Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 1044
Bab 1044 Ayah Mertua Dan Menantu
Ketika melihat dua orang itu sedang berpelukan di dalam kamar, Efa sama sekali tidak memisahkan mereka, dia hanya masuk begitu saja ke dalam kamar, “Aku bilang, masih ada sisa beberapa hari lagi sampai pernikahan kalian, kalian buru-buru apa?”
“Bibi kecil, aku bukannya sudah bilang kepada mu, aku sedang sibuk.” Kemarin Abang Hansel mengajaknya untuk menonton film, makanya dia jadi tidak bisa menemani bibi kecilnya yang sedang asik berbelanja.
Efa menatapnya, “Kamu yang tidak punya hati ini, kemarin aku hamper saja mengenal salah orang, hamper saja membuat aku malu setengah mati.”
“Bibi kecil, kamu tahu juga rasanya malu?” Oriella merasa bahwa kata malu tidak ada di kamus bibi kecilnya.
“Kamu coba bilang sekali lagi, jangan kira karena kamu sudah akan menikah, aku tidak bisa mengapa-apakan mu lagi.” Efa sengaja menjadi jahat, “Tuan Ravindra, perempuan ini akan segera menjadi istrimu, jadi kau jaga baik-baiklah dia.”
Ravindra tersenyum kecil, “Baik.”
Sebenarnya, tidak peduli Oriella berbuat apa, dia akan tetap berdiri disampingnya, selamanya menjadi tamengnya.
Efa kemudian berkata, “Kemarin orang yang itu sekilas terlihat sepertimu.”
Oriella tiba-tiba menjadi semangat, “Benarkah mirip dengan ku?”
Efa berkata, “Aku bilang sekilas lagi, tapi jika lihat dari dekat tidak mirip. Dan cara berpakaiannya juga mirip dengan mu, sangat santai.”
Biarpun di dunia ini orang-orang yang mirip satu sama lain juga sebenarnya banyak, akan tetapi Oriella belum pernah bertemu dengan orang asing yang mirip dengannya, makanya dia sangat bersemangat mendengar cerita Efa.
Efa lalu berkata, “Gadis itu cukup lucu…. Dia tidak mudah diajak main-main, dia pernah berpikir kalau aku adalah pedagang manusia.”
“Puahahah…” Oriella tertawa mengeluarkan suara pu, “ada juga orang yang mengira dirimu adalah pedagang manusia, aku jadi penasaran seperti apa dia.”
Efa berpikir sejenak, “Riella, menurut mu apakah mungkin ayahmu diam-diam mempunyai anak dengan wanita lain di belakang ibu mu?”
Dia sebenarnya juga tahu kalau kakaknya tidak mungkin melakukan hal seperti, akan tetapi Efa memang orang yang suka menyebabkan kekacauan, ia paling suka bicara sembarangan.
Terutama belakangan ini, Darwin lelaki itu tidak tau kenapa tiba-tiba menjadi gila, setiap hari berada di tempat bunker tantara, sudah beberapa hari ini dia tidak pulang.
Kemarin dia pergi menemuinya, dan keduanya bertengkar hebat. Ketika dia dan Darwin bertengkar maka dia juga akan terlihat tidak senang dengan orang lain.
Oriellatidak sabar langsung menutup mulut Efa, “Bibi, omongan yang lain kau boleh bicara sembarangan, tapi yang ini kau tidak boleh sembarangan. Berhati-hatilah jangan sampai kau ditampar Ayah.”
Efa dengan bangganya berkata, ” Aku ini sedang mengevaluasi masalah, jika dia berani menamparku, maka itu berarti ada sesuatu di balik batu.”
“Efa!” terdengar suara rendah dari arah belakang, membuat Efa terkejut, dan ketika ia berbalik ke belakang, ia melihat kakaknya sedang berdiri di depan pintu.
