• ĐỔI TÊN MIỀN VIETWRITER.PRO SANG 88.198.7.247 TỪ NGÀY 1/6

New NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR (2 Viewers)

  • Bab 1043

Bab 1043 Selalu Menunggunya


Jane dengan sekuat tenaga mengelap mulutnya, seperti sedang mengelap bekas ciuman yang membekas di bibirnya:” siapa bermain dengan mu.”


Sebastian:”jadi apa yang kamu ingin kerjakan ?”


Jane:”……”


Dia tadi mau ngapain ya?


Jane menggaruk kepala, kenapa tiba-tiba tidak kepikiran lagi?


Melihat expresi Jane yang seperti orang bodoh, Sebastian tiba-tiba tertawa:” Jane, kecerdasaan intelektualmu ini bisa hidup 20 tahun, benar benar adalah sebuah mujizat.”


Jane kesal sampai melototi matanya:” Sebastian, ” apakah kamu tidak pernah mendengar saat berseturu dengan orang lain, jangan sampai main tangan, memarahi orang juga jangan sampai melukai harga diri orang lain.”


Sebastian:”kecerdasanmu masih perlu dijelekin?”


Jane:”Kecerdasan intelektualku 120.”


Sebastian:” aku lihat kecerdasanmu mencapai 250.”


Jane:”kamu lah yang 250, kalian sekeluarga 250.”


Sebastian:”Nyonya Tanjaya, kamu tolong bantu aku gantikan segelas air hangat.”


Ucapan Sebastian memiliki 2 maksud, tetapi Jane menyadarinya dan merasakannya.


“Tidak pergi.” Dia masih belum teringat kenapa dia mencarinya, tidak ada waktu luang untuk menghiraukannya.


“Bukankah kamu tidak ingin menjadi janda, kamu tidak menguangi air kepadaku, aku bagaimana makan obat?” Ini orang benar benar bodoh, tetapi bodohnya terlihat lucu.


“makan obat?” oh, aku sudah teringat, benar, aku datang kesini untuk membiarkan kamu makan obat. “Jane untung responnya dia cepat, akhirnya dia ingat kembali.”


Siapa tahu, mendengarkan tawaan dan ejekan lelaki itu, tetapi sangat cepat, dari suara tawaan mengejek berubah menjadi suara batuk, Jane memarahinya:”Mampus kualat kamu!”


Tetapi, tetap segera menguangi air kepadanya.


……


Suatu malam setelah hujan deras dan angin kencang berlalu, akhirnya cuaca juga mengalami perubahan.


Kota Pasirbumi.


Moonriver.


Karena Oriella sudah mau menikah, seluru keluarga Tanjaya berkumpul di kota Pasirbumi, keluarga besar membantu nya mengurusi pernikahan tersebut.


Awalnya, pernikahan Oriella tidak ingin begitu cepat diselenggarakan, tetapi mereka sudah menungunya, menunggu anak yang kabur dari rumah itu kembali ke rumah baru diselenggarakan


Tetapi kesehatan nenek Tanjaya terus menurun, selama ini kehidupan kebanyakan terbaring di ranjang, dokter mengatakan mungkin tidak bisa bertahan lama lagi, keinginan terbesar dia melihat keluargnya terutama cucu perempuannya menikah.


Makanya Oriella dengan keluarga dan abangnya diskusi, pernikahannya diselenggarkan dahulu, membiarkan lansia tidak khawatir, jangan meninggalkan penyesalan yang dalam meninggalkan dunia ini.


Meskipun keluarga Tanjaya ingin menunggu anak itu pulang, tetapi tidak ingin membiarkan lansia itu membawa penyesalan meninggalkan dunia ini, seluruhnya menyetujuinnya.


Ravindra sudahtidak sabar ingin mempersunting Oriella untuk tiap hari memeluknya di dalam pelukan, Oriella meminta persyaratan, dia tanpa berpikir lama dia sudah menyetujuinnya.


“Riella, kamu kesini lihat.” Baju pernikahan Oriella semua adalah hasil design Ariella, barangnya sudah dikirim, Ariella membiarkan anak perempuannya memeriksanya sendiri barang tersebut.


“Ibu, apa yang kamu persiapkan, aku pasti menyukainya. ” Oriella maju ke depan, memeluk Ariella dan menggombal:”aku sangat beruntung. Ada banyak orang yang menyayangi ku.”


Ariella mengelus wajahOriella, mengela napas dan berkata:”Rasanya aku dengan ayah mu baru menikah adalah kemarin, tapi tanpa disadari waktu cepat saja berlalu, anak kesayangan kita juga sudah mau menikah.”


