Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 1035
Bab 1035 Pengakuan Salah
Ekonomi keluarga Jane sangat bagus, dari kecil sampai besar orang tuanya sangat memanjanya, ada pelayan khusus yang dipekerjakan untuk mengurus kehidupan sehari-harinya, sudah hidup sampai 20 tahun, dia tidak pernah masuk ke dapur untuk mencuci piring
2 jam mencuci piring kali ini, tidak berhenti sama sekali, sudah jauh diluar dari batas tenaganya, lelah sampai pinggang sakit dan kram.
Setelah mengambil uang jerih payahnya 60 ribu, Jane melihatnya sangat berharga dibandingkan dengan berapa ribu. Hari ini baru tau sangat tidak mudah untuk menghasilkan sangat banyak uang.
Demi kehidupan, demi impian, atau mungkin karena hal-hal yang lain, bagaimana susah nya pun harus hidup dengan serius, sepatah kata keluhan pun tidak ada.
Menaikin bus menuju ke kota, ditangannya sisa uang 20 ribu, dalam hatiJane memarahi Sebastian sialan itu, dia malah diam-diam mengutuknya waktu minum tersedak.
“Nona, kamu bukan orang asli Kota Pasirbumi kan.” Melihat lelaki itu tidak seperti orang jahat duduk mendempet di sebelah Jane, tetapi matanya melihat dengan tajam dadanya.
Jika bertemu dengan bajingan seperti ini, di kota Minluo, Jane dengan segera menamparnya, tetapi ini di kota yang tidak dikenalnya, dia harus tahu diri sedikit.
Setelah berkata, lelaki brengsek itu menaruh tangan nya di paha, Jane sangat emosi, mana bisa dikerjain, langsung menampar tangan itu: “Cari mati!”
Jane dulu tidak sedikit membawa Tuan mereka berantem, seluruh badan membawa aura serigala, terlebih perkataan ini membawa aura membunuh, membuat lelaki brengsek ini mundur.
Beberapa orang brengsek ini cari masalah, hanya tahu menindas yang lemah, digertak, dia takut langsung lari lebih cepat dari kelinci.
Lelaki brengsek ini baru menghindar, Jane dengan tenang memutar kepala menikmati pemandangan di samping, melihat di dua sisi jalan gedung yang megah.
Dia tiba-tiba menghela nafas, kota Kota Pasirbumi ini memang layak disebut kota besar yang megah, di mana-mana sangat ramai, terdapat banyak orang yang memiliki impian.
Sebelumnya, dia beserta ayah dan ibunya berencana kapan bersama-sama bermain di Kota Pasirbumi, tetapi karena jarak yang jauh, pekerjaan ayah yang sibuk, selalu dicancel, sampai ayah meninggal, mereka sekeluarga tidak dapat ke Kota Pasirbumi.
Sekarang ini, dia sudah datang, tapi dibuat menjadi sangat menyedihkan, begini menyedihkan, akan menjadi pelajaran yang tidak terlupakan baginya.
“Ayah, Jane ketemu sedikit ringtangan, cuman tidak apa-apa, Jane bisa mengatasinya.” Dia mengatakan kepada ayah yang sudah meninggal dalam hati, sebenarnya dia sedang memberi semangat kepada dirinya.
Bukankah di negeri orang, bukankah tidak ada kartu identitas dan paspor, tidak masalah, dia pasti bisa melewatinya, membuat Sebastian melihatnya terlihat lebih bangga.
Setelah melewati 1 jam perjalanan, bus akhirnya sampai ke pusat kota Kota Pasirbumi
Jane turun dari mobil, melihat ke segala arah, disekitar semuanya gedung besar, bukan gedung perkantoran pasti mall, di tempat yang tidak dikenalnya itu dia tidak kenal arah jalan.
Gu.. gu..
Perut mengeluarkan suara, mengingatkannya waktu makan. Tetapi dikantongnya hanya ada 10 ribu. Jane, pergi ke KFC juga tidak dapat membeli hamburger.