“Kak, aku hanya bercanda, kamu ada orang hebat, jangan mengambil hati ucapan ku.” Komandan Darwin bahkan tidak bisa mengatur istrinya, tetapi tetap saja takut pada Direktur Carlson yang dingin ini.
“Bercanda? Candaan tentang aku dan Ariella tidak boleh sembarangan.” Tidak peduli sudah berapa lama berlangsung, Direktur Carlson selalu sangat melindungi dan menyayangi istrinya bak seorang bayi, dia tidak akan membiarkan orang mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang hubungan mereka.
“Baiklah, lain kali aku tidak akan berani sembarang bicara lagi.” Dia sungguh kasihan, selama ini selalu ditindas olehnya.
Oriella diam-diam tertawa, seakan-akan sedang berkata, “Bibi kecil, padahal kamu tahu betul ada harimau di rumah ini, kamu sungguh sangat berani.”
Efalangsung melototinya.
Carlson berkata kepadaRavindra, “kamu ikut lah dengan ke ruang baca.”
Setelah mendengar Ayah menyuruh Abang Hansel masuk ke ruang baca, Oriella khawatir jika Ayah akan merepotkan Abang Hansel, lalu ia tiba-tiba berkata, “Ayah, aku juga mau ikut.”
Carlson tidak bereaksi apa-apa, akan tetapi tatapan sulit dikatakan.
Ravindra mengucek-ucek matanya dan berkata, “Tidak perlu khawatir.”
Oriella masih saja tidak tenang, “Tapi…”
Efa menarik lengannya, “Pembicaraan laki-laki, kamu mau berbuat apa? Apa jangan-jangan kamu takut kalau Ayahmu akan memakan Abang Hansel mu.”
Oriella mengangguk, “Itu mungkin saja bisa terjadi.”
Efa berkata, “Walaupun Ayah mu tidak pernah buka mulut menyetujui pernikahan kalian, akan tetapi sebenarnya ia telah menyetujuinya. Pikirkanlah, kalau saja dia tidak setuju, apakah resepsi pernikahan kalian bisa sukses?”
Oriella dengan gelisah berkata, “Aku tahu.”
Inilah kenyataannya, akan tetapi Oriella masih saja tetapi tidak bisa berhenti mengkhawatirkan Abang Hanselnya.
Walaupun Abang Hansel di luar adalah orang yang terkenal, akan tetapi Ayah adalah senior dalam keluarga ini, di depan ayah, Abang Hansel akan berusaha untuk bersabar demi dirinya, dan akan selalu menjadi yang dirugikan selamanya.
……
Ruang Baca.
Suasana sungguh tegang.
Dua lelaki ini berdiri menghadap satu sama lain, tinggi mereka juga sama, tampang juga sungguh menarik, dua-duanya sama sama menatap satu sama lain, dan tidak ada dari mereka yang ingin memecahkan kedinginan yang ada diantara mereka.
Carlson melihat laki-laki yang berdiri di depannya, bertahun-tahun ini ia telah memberi Ravindra banyak rintangan, ia pun menyelesaikannya satu per satu. Perlahan ia pun merasa puas akan menantu yang satu ini.
Akan tetapi, di dalam hatinya selalu ada sesuatu yang menjanggal, dia tidak bersedia untuk menyerahkan anak perempuannya untuk menikah. Jika putrinya menikah, makai a sebagai ayah akan melakoni sebuah peran yang mungkin akan menjadi sangat tidak berguna untuknya.
Dengan susah payah ia membesarkan anaknya, dan dengan hanya begitu saja “ditipu” oleh oleh lelaki lain dan direbut begitu saja, hati Carlson benar-benar tidak nyaman.
Ravindra berdiri di depannya, postur tubuh tegak, ia berusaha terlihat berwibawa agar ia tidak kalah di depan ayah mertuanya. Tetapi, dia tetap akan mengaku kalah terlebih dahulu juga, karena dia datang untuk menikahi putrinya.
Ravindra bertanya, “Paman Carlson, apa yang kamu ingin katakan pada ku?”
