Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 1042
Bab 1042 Menyuapi Obat
Sebastian dengan suara berat berkata:” kalau tidak mengerti jangan dipikirkan lagi, kerjakan apa yang semestinya yang harus dikerjakan, yang tidak harus di tanyakan jangan diurusin.”
Surya berkata:”tetapi, Direktur Sebastian, masalah ini berhubungan dengan ……”
Sebastian memutus pembicaraan dengannya: ” apakah kamu merasa perushaan kita tidak bisa menafkahi perusahaan kecil perusahaan Seribu Air, masih ada yang perlu kamu curigai tentang kemampuanku ?”
Surya setelah mendengar perkataan ini, terputus putus menjawab:” Dir.. Direktur Sebastian, aku mana mungkin berani ada pemikiran begitu. Aku hanya merasa….”
“kamu rasa yang tidak dapat keuntungan kita jangan kerjakan ! tetapi aku senang, malah mau aku kerjakan.” setelah selesai bicara, Sebastian menutup telepon.
Surya bertanya kepadanya kenapa mau melalukan hal itu, sudah mengeluarkan tenaga, mengeluarkan orang dan mengeluarkan uang untuk membantu perusahaan Seribu Air, masalah ini dia sendiri juga tidak jelas, makanya bagaimana bisa dia berikan jawaban itu kepada Surya.
Setelah mematikan telepon, didalam kamar tersebut kembali tenang, tenang sampai Sebastian bisa mendengar detak jantung dirinya sendiri yang sedang berdebar debar.
Dia menyandarkan kepala, melihat gelas yang diletakkan diatas lemari kasur, berpikir sejenak, lalu dia menggangkat gelas tersebut dan meminumnya.
Air yang hangat, menghangatkan lambung, hampir mirip juga dengan menghangatkan hati.
Meskipun kemarin malam dia bukan sangat sadar, tapi dia menyadarinya, dia tahu, cewek bodoh itu terus menerus menemaninya dan menjaganya.
Meskipun dia sangat bodoh, tetapi juga sangat arogan, sangat brutal, tetapi dia membiarkan dia jantung yang sudah dingin merasa sedikit kehangatan.
Sepertinya ada yang melintas di hatinya.
Suara batuk
Panas ditubuh nya sudah berkurang, tetapi sakit yang di sebabkan luka lamanya tidak gampang disembuhkan, apalagi di luar terus menerusada angin dan hujan.
Dan sekali batuk ini mulai menyerang maka sudah sangat susah untuk memberhentikan batuknya dia, Sebastian sudah batuk sementara waktu, dan ketika dia batuk terasa paru-parunya hendak dimuntahkan, pintu ditendang terbuka oleh orang lain.
Jane dengan agresif memasuki pintu kamar tersebut dan melemparkan sekantong obat tepat diatas tubuhnya: “Sebastian, minum semua obat-obatan ini.”
Sebastian dengan sedih mengerutkan keningnya: “Siapa yang membiarkanmu masuk.”
Jane:”Saya!”
Kali ini, dia tidak membuatnya kaget.
Melihat tampang wanita ini sedang menyeretnya, sepertinya dia sudah mempersiapkan diri akan melawannya kapan saja. Sebastian melirik obat yang dia lempar ke tubuhnya: “Obat apa?”
Jane berkata:” Racun! Racun yang bisa membuat mu mati, apapah kamu berani makan ?”
Sebastian:” tidak berani!”
Jane terus menerus menjoloknya:” aku tahu kamu itu pengecut, obat pun karena takut pahit makanya tidak di makan obat itu, apakah kamu tidak bisa mengerjakan perkerjaan lainnya.”
Sebastian:”tidak boleh”
Dia malah membalasnya ” tidak boleh, ” Jane tidak menjoloknya, malahan membuatnya jadi marah besar atau kesal.
Sekarang setelah mengunakan cara menjolokannyatidak berguna baginya, Jane hanya bisa mengubah metodelainnya. Dia mengambil cangkir air di meja samping tempat tidur dan memasukkannya ke dalam tangannya: “Aku membiarkanmu makan, kamu makan, untuk apa begitu banyak omong kosong?”
