Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 51
Bab 51 Mencari Wanita Yang Cocok
Berbagai media besar bahkan gagal memotret Carlton, bagaimana bisa berita yang begitu menarik ini tersebar? Dan lagi siapa yang berani berani menyebarkan berita seperti itu?
Keluarga Carlton adalah keluarga yang terkenal, kaya dan elit, sangat mementingkan etiket, jadi selama ini tidak pernah terdengar desas-desus buruk keluarga Carlton.
Apakah mereka bersembunyi dalam-dalam, atau mereka benar-benar dapat melakukan kultivasi diri, keluarga itu benar-benar sangat rendah diri dan berkualitas.
Tiba-tiba mendengar berita seperti itu, hati Ivander sangat bersemangat, tapi pada saat bersamaan juga sedikit khawatir.
Jika berita itu benar, maka dia bisa menyuruh Yadi untuk mencari beberapa wanita cantik untuk dikirimkan padanya untuk dipilih.
Jika berita itu palsu, mengirim wanita cantik pada Carlton sama saja artinya dengan mencela dirinya sendiri, salah-salah malah membuat masalah bagi dirinya sendiri.
Jadi sebelum memutuskan untuk melakukan ini, Ivander harus tahu dari mana berita itu berasal, dan seberapa besar berita itu dapat dipercaya.
Tentu saja Yadi tahu akan keraguan Ivander, kemudian memberi tahu berita yang sudah dia cari tahu itu: “Tuan Ivander, ketika pertama kali mendengar berita itu, aku sudah meminta orang untuk menyelidikinya.”
Ivander bergegas: “Lalu apa yang kamu temukan?”
Ivander sangat berharap bahwa berita ini benar. Alangkah baiknya jika dapat menggerakkan hati Carlton dengan mengirim beberapa wanita. Dan Ivander percaya bahwa dia juga memiliki keuntungan absolut dalam menemukan seorang wanita.
“Aku menyuruh orang untuk mengikuti petunjuk dan menyelidikinya lebih lanjut, akhirnya menemukan bahwa berita itu disebarkan dari Aces Entertainment. Secara khusus seorang pemeran utama dalam kru yang menyebarkan berita itu.” Sambil berkata, Yadi dengan cepat mengambil ponsel dan memperlihatkan sebuah foto, “Ini adalah aktris yang bernama Polaris, baru-baru ini sangat terkenal.”
Wanita di foto itu memakai makeup yang sangat tebal, tidak bisa melihat dengan jelas wajah aslinya, tapi dari keseluruhan panca indera seharusnya adalah seorang wanita yang cantik.
Yadi melanjutkan: “Polaris mengklaim sebagai pacar Carlton dari Aces. Awalnya semua orang berpikir bahwa dia hanya ingin memanjat sosial dan menaikkan harganya di sana. Siapa tahu dia benar-benar mengeluarkan foto dengan Carlton, latar belakang di foto juga sepertinya adalah rumah besar keluarga Carlton di Amerika.”
“Cari foto-foto lain untuk diperlihatkan padaku.” Makin mendengarkan Ivander makin bersemangat, seolah-olah dia sudah hampir tenggelam dan mati tapi menemukan secercah harapan yang menyelamatkan jiwa.
Yadi dengan cepat mencarinya dan menemukan dua foto lain: “Tuan Ivander, lihatlah bukankah rumah ini mirip dengan deskripsi media sebelumnya.”
Ivander meminta Yadi untuk mengirim foto-foto itu ke komputer, kemudian melihat dengan diperbesar.
Rumah di foto itu tidak megah, tapi memberikan kesan seperti rumah bangsawan, lingkungan hidup yang sangat santai dan nyaman.
Foto ini konsisten dengan berita dari media sebelumnya, ditambah dengan karakter rendah dari keluarga Carlton, mereka sangat yakin bahwa ini adalah rumah keluarga Carlton di Amerika.
Adapun foto lainnya, ada seorang pria di foto itu, pria itu mengenakan jas biru, bahkan ada aura mencekam hanya dengan duduk di sana saja.
Mengenai tampangnya itu juga sangat tampan, seharusnya itu warisan gen yang sangat baik dari keluarga Carlton. Umurnya tampaknya sekitar 28 tahun, seharusnya itu Carlton tidak salah lagi.
Berbagai media besar menghabiskan banyak pikiran dan tidak bisa mengambil foto Carlton, tidak disangka terkuak begitu saja oleh seorang gadis kecil.