Ketika Ravindra kemudian menyerah, Carlson juga merasa tidak perlu menyerangnya lagi, “Aku tahu kamu sangat menyayangi Riella, tapi aku tidak tahu sayangmu padanya dapat bertahan berapa lama.”
Ternyata ayah mertuanya khawatir akan hal ini, Ravindra sudah mengerti, “Paman Carlson, aku akan menggunakan aksi ku untuk mejawab pertanyaan mu tadi.”
“Riella adalah putri ku dan Ariella satu-satunya, dan juga anak pertama, saat dia lahir dia telah mendapat banyak sekali penderitaan, ada saat-saat dimana ia sudah tidak dapat lagi hidup. Maka dari itu, aku bersumpah untuk harus dapat memberikan yang terbaik untuk anak ku ini.” Carlson pertama kalinya bicara panjang lebar pada Ravindra, dan ia juga sangat tidak bertele-tele.
“Paman Carlson menganggapku tidak cukup baik.” Ravindra sudah mengerti apa maksud Carlson.
“Iya.” Carlson menjawabnya langsung, “Di dalam hatiku, dia adalah anak yang paling hebat, tapi kamu bukan lelaki yang paling sempurna di dunia ini. Dalam beberapa tahun ini, aku selalu mengujimu, kamu lolos dengan nilai pas-pasan, tapi siapa yang bisa menduga kalau anak ku menyukaimu, aku hanya bisa menyetujuinya sekarang.”
“Terima kasih!”, Ravindra sudah mengerti, Carlsonpunya pemikiran yang sama seperti orang tua lain mengenai anaknya, anaknya sendiri adalah anak yang paling sempurna, tak ada satu lelaki pun yang sepadan dengannya.
Carlson berkata, “Aku juga ingin berterima kasih dengan mu.”
Ravindra tidak mengerti, “Kepada ku?”
Carlson pun menjawab, “Terima kasih telah memberikan ia cinta yang sempurnah. Karena kamulah, dia tidak merasakan sakit dalam hal percintaan.”
Ketika melihat dua orang itu sedang berpelukan di dalam kamar, Efa sama sekali tidak memisahkan mereka, dia hanya masuk begitu saja ke dalam kamar, “Aku bilang, masih ada sisa beberapa hari lagi sampai pernikahan kalian, kalian buru-buru apa?”
“Bibi kecil, aku bukannya sudah bilang kepada mu, aku sedang sibuk.” Kemarin Abang Hansel mengajaknya untuk menonton film, makanya dia jadi tidak bisa menemani bibi kecilnya yang sedang asik berbelanja.
Efa menatapnya, “Kamu yang tidak punya hati ini, kemarin aku hamper saja mengenal salah orang, hamper saja membuat aku malu setengah mati.”
“Bibi kecil, kamu tahu juga rasanya malu?” Oriella merasa bahwa kata malu tidak ada di kamus bibi kecilnya.
“Kamu coba bilang sekali lagi, jangan kira karena kamu sudah akan menikah, aku tidak bisa mengapa-apakan mu lagi.” Efa sengaja menjadi jahat, “Tuan Ravindra, perempuan ini akan segera menjadi istrimu, jadi kau jaga baik-baiklah dia.”
Ravindra tersenyum kecil, “Baik.”
Sebenarnya, tidak peduli Oriella berbuat apa, dia akan tetap berdiri disampingnya, selamanya menjadi tamengnya.
Efa kemudian berkata, “Kemarin orang yang itu sekilas terlihat sepertimu.”
Oriella tiba-tiba menjadi semangat, “Benarkah mirip dengan ku?”
Efa berkata, “Aku bilang sekilas lagi, tapi jika lihat dari dekat tidak mirip. Dan cara berpakaiannya juga mirip dengan mu, sangat santai.”
Biarpun di dunia ini orang-orang yang mirip satu sama lain juga sebenarnya banyak, akan tetapi Oriella belum pernah bertemu dengan orang asing yang mirip dengannya, makanya dia sangat bersemangat mendengar cerita Efa.
