Viet Writer
Và Mai Có Nắng
-
Bab 1027
Bab 1027 Mimpi Indah
Dengan cepat, Jane menyangkal kemungkinan ini lagi, selain hari itu disentuhnya saat dipaksa, sebelumnya juga tidak pernah menyentuhnya, kenapa bisa tahu rasanya bagus atau tidak.
Mengurangi lagi sebuah kemungkinan, Jane makin pusing, dia tidak bisa tidak menghela nafas, biasanya tidak merasa kepintarannya sedikit saat biasanya tidak digunakan, sekarang saat diperlukan malah kesal karena sedikit.
Jika dari awal tahu bisa ada hari ini yang tidak ada bantuan, dia pasti akan meningkatkan kepintarannya dengan baik, maka tidak akan tidak bisa keluar dari jalan buntu seperti sekarang.
“Sebenarnya karena alasan apa? Alasan apa? Ya Tuhan, mohon kamu beritahukan padaku.” Jane memeluk selimut diatas ranjang berputar lagi dan lagi, tiba-tiba muncul sebuah pemikiran didalam otaknya.
Dia bisa bertemu dengan Sebastian, karena lelang pasar gelap dulu itu, lelang pasar gelap ada hubungannya dengan Troy, Troy juga setiap hari berpikir ingin menelan perusahaan Seribu Air.
Maka, apakah bisa dimengerti, Sebastian memilih dia, karena dia juga punya pemikiran terhadap perusahaan Seribu Air?
Sangat mungkin sekali!
Selain pemikiran ini, Jane juga tidak terpikirkan ada alasan kedua lagi, ini juga adalah penjelasan yang paling masuk akal.
Tapi, ada sedikit pertanyaan kecil, marga Qin dari dulu adalah keluarga tingkat pertama di kota Min Luo, kenapa dia bisa melihat perusahaan Seribu Air yang kecil?
Apakah???? Apakah di perusahaan Seribu Air ada sesuatu yang tidak dimiliki mereka dan pasti harus didapatkan?
Pasti ada!
Pasti ada!
Jane menggigit bibirnya, dia harus menggali rahasia ini keluar, tidak adapt membiarkan Sebastian orang yang tidak manusiawi ini mencurangi dia.
Permasalahannya sudah jelas, langit ini juga hampir terang, semalaman tidak tidur, badan Jane sekali rileks, mengantuk seperti kelopak mata atas dan bawah yang berkelahi.
Dia menarik selimut keatas, menutup kepalanya, bersiap-siap tidur lelap, tidur sampai bisa melupakan hal penat yang mengelilinginya dan membuatnya tidak bisa bernafas ini.
Memilih untuk tidur adalah hal yang paling baik, tidak hanya dapat melupakan hal penat yang mengelilinginya, masih dapat menemui orang yang ingin ditemui namun tidak bisa ditemui.
Dia sama seperti dulu, seluruh badannya masih memakai pakaian santai yang sederhana, kaos putih dan celana santai putih, kelihatannya bersih dan terang.
Dia berdiri dipintu sekolah, didalam kumpulan orang yang berjalan kesana kemari, Jane masih dapat mengenali dia dengan sekali pandang, tentu saja dia juga melihatnya, pandangan mata kedua orang bertemu di udara, tertawa dengan bersamaan.
Jane mengedipkan mata terhadapnya, berlari beberapa langkah sampai ke sisinya: “Teman sekolah Farhan, kamu berdiri disini menunggu gadis cantik yang mana?d
“Mendengar ucapan ejekannya, Farhan tertawa dengan lembut: “Aku sedang menunggu????” Melihat mata kecilnya yang berharap, dia sengaja menahan, “Menunggu pacarku.”
Jane bertanya: “Siapa pacarmu? Tampangnya bagaimana? Bagaimana jika dibandingkan denganku?”
Tawa diatas wajahnya makin lembut: “Pacarku tentu saja cantik. Didalam hatiku, dia cantik tak tertandingi.”
Mendengar jawabannya, Jane tertawa ibaat sekuntum bunga yang mekar: “Teman sekolah Farhan, aku akan membantu mengantar ucapanmu kepada pacarmu.”
Dia tertawa menemaninya ribut: “Masih minta kamu membantuku bertanya padanya, aku ingin mengajaknya pergi makan malam bersama, apakah dia setuju atau tidak?”
Dia merangkul lengannya: “Masalah ini aku menggantikan pacarmu menjawabmu. Dia sangat bersedia pergi makan malam bersamamu.”
Dia tertawa sampai bulu alisnya terbang: “Apakah teman sekolah Ji mau menggantikan pacarku pergi makan malam bersamaku kah?”