“Tampaknya berita ini tidak bisa dipalsukan.” Ivander dengan bersemangat berdiri dan berjalan, berpikir dan berkata, “Cari cara untuk memanggil aktris yang bernama Polaris itu, aku harus mengonfirmasinya secara pribadi dengannya. ”
Mereka ingin menemui Carlton tapi berkali-kali masih gagal, menurutnya sangat mungkin karena mereka tidak mengetahui kesukaannya.
Sekarang setelah mendapatkan berita yang begitu menarik, Ivander harus berusaha dengan baik menangkap peluang ini.
Yadi mengungkapkan raut wajah kesulitan: “Tuan Ivander, ketika aku mendapat berita ini tadi malam, aku sudah mengundangna, tapi nona ini sangat keras kepala, sama sekali tidak bisa diundang.”
“Tidak bisa diundang?” Ivander mendengus. “Seorang gadis kecil berambut kuning saja pun kamu tidak bisa mengundangnya? Apakah harus aku sendiri yang mengundangnya?”
Yadi menyeka keringat dingin: “Gadis kecil itu adalah orang Carlton, kami juga harus melihat situasinya.”
“Kalau begitu aku akan pergi menemuinya secara langsung.” Wanita itu memiliki foto-foto ini di tangannya, bisa dibilang hubungannya dengan Carlton benar-benar tidak biasa. Ivander berpikir, mungkin dia bisa mengenal Carlton melalui wanita ini.
“Kalau begitu aku akan mengaturnya.” Setelah selesai berbicara, Yadi berbalik untuk melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh atasannya.
“Yadi.” Ivander kembali memanggilnya, “Tidak peduli apakah berita itu benar atau tidak, kamu harus terlebih dulu menemukan beberapa wanita dengan wajah cantik, bagusnya memilih beberapa yang berbeda jenis, pasti akan ada yang disukai Carlton.”
Yadi berkata sambil tersenyum: “Tuan Ivander tenang saja, aku ahli dalam bidang ini, aku jamin yang kupilih nantinya adalah yang terbaik. Nanti Tuan juga bisa mencobanya terlebih dulu.”
Ivander meraih cangkir teh di atas meja dan melemparkannya ke arah Yadi: “Kenapa ada orang sepertimu di sampingku.”
“Tuan Ivander, bukankah kamu dulu…” Kata-katanya masih belum selesai, Ivander kembali meliriknya dengan kejam, Yadi bergegas mengganti topik pembicaraan, “Aku yang salah berbicara, dalam hatimu, hanya ada Nona Ariella. ”
“Apa yang kamu katakan?” Terlintas sebuah ide dalam benak Ivander.
Meskipun ide ini sangat licik, tapi malah seketika benar-benar dihasilkan dalam pikiran Ivander saat ini.
“Tuan Ivander, apa yang kamu ingin aku katakan?” Yadi dengan hati-hati bertanya.
“Siapa orang-orang yang bekerja sama sebelumnya, siapa itu Carlton dari Aces? Wanita seperti apa yang tidak pernah dilihatnya, wanita biasa mana mungkin dia akan tertarik.” Ivander mengusir gagasan yang tidak seharusnya muncul dalam benaknya, kemudian berkata: “Ketika kamu pergi untuk mencari orang, gunakan Nona Ariella sebagai standar.”
“Tuan Ivander …” Yadi masih ingin mengatakan sesuatu, tapi dia sangat takut hingga terdiam karena tatapan dingin yang ditembakkan oleh Ivander.
Hanya bisa bersumpah diam-diam dalam hati, kecatikan Nona Ariella yang makin dilihat makin menakjubkan, kemana dia bisa mencari wanita cantik seperti itu, bukankah atasannya ini ingin mempersulitnya?
Huh, jika bukan karena Tuannya ini sangat mencintai Nona Ariella, mungjin dia bisa menyerahkan Nona Ariella, dia tidak perlu pergi mencari orang.
Yadi tiba-tiba terkejut oleh pikiran di benaknya, secara naluriah mendongak dan melirik sekilas, kemudian menepuk-nepuk dadanya sendiri untuk menekan ketakutannya.
Jika idenya ini diketahui oleh tuannya, maka dia pasti akan dikuliti. Yadi tidak tahu ide itu sama dengan ide yang terlintas di benak Ivander tadi.
Yang dipikirkan dalam benak Ivander saat ini semuanya adalah Ariella, Ariella yang dulu berpacaran dengannya, Ariella yang sekarang sudah menikah dengan orang lain.
Ariella yang dulu, dalam hatinya semuanya dipenuhi oleh Ivander, dan Ivander juga sangat tidak rela pada Ariella.
