelan.
Dia hari ini sengaja tidak muncul dihadapan Ariella, Ariella bisa memikirkannya, dia sangat puas.
Kalau saja hari ini Ariella pergi begitu saja untuk acara perilisannya dan tidak mengingatnya, dia sudah memikirkannya akan memberikan ia peringatan keras.
Mengenai peringatan keras untuk Ariella, percayalah tanpa perlu Carlson harus berkata sendiri, teman-teman yang membaca buku novel pasti mengerti apa yang ada dipikirannya.
“Tentu saja ngga boleh.” Ariella menarik pelan lengannya dengan lembut berkata: “Kamu bantu aku lihat, pakaian aku hari ini bagaimana?”
“Bagus banget!” Carlson tidak bisa memuji dengan kata-kata, bagus ya bagus, benar-benar apa adanya.
“Sudah sudah, Tuan Carlson sudah datang, Nyonya Ariella kita apakah sudah bisa pergi ke acara perilisan terlebih dahulu?” Puspita kalau tidak memutuskan pembicaraan mereka berdua, mungkin mereka berdua bisa lanjut berbicara setengah jam.
Setengah berlalu, para awak media juga sudah bubar, perilisan mereka seakan dijadikan orang sebagai sebuah lelucon.
……
Beberapa tahun ini, pakaian yang didesign Ariella selallu mendapat perhatian orang-orang, bahkan nama dia terus melonjak go internasional.
Walaupun nama dia yang go internasional, tetapi Ariella tetap rendah hati dan tidak sombong, jarang muncul dihadapan media dan tidak pernah dengan mudahnya melepaskan pelanggan awal dia yang menyukai karyanya.
Karena dia selalu mengingat satu hal, pelanggan awal yang menyukai karyanya maka dia baru ada banyak kesempatan untuk design, maka dari itu hari ini baru bisa ada merek JL yang berjalan hingga go internasional.
Melihat dari bawah panggung banyak lampu yang tak berhenti berkedip, Ariella tetap keep calm, tetapi melihat banyak awak media hati Ariella pun sedikit panik.
Ariella melihat ke seluruh penjuru, akhirnya pandangan mata jatuh kepada keluarga dia, hati dia seketika menjadi sangat semangat.
Tak hanya Carlson yang menghadiri perilisan produk baru JL, tetapi masih ada orang tua dia, Oriella, Si Imut Jojo dan Ravindra bahkan Darwin sekelurga juga hadir.
Oriella dan Si Imut Jojo biasanya tidak suka acara kegiatan seperti ini, dulu kalau meminta mereka untuk hadir, mereka lebih memilih untuk tetapi tinggal dirumah bermain games.
Hari ini, mereka kakak beradik juga datang menghadiri perilisan produk baru bahkan juga membawa calon menantu dia ?C Ravindra.
Ariella menjatuhkan pandangan di Ravindra, ia sedang melihat dia, tetapi dia sama sekali tidak merasa karena dia fokus pada Oriella.
Ketika di mata seorang pria tak hentinya memandangi perempuannya, Ariella percaya, itu pasti karena kekuatan cinta.
Ada Ravindra, Ariella bisa lebih tenang menikahi putrinya dan tidak perlu mengkhawatirkan putrinya.
Darwin dan Efa tampak tidak berbicara, kelihatannya seperti sedang bertengkar, tetapi bisa terlihat jelas dari mereka sesama hanya ada kepercayaan dan cinta.
Pasangan ini memang penuh dengan suka dan duka, mereka selalu seperti ini, kalau suatu hari mereka tidak bertengkar, mungkin orang disamping mereka tidak akan terbiasa.
Mereka satu per satu selalu mendukung impian dan pekerjaan dia……kekuatan yang mereka berikan, dia sudah menerimanya.
“Kakak?” Pandangan Ariella jatuh pada seorang pria yang menunggu dipintu exit, dia berdiri diam disana dan memberikan senyuman kepada Ariella.
Pria yang hilang dua tiga tahun ini akhirnya muncul, begitu perilisan berakhir, Ariella langsung pergi menemui dia: “Beberapa tahun ini kamu kemana? Apakah kamu ngga tahu kalau aku khawatir padamu?”
“Bukankah sekarang aku sudah kembali.” Ferdian menghindari pertanyaa dan tertawa, “Aku laper, cepat traktir aku makan enak.”