Sudahlah, tidak makan 1 kali juga tidak mati, masih harus menyimpan uang, kemungkinan digunakan untuk keadaan urgent
Masalah perut lapar masih belum terselesaikan, masalah yang lain juga datang, melihat malam tiba, tidak bisa tinggal di hotel.
Jane berencana ke mall untuk mencari kerja part time, tetapi orang mau paspor, masih harus mengikuti interview kantor, begini banyak peraturan, setidaknya harus menunggu 3 hari baru bisa mulai bekerja
Jika dia masih harus menunggu 2-3 hari lagi, dia benar-benar akan mati kelaparan, saat itu Sebastian brengsek itu akan menertawakannya.
Dia yang sekarang, tidak ada kartu identitas, tidak ada hp, tidak ada uang, tidak ada kartu debit/kredit, juga tidak bisa mencari teman yang ada di kota Minluo untuk bantu.
Berdiri di bawah gedung-gedung besar, melihat orang berlalu lalang, Jane sempat berpikir untuk menjual keahlian di jembatan, tetapi suara sumbang dia, akan membuat mati orang.
“Jane, jangan takut, pasti ada cara.” Dia yang sekarang khawatir, tetapi dia masih memberi semangat ke dirinya sendiri.
“Riella, kenapa bengong disini.” Tiba-tiba ada seorang wanita menarik tangan Jane, sambal berjalan sambil berkata. “Abang Hansel mu bukan anak kecil lagi, tidak menemaninya setengah hari, dia juga tidak hilang.”
“Bukan??… kamu siapa ya?” Jane dengan sekuat tenaga melepaskan tangan wanita itu, buru-buru menjaga jarak dengannya, “Penculik?”
“Apa?” wanita itu buru-buru pergi, mungkin tidak melihat jelas Jane, baru liat, baru tahu dia salah menarik orang, segera meminta maaf, “Maaf, saya salah mengenal orang.”
“Salah mengenal orang?” jawaban yang sangat aneh, Jane tidak percaya, “Kalian ini penculik, banyak berbuat jahat, pasti akan mendapat celaka.”
“Saya benar-benar salah mengenal orang. Baru sekilas melihat, merasa kamu dan Riella sangat mirip, tetapi benar-benar dilihat, kamu dan dia ada sedikit tidak mirip.” Wanita melihat Jane, tidak hanya dari cara berpakaian, dan paras muka sama, makanya dia baru salah mengenal.
“Ok lah kalau begitu.” Tidak memikirkan benar atau salah, Jane tidak ingin berurusan dengan orang asing, mending memikirkan masalah akan tinggal di mana lebih penting.
Baru Jane membalikkan badan, wanita itu mengikutinya dan bertanya: “Nona, ada masalah? Coba sebutkan, siapa tahu saya bisa membantu.”
“Tidak ada.” Jane sama sekali tidak percaya orang asing akan baik ke dia secara cuma-cuma, terlebih di kota yang asing, harus lebih hati-hati.
Jane mempercepat langkahnya menuju ke mall, tempat yang lebih banyak orang maka orang jahat juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Jane lalu memutar mall lagi, melihat waktu semakin malam, masalah tempat tinggal belum terselesaikan, dia sangat pusing.
Masih ada masalah yang lebih parah, tidak tahu sejak kapan di luar hujan deras.
Janemendengar orang bilang besok pagi akan ada angin topan, kota Kota Pasirbumi akan hilang signal, angin topan ini semalaman dan hujan juga.
Waktu ini, mall sudah mengeluarkan lagu ??[?]?[?]?, segera setelah pegawai-pegawai mendengarkan lagu ini segera berhenti kerja dan menyelesaikan waktu 1 hari berkerja.
Orang ya, kalau sedang sial minum air pun akan tesedak, Jane merasa semenjak dia bertemu dengan Sebastian hal tersebut terjadi.
Jane keluar dari mall, angin besar bertiup, hujan deras turun, terpaksa berteduh di depan gerbang mall.