Berbagai media besar bahkan gagal memotret Carlton, bagaimana bisa berita yang begitu menarik ini tersebar? Dan lagi siapa yang berani berani menyebarkan berita seperti itu?
Keluarga Carlton adalah keluarga yang terkenal, kaya dan elit, sangat mementingkan etiket, jadi selama ini tidak pernah terdengar desas-desus buruk keluarga Carlton.
Apakah mereka bersembunyi dalam-dalam, atau mereka benar-benar dapat melakukan kultivasi diri, keluarga itu benar-benar sangat rendah diri dan berkualitas.
Tiba-tiba mendengar berita seperti itu, hati Ivander sangat bersemangat, tapi pada saat bersamaan juga sedikit khawatir.
Jika berita itu benar, maka dia bisa menyuruh Yadi untuk mencari beberapa wanita cantik untuk dikirimkan padanya untuk dipilih.
Jika berita itu palsu, mengirim wanita cantik pada Carlton sama saja artinya dengan mencela dirinya sendiri, salah-salah malah membuat masalah bagi dirinya sendiri.
Jadi sebelum memutuskan untuk melakukan ini, Ivander harus tahu dari mana berita itu berasal, dan seberapa besar berita itu dapat dipercaya.
Tentu saja Yadi tahu akan keraguan Ivander, kemudian memberi tahu berita yang sudah dia cari tahu itu: “Tuan Ivander, ketika pertama kali mendengar berita itu, aku sudah meminta orang untuk menyelidikinya.”
Ivander bergegas: “Lalu apa yang kamu temukan?”
Ivander sangat berharap bahwa berita ini benar. Alangkah baiknya jika dapat menggerakkan hati Carlton dengan mengirim beberapa wanita. Dan Ivander percaya bahwa dia juga memiliki keuntungan absolut dalam menemukan seorang wanita.
“Aku menyuruh orang untuk mengikuti petunjuk dan menyelidikinya lebih lanjut, akhirnya menemukan bahwa berita itu disebarkan dari Aces Entertainment. Secara khusus seorang pemeran utama dalam kru yang menyebarkan berita itu.” Sambil berkata, Yadi dengan cepat mengambil ponsel dan memperlihatkan sebuah foto, “Ini adalah aktris yang bernama Polaris, baru-baru ini sangat terkenal.”
Wanita di foto itu memakai makeup yang sangat tebal, tidak bisa melihat dengan jelas wajah aslinya, tapi dari keseluruhan panca indera seharusnya adalah seorang wanita yang cantik.
Yadi melanjutkan: “Polaris mengklaim sebagai pacar Carlton dari Aces. Awalnya semua orang berpikir bahwa dia hanya ingin memanjat sosial dan menaikkan harganya di sana. Siapa tahu dia benar-benar mengeluarkan foto dengan Carlton, latar belakang di foto juga sepertinya adalah rumah besar keluarga Carlton di Amerika.”
“Cari foto-foto lain untuk diperlihatkan padaku.” Makin mendengarkan Ivander makin bersemangat, seolah-olah dia sudah hampir tenggelam dan mati tapi menemukan secercah harapan yang menyelamatkan jiwa.
Yadi dengan cepat mencarinya dan menemukan dua foto lain: “Tuan Ivander, lihatlah bukankah rumah ini mirip dengan deskripsi media sebelumnya.”
Ivander meminta Yadi untuk mengirim foto-foto itu ke komputer, kemudian melihat dengan diperbesar.
Rumah di foto itu tidak megah, tapi memberikan kesan seperti rumah bangsawan, lingkungan hidup yang sangat santai dan nyaman.
Foto ini konsisten dengan berita dari media sebelumnya, ditambah dengan karakter rendah dari keluarga Carlton, mereka sangat yakin bahwa ini adalah rumah keluarga Carlton di Amerika.
Adapun foto lainnya, ada seorang pria di foto itu, pria itu mengenakan jas biru, bahkan ada aura mencekam hanya dengan duduk di sana saja.
Mengenai tampangnya itu juga sangat tampan, seharusnya itu warisan gen yang sangat baik dari keluarga Carlton. Umurnya tampaknya sekitar 28 tahun, seharusnya itu Carlton tidak salah lagi.
Berbagai media besar menghabiskan banyak pikiran dan tidak bisa mengambil foto Carlton, tidak disangka terkuak begitu saja oleh seorang gadis kecil.
