Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 1026
Bab 1026 Sifat Liar
Jane dengan cepat menghindar, sambil mengusap air mata di sudut matanya, berteriak berkata: “Sebastian, kali ini adalah sedikit pelajaran untukmu. Agar kamu tahu, siapa orang yang tidak seharusnya kamu buat marah.”
Wanita ini!
Sungguh terlalu berani sekali.
Jane melihat keadaannya yang kesakitan, emosi dalam hatinya sangat terlampiaskan, dengan bangga menaikkan dadanya, melihatnya sekilas, membalikkan badannya dan pergi.
Lalu yang tidak terpikirkan oleh Jane, dia masih tidak bisa keluar dari ruang belajar Sebastian, dia langsung kemari dengan cepat, dan menangkapnya.
Dia berkata dengan terkejut: “Kamu???? Kamu tidak apa-apa”
Tadi wajahnya jelas-jelas sangat jelek sekali, sepertinya sungguh telah terluka, kenapa tidak melewati waktu beberapa detik, dia sudah bisa berdiri didepan wajahnya?
“Aku juga bisa membuatmu tahu, orang seperti apa yang tidak boleh kamu tantang.” Sebastian membopongnya keatas bahunya, berjalan menuju kekamarnya dengan langkah besar.
Jane jatuh diatas punggungnya, menendang dan meninju dengan panik: “Sebastian, kamu sebenarnya lelaki atau tidak? Jika kamu adalah lelaki, maka jangan memaksa anak gadis. Gunakan uang dan kekuasaanmu, oh tidak benar, gunakan kharismamu menghadapi wanita yang ingin kami kuasai, biarkan dia berbaring diatas ranjangmu dengan patuh, bukankah lebih ada rasa keberhasilan?”
“Kamu begitu memahami lelaki. Kelihatannya dulu kamu tidak sedikit berhubungan dengan lelaki.” Dia berkata, dia sendiri tidak menyadari rasa pedih didalam ucapannya.
“Sebastian, kamu orang brengsek, dulu aku ada lelaki atau tidak, orang lain mungkin tidak tahu, apakah kamu masih tidak tahu?” Dihari itu saat dia tersiksa sampai hidup setengah mati, apakah dia tidak tahu itu pertama kalinya?
“Sekarang teknologi sudah maju, operasi memperbaiki apa sudah gampang sekali. Siapa yang tahu milik siapa adalah yang original milik siapa yang sudah diperbaiki.” Perkataan yang diucapkannya tidak meninggalkan sedikitpun perassaan, sangat beracun sampai orang berpikir menembak mati dia.
“Sebastian, kamu sialan bukan lelaki, selesai kamu puas, masih bisa berkata perkataan yang begitu tidak bertanggung jawab!” Dia masih menunjukkan bahwa miliknya adalah yang diperbaiki, membuat dia emosi, sungguh membuat dia emosi.
“Kalau aku tidak bertanggung jawab, kenapa aku menikahi kamu pulang kerumah?” Ini adalah alasan paling kuat dia menikahinya pulang kerumah.
“Sialan! Kamu pasti tidak akan mati baik-baik!” Jane tidak ingin lagi bertengkar dengannya, ribut dengan orang seperti ini, yang makan hati selalu dirinya sendiri.
Dengan cepat, dia membopongnya sampai ke kamar yang ditinggalinya.
Setelah masuk ke ruangan, dia menyepak pintu keatas, sekalian mengunci pintu.
Saat ini, Jane sudah sangat ketakutan, ketakutan sampai mulai gugup berbicara: “Itu???? Itu???? Kenapa kamu mengunci pintu?”
“Kalau tidak mengunci pintu akan ada orang yang bisa masuk kedalam sewaktu-waktu, apakah kamu suka orang lain melihat kita melakukannya?” Suaranya dalam dan jahat, setiap katanya seperti jarum yang menusuk jantung kecil Jane yang lemah.
Jane setengah mati meninju memberontak: “Tidak mau???? Tidak boleh???? Sebastian, kalau kamu memaksaku, aku pasti mati didepanmu.”
Sebastian seperti tertawa tapi tidak tertawa, seperti serius tapi tidak serius berkata: “Kalau kamu berani mati, aku akan membiarkan ibu menemanimu sama-sama pergi melihat ayahmu. Lagipula kalian sudah pergi, ibumu akan sangat kesepian ditinggal sendiri didunia ini, aku berpikir dia juga bersedia bergabung bersama kalian di surga.”
“Kamu????” Takut, sangat takut, lelaki yang sangat menakutkan, tampangnya, seperti iblis yang keluar dari neraka, membuat orang gemetar ketakutan melihatnya.