Efa lalu berkata, “Gadis itu cukup lucu…. Dia tidak mudah diajak main-main, dia pernah berpikir kalau aku adalah pedagang manusia.”
“Puahahah…” Oriella tertawa mengeluarkan suara pu, “ada juga orang yang mengira dirimu adalah pedagang manusia, aku jadi penasaran seperti apa dia.”
Efa berpikir sejenak, “Riella, menurut mu apakah mungkin ayahmu diam-diam mempunyai anak dengan wanita lain di belakang ibu mu?”
Dia sebenarnya juga tahu kalau kakaknya tidak mungkin melakukan hal seperti, akan tetapi Efa memang orang yang suka menyebabkan kekacauan, ia paling suka bicara sembarangan.
Terutama belakangan ini, Darwin lelaki itu tidak tau kenapa tiba-tiba menjadi gila, setiap hari berada di tempat bunker tantara, sudah beberapa hari ini dia tidak pulang.
Kemarin dia pergi menemuinya, dan keduanya bertengkar hebat. Ketika dia dan Darwin bertengkar maka dia juga akan terlihat tidak senang dengan orang lain.
Oriellatidak sabar langsung menutup mulut Efa, “Bibi, omongan yang lain kau boleh bicara sembarangan, tapi yang ini kau tidak boleh sembarangan. Berhati-hatilah jangan sampai kau ditampar Ayah.”
Efa dengan bangganya berkata, ” Aku ini sedang mengevaluasi masalah, jika dia berani menamparku, maka itu berarti ada sesuatu di balik batu.”
“Efa!” terdengar suara rendah dari arah belakang, membuat Efa terkejut, dan ketika ia berbalik ke belakang, ia melihat kakaknya sedang berdiri di depan pintu.
“Kak, aku hanya bercanda, kamu ada orang hebat, jangan mengambil hati ucapan ku.” Komandan Darwin bahkan tidak bisa mengatur istrinya, tetapi tetap saja takut pada Direktur Carlson yang dingin ini.
“Bercanda? Candaan tentang aku dan Ariella tidak boleh sembarangan.” Tidak peduli sudah berapa lama berlangsung, Direktur Carlson selalu sangat melindungi dan menyayangi istrinya bak seorang bayi, dia tidak akan membiarkan orang mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang hubungan mereka.
“Baiklah, lain kali aku tidak akan berani sembarang bicara lagi.” Dia sungguh kasihan, selama ini selalu ditindas olehnya.
Oriella diam-diam tertawa, seakan-akan sedang berkata, “Bibi kecil, padahal kamu tahu betul ada harimau di rumah ini, kamu sungguh sangat berani.”
Efalangsung melototinya.
Carlson berkata kepadaRavindra, “kamu ikut lah dengan ke ruang baca.”
Setelah mendengar Ayah menyuruh Abang Hansel masuk ke ruang baca, Oriella khawatir jika Ayah akan merepotkan Abang Hansel, lalu ia tiba-tiba berkata, “Ayah, aku juga mau ikut.”
Carlson tidak bereaksi apa-apa, akan tetapi tatapan sulit dikatakan.
Ravindra mengucek-ucek matanya dan berkata, “Tidak perlu khawatir.”
Oriella masih saja tidak tenang, “Tapi…”
Efa menarik lengannya, “Pembicaraan laki-laki, kamu mau berbuat apa? Apa jangan-jangan kamu takut kalau Ayahmu akan memakan Abang Hansel mu.”
Oriella mengangguk, “Itu mungkin saja bisa terjadi.”
Efa berkata, “Walaupun Ayah mu tidak pernah buka mulut menyetujui pernikahan kalian, akan tetapi sebenarnya ia telah menyetujuinya. Pikirkanlah, kalau saja dia tidak setuju, apakah resepsi pernikahan kalian bisa sukses?”
Oriella dengan gelisah berkata, “Aku tahu.”