“Tampaknya berita ini tidak bisa dipalsukan.” Ivander dengan bersemangat berdiri dan berjalan, berpikir dan berkata, “Cari cara untuk memanggil aktris yang bernama Polaris itu, aku harus mengonfirmasinya secara pribadi dengannya. ”
Mereka ingin menemui Carlton tapi berkali-kali masih gagal, menurutnya sangat mungkin karena mereka tidak mengetahui kesukaannya.
Sekarang setelah mendapatkan berita yang begitu menarik, Ivander harus berusaha dengan baik menangkap peluang ini.
Yadi mengungkapkan raut wajah kesulitan: “Tuan Ivander, ketika aku mendapat berita ini tadi malam, aku sudah mengundangna, tapi nona ini sangat keras kepala, sama sekali tidak bisa diundang.”
“Tidak bisa diundang?” Ivander mendengus. “Seorang gadis kecil berambut kuning saja pun kamu tidak bisa mengundangnya? Apakah harus aku sendiri yang mengundangnya?”
Yadi menyeka keringat dingin: “Gadis kecil itu adalah orang Carlton, kami juga harus melihat situasinya.”
“Kalau begitu aku akan pergi menemuinya secara langsung.” Wanita itu memiliki foto-foto ini di tangannya, bisa dibilang hubungannya dengan Carlton benar-benar tidak biasa. Ivander berpikir, mungkin dia bisa mengenal Carlton melalui wanita ini.
“Kalau begitu aku akan mengaturnya.” Setelah selesai berbicara, Yadi berbalik untuk melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh atasannya.
“Yadi.” Ivander kembali memanggilnya, “Tidak peduli apakah berita itu benar atau tidak, kamu harus terlebih dulu menemukan beberapa wanita dengan wajah cantik, bagusnya memilih beberapa yang berbeda jenis, pasti akan ada yang disukai Carlton.”
Yadi berkata sambil tersenyum: “Tuan Ivander tenang saja, aku ahli dalam bidang ini, aku jamin yang kupilih nantinya adalah yang terbaik. Nanti Tuan juga bisa mencobanya terlebih dulu.”
Ivander meraih cangkir teh di atas meja dan melemparkannya ke arah Yadi: “Kenapa ada orang sepertimu di sampingku.”
“Tuan Ivander, bukankah kamu dulu…” Kata-katanya masih belum selesai, Ivander kembali meliriknya dengan kejam, Yadi bergegas mengganti topik pembicaraan, “Aku yang salah berbicara, dalam hatimu, hanya ada Nona Ariella. ”
“Apa yang kamu katakan?” Terlintas sebuah ide dalam benak Ivander.
Meskipun ide ini sangat licik, tapi malah seketika benar-benar dihasilkan dalam pikiran Ivander saat ini.
“Tuan Ivander, apa yang kamu ingin aku katakan?” Yadi dengan hati-hati bertanya.
“Siapa orang-orang yang bekerja sama sebelumnya, siapa itu Carlton dari Aces? Wanita seperti apa yang tidak pernah dilihatnya, wanita biasa mana mungkin dia akan tertarik.” Ivander mengusir gagasan yang tidak seharusnya muncul dalam benaknya, kemudian berkata: “Ketika kamu pergi untuk mencari orang, gunakan Nona Ariella sebagai standar.”
“Tuan Ivander …” Yadi masih ingin mengatakan sesuatu, tapi dia sangat takut hingga terdiam karena tatapan dingin yang ditembakkan oleh Ivander.
Hanya bisa bersumpah diam-diam dalam hati, kecatikan Nona Ariella yang makin dilihat makin menakjubkan, kemana dia bisa mencari wanita cantik seperti itu, bukankah atasannya ini ingin mempersulitnya?
Huh, jika bukan karena Tuannya ini sangat mencintai Nona Ariella, mungjin dia bisa menyerahkan Nona Ariella, dia tidak perlu pergi mencari orang.
Yadi tiba-tiba terkejut oleh pikiran di benaknya, secara naluriah mendongak dan melirik sekilas, kemudian menepuk-nepuk dadanya sendiri untuk menekan ketakutannya.
Jika idenya ini diketahui oleh tuannya, maka dia pasti akan dikuliti. Yadi tidak tahu ide itu sama dengan ide yang terlintas di benak Ivander tadi.
Yang dipikirkan dalam benak Ivander saat ini semuanya adalah Ariella, Ariella yang dulu berpacaran dengannya, Ariella yang sekarang sudah menikah dengan orang lain.
Ariella yang dulu, dalam hatinya semuanya dipenuhi oleh Ivander, dan Ivander juga sangat tidak rela pada Ariella.
Bình luận facebook