Sebastian paling benci makan obat, dia tidak rela minum obat, dia meletakkan kembali gelas airnya, lihat pun tidak melihatnya lagi, malas menghiraukannya.
Rupanya benar seperti yang dikatakan Oscar, pria itu sakit dan tidak minum obat, hanya menunggu untuk mati. Dia juga berkata, “Jika kamu tidak minum obat, batuk sedikit dan jangan buataku tidak bisa tidur.
Sebastian melihatnya dengan tatapan yang dingin kepadanya:” kalau kamu merasa aku mengganggumu, kamu boleh keluar.”
Jane amarahnya sedang terbakar:”siapa yang memberitahumu kalau sakit tidak minum obat? Sakit tidak makan obat emang bisa sembuh? Kamu kira kamu itu dewayang disuruh untuk mencegah malapetaka itu terjadi, dan kamu bisa selamat dari itu.”
Dia membuka gigi bagian depannya, seperti seekor harimau betina yang perkasa, galak, tapi masih sedikit lucu.
Secara tidak sengaja, sosok yang telah dia pedulikan selama lebih dari sepuluh tahun, dan dijaga selama lebih dari sepuluh tahun melompat ke dalam pikirannya, perlahan-lahan tumpang tindih wajah di depannya, dan kemudian wajah lainnya perlahan menjadi semakin kabur. Wajah ini semakin jelas saja.
“Sebastian, apakah kamu mendengarkan perkataan ku?” Tidak heran wajahnya semakin jelas dan jelas, dia hampir saja menempel pada wajahnya, bisakah itu tidak jelas?
Sebastian memberitahukan nya 1 hal:”Jane, hidup matiku, apa hubungannya denganmu? ”
Jane menggangguk kepala:”Benar ya, apa hubungannya dengan ku. ” Dia menggelengkan kepala lagi, “salah, ada hubungannya dengan ku m kalau kau meninggal, aku dengan ibumu masih muda mesti memikul julukan janda sepanjang jalan. Kalau kamu tidak mau makan obat ini, mari kita bercerai saja, jadi antara hidup dan matimu tidak ada hubungannya dengan ku lagi.”
Sebastian:” bercerai, kamu jangan mimpi! Mati, aku mau menarik bahumu.”
Lelaki ini rupanya cukup beracun, dia ingin mati, masih saja ingin menariknya untuk menjadai sandarannya, vsekarang apapun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan dia mati.
Jane menunjuk pada obat tersebut:”segera minum obat itu, biarkan saja melihatmu memakan obat itu, setelah makan obat itu terhadap kita semua itu bagus”
Sebastian”Keluar.”
Jane:”Takut pahit?”
Sebastian menujukkan ke arah pintu dan berkata:”keluar.”
Jane duduk diatas ranjangnya dan berkata:”kalau kamu tidak makan, aku tidak akan keluar. Aku akan tetap berada disini terus menerus berbicara sampai kamu muak mendengarkan suaraku.”
Sudahlah jangan dibicarakan lagi, dia benar ad acara itu.
Sebastian menutup mukanya sedikti:”aku tidak kenapa kenapa …… suara batuk…”
Jane:”ini adalah akibat dari kebohonganmu. Cepat makan obat itu, siang hari aku mentraktir mu makan makanan enak. Aku degar di kota Pasirbumi ada sejenis ayam panggang yang sangat terkenal.”
Sebastian:”takutnya kamu yang ingin makan.”
Jane:”sudah jangan banyak bicara, cepat makan.”
Sebastian bersandar dan berkata:”Tidak makan.”
Jane:”Sebastian, kamu jangan pakai cara halus tidak dipakai, malah mau pakai cara yang kasar.”
Sebastian:”huh…”
Janemarah:” Sebastian, kamu kira aku benar benar tidak berani ngapa ngapain kamu bukan?”
Sebastian gaya mengejek nya dan berkata:” apa yang kamu bisa lakukan padauk?”
Jane:”……”
Malahan dia tidak menurut, jadi kamu jangan menyalahkan dia terhadap kamu tidak sungkan lagi.