Dia melemparnya keatas ranjang, dia menggigit bibirnya memejam mata, asalkan tidak melihat wajahnya, dia akan membayangkan sebuah wajah lain yang melanggarnya, memikirkan sebuah wajah yang bersih dan bercahaya.
Tapi lama kemudian, disebelah badannya tidak ada gerakan, Jane perlahan membuka matanya, melihat Sebastian seperti sebuah gunung yang besar berdiri disana, tidak bergerak.
Dia melihatnya, dia juga memandanginya.
Setelah hening beberapa lama, Sebastian berkata: “Sudah cukup ributnya?”
Jane seperti istri kecil yang menjadi pelampiasan emosi, menganggukkan kepala dengan patuh dan pengertian: “Sudah cukup!”
“Istirahatlah lebih awal”
“Baik????”
Dia membalikkan badannya pergi, dia memandangi punggungnya, sampai dia keluar dari kamar, Jane baru menghela nafas yang lega.
Masih bagus, dia tidak lagi memaksanya.
Didalam ruangan tidak ada orang kedua, Jane meregangkan badannya, seperti sebuah huruf besar berbaring diatas ranjangnya yang empuk.
Sebenarnya, apa yang harus dia perbuat, baru bisa membuat Sebastian melepaskannya?
Mungkin, dia bisa pergi mencari ayahnya, orang tua ibarat dewa hidup yang dibicarakan warga kota Min Luo, dia berpikir mungkin hanya orang itu yang sanggut mengatur Sebastian.
Namun, dia sekarang sudah tinggal beberapa lalma disini, tidak pernah melihat Tuan Sebastian yang dibicarakan, sampai tidak pernah mendengar pembantu wanita juga membicarakan dia.
Kemarin, dia tidak sengaja mengungkit orang ini didepan bibi Qiao, namun wajah bibi Qiao tidak mengerti, sepertinya yang dia ketahui lebih sedikit darinya.
Berpikir-pikir, Jane tertidur lelap, saat tidur, dia melihat Sebastian, melihat dia seperti seorang pangeran memerintah dia: “Jane, jadilah wanitaku baik-baik, aku akan memberikanmu segalanya yang kamu inginkan. Kalau tidak, aku akan membuatmu hidup segan mati tak mau.”
“Kenapa? Kenapa aku?” Kamu berilah aku sebuah jawaban?” Walau diberi hukuman mati, itu juga perlu kesalahan yang berat.
Dia terpilih olehnya dengan tiba-tiba, dia juga perlu sebuah alasan, sebuah alasan yang sesuai.
Lalu, jawaban yang diberikan olehnya membuat Jane benci sampai menggigit gigi: “Aku ingin berbuat hal apa, hanya ada aku bersedia atau tidak, tidak pernah ada alasan apapun.”
Jane: “????”
Dia sendiri yang mencari makan hati.
Dia berkata lagi: “Jane, ingat ucapan yang barusan kukatakan padamu, walaupun aku mati, kamu juga adalah istriku Sebastian. Seumur hidup ini, hidup kamu adalah orangku, mati kamu adalah hantuku!”
???? Jane, walaupun aku mati, kamu juga adalah istriku Sebastian! Seumur hidup ini, hidup kamu adalah orangku, mati kamu adalah hantuku!
Jane tiba-tiba terbangun dari mimipnya, terkejut sampai seluruh tubuh berkeringat dingin, kalimat Sebastian ini sangat menyakitkan, sampai dia tidak berdaya menghadapi ini.
Setelah terbangun ketakutan, Jane berbaring didalam selimut bolak balik bagaimanapun tidak bisa kembali tidur, seluruh otaknya memikirkan peringatan yang diucapkan Sebastian kepadanya malam hari ini.
Pantas mati!
Aib apa yang dilakukannya di kehidupan yang lalu, kenapa sampai ditargetkan oleh Sebastian yang binatang yang tidak berkemanusiaan ini?
Jika bilang dia memilihnya karena dia cantik, tapi diatas dunia ini masih banyak wanita cantik, berdasarkan apa dia memilihnya?
Kalau bukan karena tampang, masih mungkin karena apa?
Apakah karena tubuhnya?
Berpikir begini, Jane menundukkan kepalanya melihat-lihat dirinya, dia tidak sepadat orang lain, kelihatannya kurus kering.
Tubuh yang kurus kering ini, mana mungkin bisa membuat lelaki yang sakit mental itu tertarik.
Tetapi, walaupun kenyataannya dia tidak padat, pipi wajahnya penuh dengan kolagen, lumayan juga jika dipegang, apakah Sebastian sakit mental itu memilihnya karena alasan ini?