Oriella menghela napas dan berkata:”Ibu, aku tidak tahu kenapa, dahulu ingin banget cepat menikah, tapi disaat benar benar mau menikah, malah tidak ingin menikah. Sudah menikah, itu sudah milik orang lain, tidak bisa tiap hari bersama kakek nenek ibu dan ayah lagi, harus menjadi istri yang baik dan penurut, kadang kadang terpikir itu, rasanya tekanannya begitu besar.”


“Yang dikatakan seperti kamu tidak mau menikah terus menerus tinggal bersama kami.” Ariella menunjuk nunjuk jidat kepala Oriella, dengan bercanda-canda, “Kami tidak pernah lupa, tepat kamu baru dewasa, kamu hanya berlaripergi mencari Abang Hansel.”


“Sewaktu itu kamu masih tidak pengertian, sekarang sudah besar, masih saja merasa orang rumah adalah yang paling baik, ada lelaki ya ada, kalau tidak ada pun tetap masih bisa hidup.” Pastinya, perkataan ini hanya yang dikatakan Oriella, kalau benar benar mau membiarkan dia meninggalkan Abang Hansel, dia pasti bisa gila.


“Kakak ipar, kamu kapan datang? Jonathan sambil memegang tumpukan buku, tiba-tiba berkata begitu, Oriella terkejut, dan segera membalikan badan melihatnya, dan sebenarnya tidak tahu ada Abang Hansel-nya.


“Si lucu, kulitmu sudah gatal bukan? “ini anak, biasanya tidak begitu bersuara, kali ini berani beraninya mengeledek dia.


“Saya sedang belajar!” Jonathan dengan serius berkata, gaya serius dia benar benar tidak terlihat kalau sedang megerjain kakaknya.


Ariella tersenyum dan berkata:”jadi, jangan sembarangan ngomong, kalau perkataan mu ini terdengar sampai di telinga Abang Hansel, dia benar benar akan membiarkan pergi. ”


“Kalian sedang membicarakan ku” di depan pitu, jalanlah seorang lelaki gagah menghampirinnya, dia tersenyum dan menyapa orang tua, tatapan matanya jatuh kepada Oriella.


Budak perempuan ini, semakin dilihat semakin enak dipandang, selalu saja menarik tatapan matanya, yang selalu membuat tatapantidak terlepas dari nya.


“Abang Hansel ” Oriella bangkit, lalu lari menghampirin dan kepelukannya, “Ibu menyuruhku melihat pakaian ku, kamu bantu aku memilihnya.”


“Ya sudahlah, masalah pakaian ku serahkan kepada kalian berdua untuk melihatnya, saya pergi melihat ayah mu. ” Carlson si tua kepala batu itu sungguh keras kepala, sampai sekarang masih belum secara langsung mangatakan bahwa sudah menyetujui pernikahan anak perempuannya, Ariella benar benar tidak tahu kenapa dia begitu keras kepala.


Perkembangan calon menantu tidak seperti yang dia perkiraan lebih bagus, dan sangat menyanyangi dan mencintai anak perempuan mereka, terhadap senior juga tak terhingga berbaktinya, menantu yang sangat berbakti ini, seteleh terlewatkan sudah tidak bisa menemukannya, tidak tahu apa yang sedang dia tunggu.


Oriella seperti dengan suka rela memamerkan barang kesayangan dia, dia mengeluarkan semua baju dia dan satu persatu dipersilahkan Abang Hansel melihatnya dan berkata:” Abang Hansel, kamu lihat ini, ini semua adalah ibu ku sendiri yang mendesignnya untukku, tiap modelnya aku sangat menyukainya, kamu bantu aku memilihnya.”


Ravindra tidak tahan menundukkan kepala dan menciumnya dan berkata:” Riellaku begitu indah, tidak peduli memakai pakaian apa selalu bagus dan enak dipandang.”


Oriella menghindarinya dan berkata:” Abang Hansel, jangan begini, pilihlah baju dengan benar. ”


Ravindra memeluknya dan dengan halus memeluknya dalam pelukannya dan berkata:”baju sebentar lagi baru dipilih, biarkan aku memeluk mu.”


“ehm ” Jonathan mengeluarkan suara batuk kecil, “kalian lanjutkan, aku pergi ganti tempat untuk membaca buku untuk tidak mengganggu kalian.”