Jane mengambil obat yang dosis sekali, dan meremas wajah Sebastian, memaksa nya untuk membuka mulutmu, dengan kekuatan yang besar memasukkan obat kedalam mulutnya.
Meskipun Sebastian sedang sakit, tetapi perbandingan kekuatan Jane dengannya, masih tidak bisa dibandingkan, dia baru saja memasukkan obat secara paksa kedalam mulutnya, mulutnya itu seperti sudah mau memuntahkannya keluar.
“Kamu ….” Sekali Jane panik, dia bisa melakukan bahkan dirinya sendiri merasa hal yang tidak masuk akal, menunduk kepala nya dan menggunakan bibir menyumbat mulutnya.
Rupanya benar, trik ini berhasil, seketika pada saat itu, dia tidak ada perlawanan… Tapi, hanya selang beberapa detik, pria itu berubah dari pasif menjadi aktif, bahkan…
“Biarkan pahit mematikan mu !” Jane melepaskannya, ingin melepasnya, malah dengan kekuatan yang keras menariknya kembali, malah jadi jatuh dalam pelukannya, menggunakan cara dia membulinya yaitu menyium maksa dia.
“wuuuuu…..”Jane sekuat tenaga melototin dia, menyisyaratkan dia untuk melepaskannya, tetapi lelaki ini bukan hanya tidak mendengarkan, malahan menciumnya lebih dalam.
Sialan, mirip seperti Vampir!
Sudah lewat beberapa lama, akhirnya dia melepaskannya, sama seperti menikmati seekor binatang kecil yang lucu melihatinnya dan berkata:” rupanya Nona Jane suka permainan ini”
Jane:”……”
Dia masih bisa berkata, apa dia sama sekali tidak ingin bermain dengannya ?
Kelihatannya dia tidak akan percaya, karena lelaki itu menatapnya dengan mata yang jahat, terlihat jelas bahwa dia adalah seorang wanita satir.
Perasaan Sebastian seketika membaik:” masih mau bermain? “
Sebastian dengan suara berat berkata:” kalau tidak mengerti jangan dipikirkan lagi, kerjakan apa yang semestinya yang harus dikerjakan, yang tidak harus di tanyakan jangan diurusin.”
Surya berkata:”tetapi, Direktur Sebastian, masalah ini berhubungan dengan ……”
Sebastian memutus pembicaraan dengannya: ” apakah kamu merasa perushaan kita tidak bisa menafkahi perusahaan kecil perusahaan Seribu Air, masih ada yang perlu kamu curigai tentang kemampuanku ?”
Surya setelah mendengar perkataan ini, terputus putus menjawab:” Dir.. Direktur Sebastian, aku mana mungkin berani ada pemikiran begitu. Aku hanya merasa….”
“kamu rasa yang tidak dapat keuntungan kita jangan kerjakan ! tetapi aku senang, malah mau aku kerjakan.” setelah selesai bicara, Sebastian menutup telepon.
Surya bertanya kepadanya kenapa mau melalukan hal itu, sudah mengeluarkan tenaga, mengeluarkan orang dan mengeluarkan uang untuk membantu perusahaan Seribu Air, masalah ini dia sendiri juga tidak jelas, makanya bagaimana bisa dia berikan jawaban itu kepada Surya.
Setelah mematikan telepon, didalam kamar tersebut kembali tenang, tenang sampai Sebastian bisa mendengar detak jantung dirinya sendiri yang sedang berdebar debar.
Dia menyandarkan kepala, melihat gelas yang diletakkan diatas lemari kasur, berpikir sejenak, lalu dia menggangkat gelas tersebut dan meminumnya.
Air yang hangat, menghangatkan lambung, hampir mirip juga dengan menghangatkan hati.
Meskipun kemarin malam dia bukan sangat sadar, tapi dia menyadarinya, dia tahu, cewek bodoh itu terus menerus menemaninya dan menjaganya.
Meskipun dia sangat bodoh, tetapi juga sangat arogan, sangat brutal, tetapi dia membiarkan dia jantung yang sudah dingin merasa sedikit kehangatan.