“Aku tanya kamu, kamu pergi kemana beberapa tahun ini?” Ariella tidak akan melepaskannya begitu saja sebelum mendapatkan jawaban lalu menarik dia, “Kamu benar-benar mau hidup seperti ini selamanya? Kamu ngga ada rencana cari satu kakak ipar untukku?”
Walaupun orang yang tidak menikah sekarang semakin banyak, Ariella juga tahu Ferdian punya rencananya sendiri, tetapi ia tetap tidak tahan untuk tidak mengomelnya.
Orang lain tidak mendapatkan pasangan untuk melewati hidup, ia tidak peduli, tetapi ini adalah kakak kandungnya, orang terdekatnya, ia tidak mengomel padanya, ia bisa ngomel pada siapa.
Ferdian speechless sampai tertawa: “Aku juga ingin mencari satu kakak ipar pulang, tapi aku diluar begitu lama, belum ketemu dengan jodoh aku.”
“Kamu begitu perfect masa tidak ada yang suka kamu?” Ariella tiba-tiba terpikirkan sesuatu, “Kak, apakah ada yang kakak sembunyikan dari aku?”
Ferdian terkejut dan gagap berkata: “Aku memang ada hal apa yang perlu disembunyikan dari kamu?”
Ariella melihat dia: “Beneran ngga ada?”
Ferdian menggelengkan kepala: “Kalau aku kasih tahu kamu, aku suka laki-laki, kamu akan merasa aneh ngga?”
“Kamu jangan bercanda……” Terbesit diotak Ariella ini bukan bercandaan, kemungkinannya sangat besar, “Kak, yang kamu ngomongin beneran?”
“Bohong.” Ferdian tertawa, “Kamu sibukin urusan kamu dulu saja, aku pergi mencari pacar Ran Bao Bao, aku mau lihat pacarnya Ran Bao Bao orang yang seperti apa.”
Dibercandain Ferdian, Ariella hanya bisa speechless, melihat bayangan dia yang pergi, Ariella menjadi teringat Sebastian.
Apakah Sebastian benar-benar ingin memutuskan hubungan dengan Keluarga Tanjaya dan tak akan kembali lagi?
“Lagi pikir apa?” Suara Carlson menghancurkan lamunan Ariella, dia menggelengkan kepala, “Aku hanya kepikiran dengan Sebastian, ntah dia melewati hari dengan baik atau tidak?”
Carlson berkata: “Dia sudah dewasa, kemampuan dia melakukan sesuatu kita juga tahu, tidak peduli kemana dia pergi, dia pasti bisa menciptakan dunianya sendiri.
Laki-laki selalu lebih berpikir rasional dibandingkan perempuan, kepergian Sebastian, Carlson tidak memperhatikan terlalu banyak, karena dia tahu putra dia ini tidak akan membuat mereka khawatir.
“Aku sih tahu, tapi……”
Carlson memegang tangan dia: “Kalau kamu ingin tahu kabar dia, aku akan meminta orang untuk melacak keberadaan dia.”
Ariella menggelengkan kepala: “Ngga perlu, kita harus menghargai keputusan dia. Menurutku dia pasti akan kembali.”
Carlson menggandeng tangan Ariela berjalan sambil ngobrol: “Betul sekali. Ayo kita pulang.”
Ariella menganggukan kepala: “Ok, pulang!”
……
Di pagi hari, sinar matahari yang terik menyinari ke ruangan dari jendela.
Ariella merenggangkan pinggangnya dan dengan malas membuka mata.
Setelah membuka mata, dia melihat kearah luar mencari bayangan Carlson.
Diluar jendela, seorang pria mengenakan kemeja putih celana panjang hitam sedang membaca koran dengan tenang, sinar matahari yang menyinari tubuhnya, membuat dia terlihat seperti sebuah karya seni yang enak dipandang.
Seperti berapa tahun yang lalu, mereka hari pertama tinggal bersama dipagi hari, ketika membuka mata ia melihat Carlson duduk diluar jendela sambil membaca koran dengan tenang.
Dia duduk disana sambil disinari sinar matahari, sangat tenang dan indah.
Beberapa tahun sudah lewat, dunia berubah, orang disekitar dan masalah setiap hari berubah, hanya dia yang tidak berubah, masih seperti beberapa tahun yang lalu, setiap hari membuka mata ia pasti melihat dia.
Membuat ia tahu, dia selalu ada!
“Kamu sudah datang!”
Senyum sumringah pun mulai memenuhi wajah Ariella, Carlson yang tadi berkata sedang membicarakan sebuah kerjasama tetapi dapat muncul dibelakang Ariella, ia pun tidak merasa terkejut.