“Kamu bilang coba bilang saja bilang lagi, jangan kira kalau kamu sudah menikah dengan orang lain, kamu tidak bisa aku apa-apakan.” Efa sungguh kejam, “Tuan Ravindra, perempuan ini sudah akan menjadi istri mu, kamu jagalah dia dengan baik.”


Ravindra tertawa kecil, “Baiklah.”


Sebenarnya tidak peduli apa yang akan dilakukan oleh Oriella, dia tetap akan berdiri disamping Oriella, selamanya akan menjadi tameng kuat untuknya.


Efa lalu berkata, “Kemarin ketika melihat dia sekilas, aku pikir dia cukup mirip.”


Oriella tiba-tiba mejadi sangat tertarik akan hal ini, “Benar-benar mirip dengan ku?”


Efa berkata, “Aku bilang sekilas saja, tapi jika dilihat dari dekat tentu saja tidak mirip. Dan juga selera baju yang dia pakai sungguh mirip dengan mu, sangat santai.”


Biarpun di dunia ini orang-orang yang mirip satu sama lain juga sebenarnya banyak, akan tetapi Oriella belum pernah bertemu dengan orang asing yang mirip dengannya, makanya dia sangat bersemangat mendengar cerita Efa.


Efa lalu berkata, “Gadis itu cukup lucu…. Dia tidak mudah diajak main-main, dia pernah berpikir kalau aku adalah pedagang manusia.”


“Pu…” Oriella tertawa mengeluarkan suara pu, “ada juga orang yang mengira dirimu adalah pedagang manusia, aku jadi penasaran seperti apa dia.”


Efa berpikir sejenak, “Riella, menurut mu apakah mungkin ayahmu diam-diam mempunyai anak dengan wanita lain di belakang ibu mu?”


Dia sebenarnya juga tahu kalau kakaknya tidak mungkin melakukan hal seperti, akan tetapi Efa memang orang yang suka menyebabkan kekacauan, ia paling suka bicara sembarangan.


Terutama belakangan ini, Darwin lelaki itu tidak tau kenapa tiba-tiba menjadi gila, setiap hari berada di tempat bunker tantara, sudah beberapa hari ini dia tidak pulang.


Kemarin dia pergi menemuinya, dan keduanya bertengkar hebat. Ketika dia dan Darwin bertengkar maka dia juga akan terlihat tidak senang dengan orang lain.


Oriella tidak sabar langsung menutup mulut Efa, “Bibi, omongan yang lain kau boleh bicara sembarangan, tapi yang ini kau tidak boleh sembarangan. Berhati-hatilah jangan sampai kau ditampar Ayah.”


Efa dengan bangganya berkata, ” Aku ini sedang mengevaluasi masalah, jika dia berani menamparku, maka itu berarti ada sesuatu di balik batu.”


“Efa!” terdengar suara rendah dari arah belakang, membuat Efa terkejut, dan ketika ia berbalik ke belakang, ia melihat kakaknya sedang berdiri di depan pintu.


“Kak, aku hanya bercanda, kamu ada orang hebat, jangan mengambil hati ucapan ku.” Komandan Darwin bahkan tidak bisa mengatur istrinya, tetapi tetap saja takut pada Direktur Carlson yang dingin ini.


“Bercanda? Candaan tentang aku dan Ariella tidak boleh sembarangan.” Tidak peduli sudah berapa lama berlangsung, Direktur Sebastian selalu sangat melindungi dan menyayangi istrinya bak seorang bayi, dia tidak akan membiarkan orang mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang hubungan mereka.


“Baiklah, lain kali aku tidak akan berani sembarang bicara lagi.” Dia sungguh kasihan, selama ini selalu ditindas olehnya.


Oriella diam-diam tertawa, seakan-akan sedang berkata, “Bibi kecil, padahal kamu tahu betul ada harimau di rumah ini, kamu sungguh sangat berani.”


Efa langsung melototinya.


Carlson berkata kepada Ravindra, “kamu ikut lah dengan ke ruang baca.”


Setelah mendengar Ayah menyuruh Abang Hansel masuk ke ruang baca, Oriella khawatir jika Ayah akan merepotkan Abang Hansel, lalu ia tiba-tiba berkata, “Ayah, aku juga mau ikut.”


Carlson tidak bereaksi apa-apa, akan tetapi tatapan sulit dikatakan.


Ravindra mengucek-ucek matanya dan berkata, “Tidak perlu khawatir.”


Oriella masih saja tidak tenang, “Tapi…”


Efa menarik lengannya, “Pembicaraan laki-laki, kamu mau berbuat apa? Apa jangan-jangan kamu takut kalau Ayahmu akan memakan Abang Hansel mu.”