Sepertinya ada yang melintas di hatinya.
Suara batuk
Panas ditubuh nya sudah berkurang, tetapi sakit yang di sebabkan luka lamanya tidak gampang disembuhkan, apalagi di luar terus menerusada angin dan hujan.
Dan sekali batuk ini mulai menyerang maka sudah sangat susah untuk memberhentikan batuknya dia, Sebastian sudah batuk sementara waktu, dan ketika dia batuk terasa paru-parunya hendak dimuntahkan, pintu ditendang terbuka oleh orang lain.
Jane dengan agresif memasuki pintu kamar tersebut dan melemparkan sekantong obat tepat diatas tubuhnya: “Sebastian, minum semua obat-obatan ini.”
Sebastian dengan sedih mengerutkan keningnya: “Siapa yang membiarkanmu masuk.”
Jane:”Saya!”
Kali ini, dia tidak membuatnya kaget.
Melihat tampang wanita ini sedang menyeretnya, sepertinya dia sudah mempersiapkan diri akan melawannya kapan saja. Sebastian melirik obat yang dia lempar ke tubuhnya: “Obat apa?”
Jane berkata:” Racun! Racun yang bisa membuat mu mati, apapah kamu berani makan ?”
Sebastian:” tidak berani!”
Jane terus menerus menjoloknya:” aku tahu kamu itu pengecut, obat pun karena takut pahit makanya tidak di makan obat itu, apakah kamu tidak bisa mengerjakan perkerjaan lainnya.”
Sebastian:”tidak boleh”
Dia malah membalasnya ” tidak boleh, ” Jane tidak menjoloknya, malahan membuatnya jadi marah besar atau kesal.
Sekarang setelah mengunakan cara menjolokannyatidak berguna baginya, Jane hanya bisa mengubah metodelainnya. Dia mengambil cangkir air di meja samping tempat tidur dan memasukkannya ke dalam tangannya: “Aku membiarkanmu makan, kamu makan, untuk apa begitu banyak omong kosong?”
Sebastian paling benci makan obat, dia tidak rela minum obat, dia meletakkan kembali gelas airnya, lihat pun tidak melihatnya lagi, malas menghiraukannya.
Rupanya benar seperti yang dikatakan Oscar, pria itu sakit dan tidak minum obat, hanya menunggu untuk mati. Dia juga berkata, “Jika kamu tidak minum obat, batuk sedikit dan jangan buataku tidak bisa tidur.
Sebastian melihatnya dengan tatapan yang dingin kepadanya:” kalau kamu merasa aku mengganggumu, kamu boleh keluar.”
Jane amarahnya sedang terbakar:”siapa yang memberitahumu kalau sakit tidak minum obat? Sakit tidak makan obat emang bisa sembuh? Kamu kira kamu itu dewayang disuruh untuk mencegah malapetaka itu terjadi, dan kamu bisa selamat dari itu.”
Dia membuka gigi bagian depannya, seperti seekor harimau betina yang perkasa, galak, tapi masih sedikit lucu.
Secara tidak sengaja, sosok yang telah dia pedulikan selama lebih dari sepuluh tahun, dan dijaga selama lebih dari sepuluh tahun melompat ke dalam pikirannya, perlahan-lahan tumpang tindih wajah di depannya, dan kemudian wajah lainnya perlahan menjadi semakin kabur. Wajah ini semakin jelas saja.
“Sebastian, apakah kamu mendengarkan perkataan ku?” Tidak heran wajahnya semakin jelas dan jelas, dia hampir saja menempel pada wajahnya, bisakah itu tidak jelas?
Sebastian memberitahukan nya 1 hal:”Jane, hidup matiku, apa hubungannya denganmu? ”
Jane menggangguk kepala:”Benar ya, apa hubungannya dengan ku. ” Dia menggelengkan kepala lagi, “salah, ada hubungannya dengan ku m kalau kau meninggal, aku dengan ibumu masih muda mesti memikul julukan janda sepanjang jalan. Kalau kamu tidak mau makan obat ini, mari kita bercerai saja, jadi antara hidup dan matimu tidak ada hubungannya dengan ku lagi.”