“Boleh kalau aku ngga datang?” Ujung bibir Carlson terangkat dan tersenyum pelan.
Dia hari ini sengaja tidak muncul dihadapan Ariella, Ariella bisa memikirkannya, dia sangat puas.
Kalau saja hari ini Ariella pergi begitu saja untuk acara perilisannya dan tidak mengingatnya, dia sudah memikirkannya akan memberikan ia peringatan keras.
Mengenai peringatan keras untuk Ariella, percayalah tanpa perlu Carlson harus berkata sendiri, teman-teman yang membaca buku novel pasti mengerti apa yang ada dipikirannya.
“Tentu saja ngga boleh.” Ariella menarik pelan lengannya dengan lembut berkata: “Kamu bantu aku lihat, pakaian aku hari ini bagaimana?”
“Bagus banget!” Carlson tidak bisa memuji dengan kata-kata, bagus ya bagus, benar-benar apa adanya.
“Sudah sudah, Tuan Carlson sudah datang, Nyonya Ariella kita apakah sudah bisa pergi ke acara perilisan terlebih dahulu?” Puspita kalau tidak memutuskan pembicaraan mereka berdua, mungkin mereka berdua bisa lanjut berbicara setengah jam.
Setengah berlalu, para awak media juga sudah bubar, perilisan mereka seakan dijadikan orang sebagai sebuah lelucon.
……
Beberapa tahun ini, pakaian yang didesign Ariella selallu mendapat perhatian orang-orang, bahkan nama dia terus melonjak go internasional.
Walaupun nama dia yang go internasional, tetapi Ariella tetap rendah hati dan tidak sombong, jarang muncul dihadapan media dan tidak pernah dengan mudahnya melepaskan pelanggan awal dia yang menyukai karyanya.
Karena dia selalu mengingat satu hal, pelanggan awal yang menyukai karyanya maka dia baru ada banyak kesempatan untuk design, maka dari itu hari ini baru bisa ada merek JL yang berjalan hingga go internasional.
Melihat dari bawah panggung banyak lampu yang tak berhenti berkedip, Ariella tetap keep calm, tetapi melihat banyak awak media hati Ariella pun sedikit panik.
Ariella melihat ke seluruh penjuru, akhirnya pandangan mata jatuh kepada keluarga dia, hati dia seketika menjadi sangat semangat.
Tak hanya Carlson yang menghadiri perilisan produk baru JL, tetapi masih ada orang tua dia, Oriella, Si Imut Jojo dan Ravindra bahkan Darwin sekelurga juga hadir.
Oriella dan Si Imut Jojo biasanya tidak suka acara kegiatan seperti ini, dulu kalau meminta mereka untuk hadir, mereka lebih memilih untuk tetapi tinggal dirumah bermain games.
Hari ini, mereka kakak beradik juga datang menghadiri perilisan produk baru bahkan juga membawa calon menantu dia ?C Ravindra.
Ariella menjatuhkan pandangan di Ravindra, ia sedang melihat dia, tetapi dia sama sekali tidak merasa karena dia fokus pada Oriella.
Ketika di mata seorang pria tak hentinya memandangi perempuannya, Ariella percaya, itu pasti karena kekuatan cinta.
Ada Ravindra, Ariella bisa lebih tenang menikahi putrinya dan tidak perlu mengkhawatirkan putrinya.
Darwin dan Efa tampak tidak berbicara, kelihatannya seperti sedang bertengkar, tetapi bisa terlihat jelas dari mereka sesama hanya ada kepercayaan dan cinta.
Pasangan ini memang penuh dengan suka dan duka, mereka selalu seperti ini, kalau suatu hari mereka tidak bertengkar, mungkin orang disamping mereka tidak akan terbiasa.
Mereka satu per satu selalu mendukung impian dan pekerjaan dia……kekuatan yang mereka berikan, dia sudah menerimanya.
“Kakak?” Pandangan Ariella jatuh pada seorang pria yang menunggu dipintu exit, dia berdiri diam disana dan memberikan senyuman kepada Ariella.
Pria yang hilang dua tiga tahun ini akhirnya muncul, begitu perilisan berakhir, Ariella langsung pergi menemui dia: “Beberapa tahun ini kamu kemana? Apakah kamu ngga tahu kalau aku khawatir padamu?”
“Bukankah sekarang aku sudah kembali.” Ferdian menghindari pertanyaa dan tertawa, “Aku laper, cepat traktir aku makan enak.”