Jane menjawab dengan gembira: “Kalau abang senior mau, aku merasa tersanjung.”
“Aduh duh???? Menurutku ya bang, kalian pacaran baik-baik, apakah baik menyalahgunakan anjing mewah ini?” raja dan monyet dua orang tidak tahu kapan muncul disamping, dua orang tidak puas ribut berbicara.
“Raja, monyet, kalian berdua kulitnya sudah gatal ya?” Jane memegang kepalan tangannya, “Kalau masih tidak pergi, minta dipukul ya?”
Raja dan monyet melompat mundur dengan bersamaan: “Senior, kamu pasti harus mengelap bersih matamu lihat jelas orang didepan matamu itu seperti apa. Jangan sampai menggendong seekor harimau betina pulang kerumah.”
Jane menaikkan kepalan tangannya: “Dua anak nakal, kalian sungguh mencari mati!”
“Kak, perhatikan image, didepan abang senior harus ingat lemah lembut, mau lemah lembut. Lelaki itu suka wanita yang lemah lembut.” Raja dan monyet sekuat tenaga berlari menghindar, masih tidak lupa memberi trik kepada kakak senior mereka yang imut.”
Seorang anak gadis biasanya jika sifatnya terlalu kuat pun, tapi didepan lelaki yang disukainya, tanpa sadar akan menjadi lemah lembut, akan menyembunyikan kekurangan-kekurangan kecil, berharap yang dia lihat adalah kelebihan diri sendiri.
Jane juga sama, juga bisa khawatir Farhan bisa karena dia hampir tidak ada gaya wanita lalu kesal padanya: “Abang Feng, kamu bisakah sama dengan mereka merasa aku terlalu galak?”
Farhan tidak menjawab pertanyaannya: “Xiao Rou, keluarkan tanganmu.”
Jane malah keras kepala mau mendapatkan jawaban yang memuaskan, kalau tidak hati itu yang telah melompat akan tidak aman: “Abang Feng, kamu jawablah pertanyaanku lebih dulu.”
Farhan masih tidak menjawab pertanyaan Jane, juga keras kepala ingin dia menjulurkan tangannya keluar: “Patuhlah, julurkan tangan keluar padaku.”
Jane menyembunyikan tangannya dibelakang badannya: “Hm hm, abang Feng, kamu tidak menjawab pertanyaanku, aku tidak akan memberikan tanganku padamu. Lihat kamu bisa bagaimana?”
Farhan tidak berdaya tertawa, menjulurkan tangannya menunjuk-nunjuk keningnya yang bercahaya, suara yang awalnya sudah lembut makin melembut lagi: “Patuh, dengarlah perkataanku!”
Jane memonyongkan mulutnya: “Abang Feng, kamu melanggar peraturan!”
Saat dia tidak mendengarkannya, dia selalu menggunakan kelembutan yang dapat meneteskan air berbicara dengannya. Sekali mendengarkan suaranya, tulangnya menjadi garing, bagaimana dia bisa menolak dia, hanya bisa menjulurkan tangannya dengan patuh.
Farhan memegang tangan yang dikeluarkannya, dengan erat membungkusnya didalam telapak tangannya: “Tidak perduli tampangmu bagaimana, aku tetap menyukaimu. Xiao Rou, jadilah dirimu yang baik, tidak usah perduli bagaimana orang lain berkata apa.”
Terlebih lagi, didalam hatinya, dia berbeda dengan orang pada umumnya, bukan kasar, dan juga tidak lemah lembut, dan juga ada label imut.
Seorang sifat yang periang, berani berbuat berani menanggung, juga tumbuh menjadi gadis yang cantik, adalah harta yang tidak tidak didapatkan oleh banyak orang beberapa kehidupan.
Dia membeli sebuah brankas menyembunyikan dia kedalam, disembunyikan di tempat yang tidak terlihat oleh orang lain, dia bagaimana bisa tidak suka dia tidak cukup lemah lembut.
Tapi ucapan ini, tidak keluar dari mulut Farhan.
Kepercayaan diri gadis kecil Jane ini sudah meledak, kalau dia membanggakan diri lagi, maka ekornya akan mengarah ke atas langit, saat itu dia harus khawatir apakah bisa dibuangnya.
Mendengar ucapan Farhan, Jane tegang sampai tidak lagi memperdulikan ini sedang ada dipintu sekolah, tidak memperdulikan banyak orang yang begitu banyak berlalu lalang, menghempaskan diri kedalam pelukannya: “Abang Feng, aku sama sekali tidak perduli orang lain bagaimana orang lain membicarakan aku, namun aku perduli bagaimana kamu melihatku, karena kamu bukan orang lain.”