Sebastian:” bercerai, kamu jangan mimpi! Mati, aku mau menarik bahumu.”
Lelaki ini rupanya cukup beracun, dia ingin mati, masih saja ingin menariknya untuk menjadai sandarannya, vsekarang apapun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan dia mati.
Jane menunjuk pada obat tersebut:”segera minum obat itu, biarkan saja melihatmu memakan obat itu, setelah makan obat itu terhadap kita semua itu bagus”
Sebastian”Keluar.”
Jane:”Takut pahit?”
Sebastian menujukkan ke arah pintu dan berkata:”keluar.”
Jane duduk diatas ranjangnya dan berkata:”kalau kamu tidak makan, aku tidak akan keluar. Aku akan tetap berada disini terus menerus berbicara sampai kamu muak mendengarkan suaraku.”
Sudahlah jangan dibicarakan lagi, dia benar ad acara itu.
Sebastian menutup mukanya sedikti:”aku tidak kenapa kenapa …… suara batuk…”
Jane:”ini adalah akibat dari kebohonganmu. Cepat makan obat itu, siang hari aku mentraktir mu makan makanan enak. Aku degar di kota Pasirbumi ada sejenis ayam panggang yang sangat terkenal.”
Sebastian:”takutnya kamu yang ingin makan.”
Jane:”sudah jangan banyak bicara, cepat makan.”
Sebastian bersandar dan berkata:”Tidak makan.”
Jane:”Sebastian, kamu jangan pakai cara halus tidak dipakai, malah mau pakai cara yang kasar.”
Sebastian:”huh…”
Janemarah:” Sebastian, kamu kira aku benar benar tidak berani ngapa ngapain kamu bukan?”
Sebastian gaya mengejek nya dan berkata:” apa yang kamu bisa lakukan padauk?”
Jane:”……”
Malahan dia tidak menurut, jadi kamu jangan menyalahkan dia terhadap kamu tidak sungkan lagi.
Jane mengambil obat yang dosis sekali, dan meremas wajah Sebastian, memaksa nya untuk membuka mulutmu, dengan kekuatan yang besar memasukkan obat kedalam mulutnya.
Meskipun Sebastian sedang sakit, tetapi perbandingan kekuatan Jane dengannya, masih tidak bisa dibandingkan, dia baru saja memasukkan obat secara paksa kedalam mulutnya, mulutnya itu seperti sudah mau memuntahkannya keluar.
“Kamu ….” Sekali Jane panik, dia bisa melakukan bahkan dirinya sendiri merasa hal yang tidak masuk akal, menunduk kepala nya dan menggunakan bibir menyumbat mulutnya.
Rupanya benar, trik ini berhasil, seketika pada saat itu, dia tidak ada perlawanan… Tapi, hanya selang beberapa detik, pria itu berubah dari pasif menjadi aktif, bahkan…
“Biarkan pahit mematikan mu !” Jane melepaskannya, ingin melepasnya, malah dengan kekuatan yang keras menariknya kembali, malah jadi jatuh dalam pelukannya, menggunakan cara dia membulinya yaitu menyium maksa dia.
“wuuuuu…..”Jane sekuat tenaga melototin dia, menyisyaratkan dia untuk melepaskannya, tetapi lelaki ini bukan hanya tidak mendengarkan, malahan menciumnya lebih dalam.
Sialan, mirip seperti Vampir!
Sudah lewat beberapa lama, akhirnya dia melepaskannya, sama seperti menikmati seekor binatang kecil yang lucu melihatinnya dan berkata:” rupanya Nona Jane suka permainan ini”
Jane:”……”
Dia masih bisa berkata, apa dia sama sekali tidak ingin bermain dengannya ?
Kelihatannya dia tidak akan percaya, karena lelaki itu menatapnya dengan mata yang jahat, terlihat jelas bahwa dia adalah seorang wanita satir.
Perasaan Sebastian seketika membaik:” masih mau bermain? “