“Aku tanya kamu, kamu pergi kemana beberapa tahun ini?” Ariella tidak akan melepaskannya begitu saja sebelum mendapatkan jawaban lalu menarik dia, “Kamu benar-benar mau hidup seperti ini selamanya? Kamu ngga ada rencana cari satu kakak ipar untukku?”
Walaupun orang yang tidak menikah sekarang semakin banyak, Ariella juga tahu Ferdian punya rencananya sendiri, tetapi ia tetap tidak tahan untuk tidak mengomelnya.
Orang lain tidak mendapatkan pasangan untuk melewati hidup, ia tidak peduli, tetapi ini adalah kakak kandungnya, orang terdekatnya, ia tidak mengomel padanya, ia bisa ngomel pada siapa.
Ferdian speechless sampai tertawa: “Aku juga ingin mencari satu kakak ipar pulang, tapi aku diluar begitu lama, belum ketemu dengan jodoh aku.”
“Kamu begitu perfect masa tidak ada yang suka kamu?” Ariella tiba-tiba terpikirkan sesuatu, “Kak, apakah ada yang kakak sembunyikan dari aku?”
Ferdian terkejut dan gagap berkata: “Aku memang ada hal apa yang perlu disembunyikan dari kamu?”
Ariella melihat dia: “Beneran ngga ada?”
Ferdian menggelengkan kepala: “Kalau aku kasih tahu kamu, aku suka laki-laki, kamu akan merasa aneh ngga?”
“Kamu jangan bercanda……” Terbesit diotak Ariella ini bukan bercandaan, kemungkinannya sangat besar, “Kak, yang kamu ngomongin beneran?”
“Bohong.” Ferdian tertawa, “Kamu sibukin urusan kamu dulu saja, aku pergi mencari pacar Ran Bao Bao, aku mau lihat pacarnya Ran Bao Bao orang yang seperti apa.”
Dibercandain Ferdian, Ariella hanya bisa speechless, melihat bayangan dia yang pergi, Ariella menjadi teringat Sebastian.
Apakah Sebastian benar-benar ingin memutuskan hubungan dengan Keluarga Tanjaya dan tak akan kembali lagi?
“Lagi pikir apa?” Suara Carlson menghancurkan lamunan Ariella, dia menggelengkan kepala, “Aku hanya kepikiran dengan Sebastian, ntah dia melewati hari dengan baik atau tidak?”
Carlson berkata: “Dia sudah dewasa, kemampuan dia melakukan sesuatu kita juga tahu, tidak peduli kemana dia pergi, dia pasti bisa menciptakan dunianya sendiri.
Laki-laki selalu lebih berpikir rasional dibandingkan perempuan, kepergian Sebastian, Carlson tidak memperhatikan terlalu banyak, karena dia tahu putra dia ini tidak akan membuat mereka khawatir.
“Aku sih tahu, tapi……”
Carlson memegang tangan dia: “Kalau kamu ingin tahu kabar dia, aku akan meminta orang untuk melacak keberadaan dia.”
Ariella menggelengkan kepala: “Ngga perlu, kita harus menghargai keputusan dia. Menurutku dia pasti akan kembali.”
Carlson menggandeng tangan Ariela berjalan sambil ngobrol: “Betul sekali. Ayo kita pulang.”
Ariella menganggukan kepala: “Ok, pulang!”
……
Di pagi hari, sinar matahari yang terik menyinari ke ruangan dari jendela.
Ariella merenggangkan pinggangnya dan dengan malas membuka mata.
Setelah membuka mata, dia melihat kearah luar mencari bayangan Carlson.
Diluar jendela, seorang pria mengenakan kemeja putih celana panjang hitam sedang membaca koran dengan tenang, sinar matahari yang menyinari tubuhnya, membuat dia terlihat seperti sebuah karya seni yang enak dipandang.
Seperti berapa tahun yang lalu, mereka hari pertama tinggal bersama dipagi hari, ketika membuka mata ia melihat Carlson duduk diluar jendela sambil membaca koran dengan tenang.
Dia duduk disana sambil disinari sinar matahari, sangat tenang dan indah.
Beberapa tahun sudah lewat, dunia berubah, orang disekitar dan masalah setiap hari berubah, hanya dia yang tidak berubah, masih seperti beberapa tahun yang lalu, setiap hari membuka mata ia pasti melihat dia.
Membuat ia tahu, dia selalu ada!