Dengan cepat, Jane menyangkal kemungkinan ini lagi, selain hari itu disentuhnya saat dipaksa, sebelumnya juga tidak pernah menyentuhnya, kenapa bisa tahu rasanya bagus atau tidak.
Mengurangi lagi sebuah kemungkinan, Jane makin pusing, dia tidak bisa tidak menghela nafas, biasanya tidak merasa kepintarannya sedikit saat biasanya tidak digunakan, sekarang saat diperlukan malah kesal karena sedikit.
Jika dari awal tahu bisa ada hari ini yang tidak ada bantuan, dia pasti akan meningkatkan kepintarannya dengan baik, maka tidak akan tidak bisa keluar dari jalan buntu seperti sekarang.
“Sebenarnya karena alasan apa? Alasan apa? Ya Tuhan, mohon kamu beritahukan padaku.” Jane memeluk selimut diatas ranjang berputar lagi dan lagi, tiba-tiba muncul sebuah pemikiran didalam otaknya.
Dia bisa bertemu dengan Sebastian, karena lelang pasar gelap dulu itu, lelang pasar gelap ada hubungannya dengan Troy, Troy juga setiap hari berpikir ingin menelan perusahaan Seribu Air.
Maka, apakah bisa dimengerti, Sebastian memilih dia, karena dia juga punya pemikiran terhadap perusahaan Seribu Air?
Sangat mungkin sekali!
Selain pemikiran ini, Jane juga tidak terpikirkan ada alasan kedua lagi, ini juga adalah penjelasan yang paling masuk akal.
Tapi, ada sedikit pertanyaan kecil, marga Qin dari dulu adalah keluarga tingkat pertama di kota Min Luo, kenapa dia bisa melihat perusahaan Seribu Air yang kecil?
Apakah???? Apakah di perusahaan Seribu Air ada sesuatu yang tidak dimiliki mereka dan pasti harus didapatkan?
Pasti ada!
Pasti ada!
Jane menggigit bibirnya, dia harus menggali rahasia ini keluar, tidak adapt membiarkan Sebastian orang yang tidak manusiawi ini mencurangi dia.
Permasalahannya sudah jelas, langit ini juga hampir terang, semalaman tidak tidur, badan Jane sekali rileks, mengantuk seperti kelopak mata atas dan bawah yang berkelahi.
Dia menarik selimut keatas, menutup kepalanya, bersiap-siap tidur lelap, tidur sampai bisa melupakan hal penat yang mengelilinginya dan membuatnya tidak bisa bernafas ini.
Memilih untuk tidur adalah hal yang paling baik, tidak hanya dapat melupakan hal penat yang mengelilinginya, masih dapat menemui orang yang ingin ditemui namun tidak bisa ditemui.
Dia sama seperti dulu, seluruh badannya masih memakai pakaian santai yang sederhana, kaos putih dan celana santai putih, kelihatannya bersih dan terang.
Dia berdiri dipintu sekolah, didalam kumpulan orang yang berjalan kesana kemari, Jane masih dapat mengenali dia dengan sekali pandang, tentu saja dia juga melihatnya, pandangan mata kedua orang bertemu di udara, tertawa dengan bersamaan.
Jane mengedipkan mata terhadapnya, berlari beberapa langkah sampai ke sisinya: “Teman sekolah Farhan, kamu berdiri disini menunggu gadis cantik yang mana?d
“Mendengar ucapan ejekannya, Farhan tertawa dengan lembut: “Aku sedang menunggu????” Melihat mata kecilnya yang berharap, dia sengaja menahan, “Menunggu pacarku.”
Jane bertanya: “Siapa pacarmu? Tampangnya bagaimana? Bagaimana jika dibandingkan denganku?”
Tawa diatas wajahnya makin lembut: “Pacarku tentu saja cantik. Didalam hatiku, dia cantik tak tertandingi.”
Mendengar jawabannya, Jane tertawa ibaat sekuntum bunga yang mekar: “Teman sekolah Farhan, aku akan membantu mengantar ucapanmu kepada pacarmu.”
Dia tertawa menemaninya ribut: “Masih minta kamu membantuku bertanya padanya, aku ingin mengajaknya pergi makan malam bersama, apakah dia setuju atau tidak?”
Dia merangkul lengannya: “Masalah ini aku menggantikan pacarmu menjawabmu. Dia sangat bersedia pergi makan malam bersamamu.”
Dia tertawa sampai bulu alisnya terbang: “Apakah teman sekolah Ji mau menggantikan pacarku pergi makan malam bersamaku kah?”