Jane dengan cepat menghindar, sambil mengusap air mata di sudut matanya, berteriak berkata: “Sebastian, kali ini adalah sedikit pelajaran untukmu. Agar kamu tahu, siapa orang yang tidak seharusnya kamu buat marah.”
Wanita ini!
Sungguh terlalu berani sekali.
Jane melihat keadaannya yang kesakitan, emosi dalam hatinya sangat terlampiaskan, dengan bangga menaikkan dadanya, melihatnya sekilas, membalikkan badannya dan pergi.
Lalu yang tidak terpikirkan oleh Jane, dia masih tidak bisa keluar dari ruang belajar Sebastian, dia langsung kemari dengan cepat, dan menangkapnya.
Dia berkata dengan terkejut: “Kamu???? Kamu tidak apa-apa”
Tadi wajahnya jelas-jelas sangat jelek sekali, sepertinya sungguh telah terluka, kenapa tidak melewati waktu beberapa detik, dia sudah bisa berdiri didepan wajahnya?
“Aku juga bisa membuatmu tahu, orang seperti apa yang tidak boleh kamu tantang.” Sebastian membopongnya keatas bahunya, berjalan menuju kekamarnya dengan langkah besar.
Jane jatuh diatas punggungnya, menendang dan meninju dengan panik: “Sebastian, kamu sebenarnya lelaki atau tidak? Jika kamu adalah lelaki, maka jangan memaksa anak gadis. Gunakan uang dan kekuasaanmu, oh tidak benar, gunakan kharismamu menghadapi wanita yang ingin kami kuasai, biarkan dia berbaring diatas ranjangmu dengan patuh, bukankah lebih ada rasa keberhasilan?”
“Kamu begitu memahami lelaki. Kelihatannya dulu kamu tidak sedikit berhubungan dengan lelaki.” Dia berkata, dia sendiri tidak menyadari rasa pedih didalam ucapannya.
“Sebastian, kamu orang brengsek, dulu aku ada lelaki atau tidak, orang lain mungkin tidak tahu, apakah kamu masih tidak tahu?” Dihari itu saat dia tersiksa sampai hidup setengah mati, apakah dia tidak tahu itu pertama kalinya?
“Sekarang teknologi sudah maju, operasi memperbaiki apa sudah gampang sekali. Siapa yang tahu milik siapa adalah yang original milik siapa yang sudah diperbaiki.” Perkataan yang diucapkannya tidak meninggalkan sedikitpun perassaan, sangat beracun sampai orang berpikir menembak mati dia.
“Sebastian, kamu sialan bukan lelaki, selesai kamu puas, masih bisa berkata perkataan yang begitu tidak bertanggung jawab!” Dia masih menunjukkan bahwa miliknya adalah yang diperbaiki, membuat dia emosi, sungguh membuat dia emosi.
“Kalau aku tidak bertanggung jawab, kenapa aku menikahi kamu pulang kerumah?” Ini adalah alasan paling kuat dia menikahinya pulang kerumah.
“Sialan! Kamu pasti tidak akan mati baik-baik!” Jane tidak ingin lagi bertengkar dengannya, ribut dengan orang seperti ini, yang makan hati selalu dirinya sendiri.
Dengan cepat, dia membopongnya sampai ke kamar yang ditinggalinya.
Setelah masuk ke ruangan, dia menyepak pintu keatas, sekalian mengunci pintu.
Saat ini, Jane sudah sangat ketakutan, ketakutan sampai mulai gugup berbicara: “Itu???? Itu???? Kenapa kamu mengunci pintu?”
“Kalau tidak mengunci pintu akan ada orang yang bisa masuk kedalam sewaktu-waktu, apakah kamu suka orang lain melihat kita melakukannya?” Suaranya dalam dan jahat, setiap katanya seperti jarum yang menusuk jantung kecil Jane yang lemah.
Jane setengah mati meninju memberontak: “Tidak mau???? Tidak boleh???? Sebastian, kalau kamu memaksaku, aku pasti mati didepanmu.”
Sebastian seperti tertawa tapi tidak tertawa, seperti serius tapi tidak serius berkata: “Kalau kamu berani mati, aku akan membiarkan ibu menemanimu sama-sama pergi melihat ayahmu. Lagipula kalian sudah pergi, ibumu akan sangat kesepian ditinggal sendiri didunia ini, aku berpikir dia juga bersedia bergabung bersama kalian di surga.”
“Kamu????” Takut, sangat takut, lelaki yang sangat menakutkan, tampangnya, seperti iblis yang keluar dari neraka, membuat orang gemetar ketakutan melihatnya.