Oriella mengangguk, “Itu mungkin saja bisa terjadi.”


Efa berkata, “Walaupun Ayah mu tidak pernah buka mulut menyetujui pernikahan kalian, akan tetapi sebenarnya ia telah menyetujuinya. Pikirkanlah, kalau saja dia tidak setuju, apakah resepsi pernikahan kalian bisa sukses?”


Oriella dengan gelisah berkata, “Aku tahu.”


Inilah kenyataannya, akan tetapi Oriella masih saja tetapi tidak bisa berhenti mengkhawatirkan Abang Hanselnya.


Walaupun Abang Hansel di luar adalah orang yang terkenal, akan tetapi Ayah adalah senior dalam keluarga ini, di depan ayah, Abang Hansel akan berusaha untuk bersabar demi dirinya, dan akan selalu menjadi yang dirugikan selamanya.


……


Ruang Baca.


Suasana sungguh tegang.


Dau lelaki ini berdiri menghadap satu sama lain, tinggi mereka juga sama, tampang juga sungguh menarik, dua-duanya sama sama menatap satu sama lain, dan tidak ada dari mereka yang ingin memecahkan kedinginan yang ada diantara mereka.


Carlson melihat laki-laki yang berdiri di depannya, bertahun-tahun ini ia telah memberi Ravindra banyak rintangan, ia pun menyelesaikannya satu per satu. Perlahan ia pun merasa puas akan menantu yang satu ini.


Akan tetapi, di dalam hatinya selalu ada sesuatu yang menjanggal, dia tidak bersedia untuk menyerahkan anak perempuannya untuk menikah. Jika putrinya menikah, maka ia sebagai ayah akan melakoni sebuah peran yang mungkin akan menjadi sangat tidak berguna untuknya.


Dengan susah payah ia membesarkan anaknya, dan dengan hanya begitu saja “ditipu” oleh oleh lelaki lain dan direbut begitu saja, hati Carlson benar-benar tidak nyaman.


Ravindra berdiri di depannya, postur tubuh tetidak, ia berusaha terlihat berwibawa agar ia tidak kalah di depan ayah mertuanya. Tetapi, dia tetap akan mentidaku kalah terlebih dahulu juga, karena dia datang untuk menikahi putrinya.


Ravindra bertanya, “Paman Carlson, apa yang kamu ingin katakan pada ku?”


Ketika Ravindra kemudian menyerah, Carlson juga merasa tidak perlu menyerangnya lagi, “Aku tahu kamu sangat menyayangi Riella, tapi aku tidak tahu sayangmu padanya dapat bertahan berapa lama.”


Ternyata ayah mertuanya khawatir akan hal ini, Ravindra sudah mengerti, “Paman Carlson, aku akan menggunakan aksi ku untuk mejawab pertanyaan mu tadi.”


“Riella adalah putri ku dan Ariella satu-satunya, dan juga anak pertama, saat dia lahir dia telah mendapat banyak sekali penderitaan, ada saat-saat dimana ia sudah tidak dapat lagi hidup. Maka dari itu, aku bersumpah untuk harus dapat memberikan yang terbaik untuk anak ku ini.” Carlson pertama kalinya bicara panjang lebar pada Ravindra, dan ia juga sangat tidak bertele-tele.


“Paman Carlson menganggapku tidak cukup baik.” Ravindra sudah mengerti apa maksud Carlson.


“Iya.” Carlson menjawabnya langsung, “Di dalam hatiku, dia adalah anak yang paling hebat, tapi kamu bukan lelaki yang paling sempurna di dunia ini. Dalam beberapa tahun ini, aku selalu mengujimu, kamu lolos dengan nilai pas-pasan, tapi siapa yang bisa menduga kalau anak ku menyukaimu, aku hanya bisa menyetujuinya sekarang.”


“Terima kasih!”, Ravindra sudah mengerti, Carlson punya pemikiran yang sama seperti orang tua lain mengenai anaknya, anaknya sendiri adalah anak yang paling sempurna, tak ada satu lelaki pun yang sepadan dengannya.


Carlson berkata, “Aku juga ingin berterima kasih dengan mu.”


Ravindra tidak mengerti, “Kepada ku?”


Carlson pun menjawab, “Terima kasih telah memberikan ia cinta yang sempurnah. Karena kamulah, dia tidak merasakan sakit dalam hal percintaan.”
 
Advertisement

Bình luận facebook

Users who are viewing this thread

Back
Top Bottom