Jane menjawab dengan gembira: “Kalau abang senior mau, aku merasa tersanjung.”
“Aduh duh???? Menurutku ya bang, kalian pacaran baik-baik, apakah baik menyalahgunakan anjing mewah ini?” raja dan monyet dua orang tidak tahu kapan muncul disamping, dua orang tidak puas ribut berbicara.
“Raja, monyet, kalian berdua kulitnya sudah gatal ya?” Jane memegang kepalan tangannya, “Kalau masih tidak pergi, minta dipukul ya?”
Raja dan monyet melompat mundur dengan bersamaan: “Senior, kamu pasti harus mengelap bersih matamu lihat jelas orang didepan matamu itu seperti apa. Jangan sampai menggendong seekor harimau betina pulang kerumah.”
Jane menaikkan kepalan tangannya: “Dua anak nakal, kalian sungguh mencari mati!”
“Kak, perhatikan image, didepan abang senior harus ingat lemah lembut, mau lemah lembut. Lelaki itu suka wanita yang lemah lembut.” Raja dan monyet sekuat tenaga berlari menghindar, masih tidak lupa memberi trik kepada kakak senior mereka yang imut.”
Seorang anak gadis biasanya jika sifatnya terlalu kuat pun, tapi didepan lelaki yang disukainya, tanpa sadar akan menjadi lemah lembut, akan menyembunyikan kekurangan-kekurangan kecil, berharap yang dia lihat adalah kelebihan diri sendiri.
Jane juga sama, juga bisa khawatir Farhan bisa karena dia hampir tidak ada gaya wanita lalu kesal padanya: “Abang Feng, kamu bisakah sama dengan mereka merasa aku terlalu galak?”
Farhan tidak menjawab pertanyaannya: “Xiao Rou, keluarkan tanganmu.”
Jane malah keras kepala mau mendapatkan jawaban yang memuaskan, kalau tidak hati itu yang telah melompat akan tidak aman: “Abang Feng, kamu jawablah pertanyaanku lebih dulu.”
Farhan masih tidak menjawab pertanyaan Jane, juga keras kepala ingin dia menjulurkan tangannya keluar: “Patuhlah, julurkan tangan keluar padaku.”
Jane menyembunyikan tangannya dibelakang badannya: “Hm hm, abang Feng, kamu tidak menjawab pertanyaanku, aku tidak akan memberikan tanganku padamu. Lihat kamu bisa bagaimana?”
Farhan tidak berdaya tertawa, menjulurkan tangannya menunjuk-nunjuk keningnya yang bercahaya, suara yang awalnya sudah lembut makin melembut lagi: “Patuh, dengarlah perkataanku!”
Jane memonyongkan mulutnya: “Abang Feng, kamu melanggar peraturan!”
Saat dia tidak mendengarkannya, dia selalu menggunakan kelembutan yang dapat meneteskan air berbicara dengannya. Sekali mendengarkan suaranya, tulangnya menjadi garing, bagaimana dia bisa menolak dia, hanya bisa menjulurkan tangannya dengan patuh.
Farhan memegang tangan yang dikeluarkannya, dengan erat membungkusnya didalam telapak tangannya: “Tidak perduli tampangmu bagaimana, aku tetap menyukaimu. Xiao Rou, jadilah dirimu yang baik, tidak usah perduli bagaimana orang lain berkata apa.”
Terlebih lagi, didalam hatinya, dia berbeda dengan orang pada umumnya, bukan kasar, dan juga tidak lemah lembut, dan juga ada label imut.
Seorang sifat yang periang, berani berbuat berani menanggung, juga tumbuh menjadi gadis yang cantik, adalah harta yang tidak tidak didapatkan oleh banyak orang beberapa kehidupan.
Dia membeli sebuah brankas menyembunyikan dia kedalam, disembunyikan di tempat yang tidak terlihat oleh orang lain, dia bagaimana bisa tidak suka dia tidak cukup lemah lembut.
Tapi ucapan ini, tidak keluar dari mulut Farhan.
Kepercayaan diri gadis kecil Jane ini sudah meledak, kalau dia membanggakan diri lagi, maka ekornya akan mengarah ke atas langit, saat itu dia harus khawatir apakah bisa dibuangnya.
Mendengar ucapan Farhan, Jane tegang sampai tidak lagi memperdulikan ini sedang ada dipintu sekolah, tidak memperdulikan banyak orang yang begitu banyak berlalu lalang, menghempaskan diri kedalam pelukannya: “Abang Feng, aku sama sekali tidak perduli orang lain bagaimana orang lain membicarakan aku, namun aku perduli bagaimana kamu melihatku, karena kamu bukan orang lain.”
Bình luận facebook