Inilah kenyataannya, akan tetapi Oriella masih saja tetapi tidak bisa berhenti mengkhawatirkan Abang Hanselnya.
Walaupun Abang Hansel di luar adalah orang yang terkenal, akan tetapi Ayah adalah senior dalam keluarga ini, di depan ayah, Abang Hansel akan berusaha untuk bersabar demi dirinya, dan akan selalu menjadi yang dirugikan selamanya.
……
Ruang Baca.
Suasana sungguh tegang.
Dua lelaki ini berdiri menghadap satu sama lain, tinggi mereka juga sama, tampang juga sungguh menarik, dua-duanya sama sama menatap satu sama lain, dan tidak ada dari mereka yang ingin memecahkan kedinginan yang ada diantara mereka.
Carlson melihat laki-laki yang berdiri di depannya, bertahun-tahun ini ia telah memberi Ravindra banyak rintangan, ia pun menyelesaikannya satu per satu. Perlahan ia pun merasa puas akan menantu yang satu ini.
Akan tetapi, di dalam hatinya selalu ada sesuatu yang menjanggal, dia tidak bersedia untuk menyerahkan anak perempuannya untuk menikah. Jika putrinya menikah, makai a sebagai ayah akan melakoni sebuah peran yang mungkin akan menjadi sangat tidak berguna untuknya.
Dengan susah payah ia membesarkan anaknya, dan dengan hanya begitu saja “ditipu” oleh oleh lelaki lain dan direbut begitu saja, hati Carlson benar-benar tidak nyaman.
Ravindra berdiri di depannya, postur tubuh tegak, ia berusaha terlihat berwibawa agar ia tidak kalah di depan ayah mertuanya. Tetapi, dia tetap akan mengaku kalah terlebih dahulu juga, karena dia datang untuk menikahi putrinya.
Ravindra bertanya, “Paman Carlson, apa yang kamu ingin katakan pada ku?”
Ketika Ravindra kemudian menyerah, Carlson juga merasa tidak perlu menyerangnya lagi, “Aku tahu kamu sangat menyayangi Riella, tapi aku tidak tahu sayangmu padanya dapat bertahan berapa lama.”
Ternyata ayah mertuanya khawatir akan hal ini, Ravindra sudah mengerti, “Paman Carlson, aku akan menggunakan aksi ku untuk mejawab pertanyaan mu tadi.”
“Riella adalah putri ku dan Ariella satu-satunya, dan juga anak pertama, saat dia lahir dia telah mendapat banyak sekali penderitaan, ada saat-saat dimana ia sudah tidak dapat lagi hidup. Maka dari itu, aku bersumpah untuk harus dapat memberikan yang terbaik untuk anak ku ini.” Carlson pertama kalinya bicara panjang lebar pada Ravindra, dan ia juga sangat tidak bertele-tele.
“Paman Carlson menganggapku tidak cukup baik.” Ravindra sudah mengerti apa maksud Carlson.
“Iya.” Carlson menjawabnya langsung, “Di dalam hatiku, dia adalah anak yang paling hebat, tapi kamu bukan lelaki yang paling sempurna di dunia ini. Dalam beberapa tahun ini, aku selalu mengujimu, kamu lolos dengan nilai pas-pasan, tapi siapa yang bisa menduga kalau anak ku menyukaimu, aku hanya bisa menyetujuinya sekarang.”
“Terima kasih!”, Ravindra sudah mengerti, Carlsonpunya pemikiran yang sama seperti orang tua lain mengenai anaknya, anaknya sendiri adalah anak yang paling sempurna, tak ada satu lelaki pun yang sepadan dengannya.
Carlson berkata, “Aku juga ingin berterima kasih dengan mu.”
Ravindra tidak mengerti, “Kepada ku?”
Carlson pun menjawab, “Terima kasih telah memberikan ia cinta yang sempurnah. Karena kamulah, dia tidak merasakan sakit dalam hal percintaan.”
Bình luận facebook