Ekonomi keluarga Jane sangat bagus, dari kecil sampai besar orang tuanya sangat memanjanya, ada pelayan khusus yang dipekerjakan untuk mengurus kehidupan sehari-harinya, sudah hidup sampai 20 tahun, dia tidak pernah masuk ke dapur untuk mencuci piring
2 jam mencuci piring kali ini, tidak berhenti sama sekali, sudah jauh diluar dari batas tenaganya, lelah sampai pinggang sakit dan kram.
Setelah mengambil uang jerih payahnya 60 ribu, Jane melihatnya sangat berharga dibandingkan dengan berapa ribu. Hari ini baru tau sangat tidak mudah untuk menghasilkan sangat banyak uang.
Demi kehidupan, demi impian, atau mungkin karena hal-hal yang lain, bagaimana susah nya pun harus hidup dengan serius, sepatah kata keluhan pun tidak ada.
Menaikin bus menuju ke kota, ditangannya sisa uang 20 ribu, dalam hatiJane memarahi Sebastian sialan itu, dia malah diam-diam mengutuknya waktu minum tersedak.
“Nona, kamu bukan orang asli Kota Pasirbumi kan.” Melihat lelaki itu tidak seperti orang jahat duduk mendempet di sebelah Jane, tetapi matanya melihat dengan tajam dadanya.
Jika bertemu dengan bajingan seperti ini, di kota Minluo, Jane dengan segera menamparnya, tetapi ini di kota yang tidak dikenalnya, dia harus tahu diri sedikit.
Setelah berkata, lelaki brengsek itu menaruh tangan nya di paha, Jane sangat emosi, mana bisa dikerjain, langsung menampar tangan itu: “Cari mati!”
Jane dulu tidak sedikit membawa Tuan mereka berantem, seluruh badan membawa aura serigala, terlebih perkataan ini membawa aura membunuh, membuat lelaki brengsek ini mundur.
Beberapa orang brengsek ini cari masalah, hanya tahu menindas yang lemah, digertak, dia takut langsung lari lebih cepat dari kelinci.
Lelaki brengsek ini baru menghindar, Jane dengan tenang memutar kepala menikmati pemandangan di samping, melihat di dua sisi jalan gedung yang megah.
Dia tiba-tiba menghela nafas, kota Kota Pasirbumi ini memang layak disebut kota besar yang megah, di mana-mana sangat ramai, terdapat banyak orang yang memiliki impian.
Sebelumnya, dia beserta ayah dan ibunya berencana kapan bersama-sama bermain di Kota Pasirbumi, tetapi karena jarak yang jauh, pekerjaan ayah yang sibuk, selalu dicancel, sampai ayah meninggal, mereka sekeluarga tidak dapat ke Kota Pasirbumi.
Sekarang ini, dia sudah datang, tapi dibuat menjadi sangat menyedihkan, begini menyedihkan, akan menjadi pelajaran yang tidak terlupakan baginya.
“Ayah, Jane ketemu sedikit ringtangan, cuman tidak apa-apa, Jane bisa mengatasinya.” Dia mengatakan kepada ayah yang sudah meninggal dalam hati, sebenarnya dia sedang memberi semangat kepada dirinya.
Bukankah di negeri orang, bukankah tidak ada kartu identitas dan paspor, tidak masalah, dia pasti bisa melewatinya, membuat Sebastian melihatnya terlihat lebih bangga.
Setelah melewati 1 jam perjalanan, bus akhirnya sampai ke pusat kota Kota Pasirbumi
Jane turun dari mobil, melihat ke segala arah, disekitar semuanya gedung besar, bukan gedung perkantoran pasti mall, di tempat yang tidak dikenalnya itu dia tidak kenal arah jalan.
Gu.. gu..
Perut mengeluarkan suara, mengingatkannya waktu makan. Tetapi dikantongnya hanya ada 10 ribu. Jane, pergi ke KFC juga tidak dapat membeli hamburger.