Dia melemparnya keatas ranjang, dia menggigit bibirnya memejam mata, asalkan tidak melihat wajahnya, dia akan membayangkan sebuah wajah lain yang melanggarnya, memikirkan sebuah wajah yang bersih dan bercahaya.
Tapi lama kemudian, disebelah badannya tidak ada gerakan, Jane perlahan membuka matanya, melihat Sebastian seperti sebuah gunung yang besar berdiri disana, tidak bergerak.
Dia melihatnya, dia juga memandanginya.
Setelah hening beberapa lama, Sebastian berkata: “Sudah cukup ributnya?”
Jane seperti istri kecil yang menjadi pelampiasan emosi, menganggukkan kepala dengan patuh dan pengertian: “Sudah cukup!”
“Istirahatlah lebih awal”
“Baik????”
Dia membalikkan badannya pergi, dia memandangi punggungnya, sampai dia keluar dari kamar, Jane baru menghela nafas yang lega.
Masih bagus, dia tidak lagi memaksanya.
Didalam ruangan tidak ada orang kedua, Jane meregangkan badannya, seperti sebuah huruf besar berbaring diatas ranjangnya yang empuk.
Sebenarnya, apa yang harus dia perbuat, baru bisa membuat Sebastian melepaskannya?
Mungkin, dia bisa pergi mencari ayahnya, orang tua ibarat dewa hidup yang dibicarakan warga kota Min Luo, dia berpikir mungkin hanya orang itu yang sanggut mengatur Sebastian.
Namun, dia sekarang sudah tinggal beberapa lalma disini, tidak pernah melihat Tuan Sebastian yang dibicarakan, sampai tidak pernah mendengar pembantu wanita juga membicarakan dia.
Kemarin, dia tidak sengaja mengungkit orang ini didepan bibi Qiao, namun wajah bibi Qiao tidak mengerti, sepertinya yang dia ketahui lebih sedikit darinya.
Berpikir-pikir, Jane tertidur lelap, saat tidur, dia melihat Sebastian, melihat dia seperti seorang pangeran memerintah dia: “Jane, jadilah wanitaku baik-baik, aku akan memberikanmu segalanya yang kamu inginkan. Kalau tidak, aku akan membuatmu hidup segan mati tak mau.”
“Kenapa? Kenapa aku?” Kamu berilah aku sebuah jawaban?” Walau diberi hukuman mati, itu juga perlu kesalahan yang berat.
Dia terpilih olehnya dengan tiba-tiba, dia juga perlu sebuah alasan, sebuah alasan yang sesuai.
Lalu, jawaban yang diberikan olehnya membuat Jane benci sampai menggigit gigi: “Aku ingin berbuat hal apa, hanya ada aku bersedia atau tidak, tidak pernah ada alasan apapun.”
Jane: “????”
Dia sendiri yang mencari makan hati.
Dia berkata lagi: “Jane, ingat ucapan yang barusan kukatakan padamu, walaupun aku mati, kamu juga adalah istriku Sebastian. Seumur hidup ini, hidup kamu adalah orangku, mati kamu adalah hantuku!”
???? Jane, walaupun aku mati, kamu juga adalah istriku Sebastian! Seumur hidup ini, hidup kamu adalah orangku, mati kamu adalah hantuku!
Jane tiba-tiba terbangun dari mimipnya, terkejut sampai seluruh tubuh berkeringat dingin, kalimat Sebastian ini sangat menyakitkan, sampai dia tidak berdaya menghadapi ini.
Setelah terbangun ketakutan, Jane berbaring didalam selimut bolak balik bagaimanapun tidak bisa kembali tidur, seluruh otaknya memikirkan peringatan yang diucapkan Sebastian kepadanya malam hari ini.
Pantas mati!
Aib apa yang dilakukannya di kehidupan yang lalu, kenapa sampai ditargetkan oleh Sebastian yang binatang yang tidak berkemanusiaan ini?
Jika bilang dia memilihnya karena dia cantik, tapi diatas dunia ini masih banyak wanita cantik, berdasarkan apa dia memilihnya?
Kalau bukan karena tampang, masih mungkin karena apa?
Apakah karena tubuhnya?
Berpikir begini, Jane menundukkan kepalanya melihat-lihat dirinya, dia tidak sepadat orang lain, kelihatannya kurus kering.
Tubuh yang kurus kering ini, mana mungkin bisa membuat lelaki yang sakit mental itu tertarik.
Tetapi, walaupun kenyataannya dia tidak padat, pipi wajahnya penuh dengan kolagen, lumayan juga jika dipegang, apakah Sebastian sakit mental itu memilihnya karena alasan ini?
Bình luận facebook