Sudahlah, tidak makan 1 kali juga tidak mati, masih harus menyimpan uang, kemungkinan digunakan untuk keadaan urgent
Masalah perut lapar masih belum terselesaikan, masalah yang lain juga datang, melihat malam tiba, tidak bisa tinggal di hotel.
Jane berencana ke mall untuk mencari kerja part time, tetapi orang mau paspor, masih harus mengikuti interview kantor, begini banyak peraturan, setidaknya harus menunggu 3 hari baru bisa mulai bekerja
Jika dia masih harus menunggu 2-3 hari lagi, dia benar-benar akan mati kelaparan, saat itu Sebastian brengsek itu akan menertawakannya.
Dia yang sekarang, tidak ada kartu identitas, tidak ada hp, tidak ada uang, tidak ada kartu debit/kredit, juga tidak bisa mencari teman yang ada di kota Minluo untuk bantu.
Berdiri di bawah gedung-gedung besar, melihat orang berlalu lalang, Jane sempat berpikir untuk menjual keahlian di jembatan, tetapi suara sumbang dia, akan membuat mati orang.
“Jane, jangan takut, pasti ada cara.” Dia yang sekarang khawatir, tetapi dia masih memberi semangat ke dirinya sendiri.
“Riella, kenapa bengong disini.” Tiba-tiba ada seorang wanita menarik tangan Jane, sambal berjalan sambil berkata. “Abang Hansel mu bukan anak kecil lagi, tidak menemaninya setengah hari, dia juga tidak hilang.”
“Bukan??… kamu siapa ya?” Jane dengan sekuat tenaga melepaskan tangan wanita itu, buru-buru menjaga jarak dengannya, “Penculik?”
“Apa?” wanita itu buru-buru pergi, mungkin tidak melihat jelas Jane, baru liat, baru tahu dia salah menarik orang, segera meminta maaf, “Maaf, saya salah mengenal orang.”
“Salah mengenal orang?” jawaban yang sangat aneh, Jane tidak percaya, “Kalian ini penculik, banyak berbuat jahat, pasti akan mendapat celaka.”
“Saya benar-benar salah mengenal orang. Baru sekilas melihat, merasa kamu dan Riella sangat mirip, tetapi benar-benar dilihat, kamu dan dia ada sedikit tidak mirip.” Wanita melihat Jane, tidak hanya dari cara berpakaian, dan paras muka sama, makanya dia baru salah mengenal.
“Ok lah kalau begitu.” Tidak memikirkan benar atau salah, Jane tidak ingin berurusan dengan orang asing, mending memikirkan masalah akan tinggal di mana lebih penting.
Baru Jane membalikkan badan, wanita itu mengikutinya dan bertanya: “Nona, ada masalah? Coba sebutkan, siapa tahu saya bisa membantu.”
“Tidak ada.” Jane sama sekali tidak percaya orang asing akan baik ke dia secara cuma-cuma, terlebih di kota yang asing, harus lebih hati-hati.
Jane mempercepat langkahnya menuju ke mall, tempat yang lebih banyak orang maka orang jahat juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Jane lalu memutar mall lagi, melihat waktu semakin malam, masalah tempat tinggal belum terselesaikan, dia sangat pusing.
Masih ada masalah yang lebih parah, tidak tahu sejak kapan di luar hujan deras.
Janemendengar orang bilang besok pagi akan ada angin topan, kota Kota Pasirbumi akan hilang signal, angin topan ini semalaman dan hujan juga.
Waktu ini, mall sudah mengeluarkan lagu ??[?]?[?]?, segera setelah pegawai-pegawai mendengarkan lagu ini segera berhenti kerja dan menyelesaikan waktu 1 hari berkerja.
Orang ya, kalau sedang sial minum air pun akan tesedak, Jane merasa semenjak dia bertemu dengan Sebastian hal tersebut terjadi.
Jane keluar dari mall, angin besar bertiup, hujan deras turun, terpaksa berteduh di depan gerbang mall.